Apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih acid toner?

Sesuai namanya, Acid toner adalah toner yang mengandung asam seperti AHA (alpha hydroxy acid), BHA (beta hydroxy acid), atau PHA (Poly Hydroxy Acids). Kandungan asam pada toner ini dapat membantu mengangkat se-sel kulit mati atau eksfoliasi sehingga dapat membuat kulit tampak halus, cerah dan segar. Namun, tentunya kita harus memperhatikan beberapa hal saat memilih acid toner.

  1. Mengandung Acid!
    Namanya juga Acid Toner, yang pasti harus mengandung salah satu Acid dong. Antara lain yaitu AHA (Glycolic Acid, Lactic Acid, Malic Acid, Citric Acid dan Mandelic Acid), BHA (Salicylic Acid dan Betaine Salicylate) dan PHA (Gluconolactone dan Lactobionic Acid). It basically means you need the word ‘acid’ at the end. Banyak yang bertanya juga kepada saya apakah natural exfoliating ingredients atau natural astringent masuk ke dalam kategori kandung acid tersebut? The jury is still out on this issue. Beberapa perusahaan kosmetik yang menggunakan kandungan eksfoliasi natural dan juga enzim untuk tujuan tersebut mengiklankan bahwa kandungan tersebut lebih aman dan less invasive. Sedangkan, banyak yang percaya bahwa acid lebih efektif. Kalau saya, sih, sekarang ini lebih memilih kandungan acid. While for the natural astringent is a big no no in my dictionary, we need acid not astringent!

  2. Pilih Acid yang mana?
    Mengacu pada referensi Caroline Hiron dan juga pengalaman pribadi saya, memang saya merasa untuk kulit kering saya paling cocok memakai Lactic Acid.
    Sedangkan untuk mereka yang memiliki masalah komedo, kulit berminyak bisa menggunakan Salicylic Acid karena kandungan ini oil soluble yang artinya bisa “tembus” sampai ke dalam pori-pori dan membersihkannya dari komedo dan minyak. Tapi, anehnya walaupun kesannya Salicylic Acid atau BHA pada umumnya lebih cocok untuk mereka dengan kulit berminyak saya merasa untuk mereka dengan kulit sensitif lebih cocok memakai BHA, it’s surprisingly mild! If it’s not, watch out for the alcohol and astringent ingredients.
    Glycolic Acid untuk resurfacing dan membantu produksi kolagen. Saya juga merasa, kalau sedang butuh eksfoliasi lebih, kandungan ini paling berhasil buat saya.
    PHA, jenis apa pun berguna untuk membantu penetrasi produk perawatan wajah lebih baik walaupun awalnya saya merasa hasilnya tidak terasa dan tidak ada perubahan berarti. It takes time. Selain itu, kandungan ini juga cocok untuk kulit sensitif dan kering.

  3. Berapa persen dan bagaimana membaca ingredient list?
    Untuk AHA diperlukan sekitar 5%-8% kandungan aktif sedangkan BHA sekitar 1-2% kandungan aktif. Banyak produk yang menyebutkan berapa persen kandungan aktif AHA/BHA yang mereka gunakan tapi ini bukanlah standar industri. Tapi general rule of thumb adalah, kalau kandungan tersebut masih dalam 3 pertama di ingredient list, then you’re safe. Yah, saya masih bisa toleransi kalau masih di big 5. Untuk BHA, karena kandungan 1% sudah cukup, kemungkinan kandungan tersebut banyak juga yang disebutkan agak di tengah – asal jangan paling akhir.

  4. pH level?
    Sayangnya aturannya tidak berenti sampai di situ, acid ini bekerja efektif pada pH tertentu. Kalau kurang atau melewati malah tidak efektif dan tidak bisa membantu pelepasan kulit mati. Jadinya malah cuman antioksidan biasa saja kalau terlalu tinggi karena ternetralisasi, sedangkan kalau terlalu rendah bisa menyebabkan iritasi. Serba salah banget, sih?
    Angka pH yang aman adalah di kisaran 3-4. Untuk mengeceknya saya biasanya baca-baca ulasan suatu produk dan juga saya punya pH strip di rumah untuk mengetesnya – I’m geeky that way.

  5. Tidak dosa punya lebih dari satu Acid Toner!
    Nah, kalau ini benar deh. Akan berguna untuk memiliki lebih dari satu acid toner. Memang kemungkinan iritasi besar dengan acid. Tapi kalau kita bisa menyesuaikan dengan keadaan kulit kita, akan banyak sekali manfaatnya. Biasanya saya berotasi di antara acid toner saya – untuk pagi saya menggunakan yang lebih mild yaitu yang mengandung PHA dan malam karena saya ingin eksfoliasi maksimal maka saya menggunakan AHA. Sedangkan kalau sedang PMS saya akan menggunakan BHA. Sounds complicate but it’s fun when you get started with it!

Sumber: