Apa saja yang menjadi komponen anamnesis asupan pangan?

Apa saja yang menjadi komponen anamnesis asupan pangan?

Ananmnesis tentang asupan makanan merupakan suatu tahapan penilaian status gizi yang paling sulit karena biasanya subjek tidak mampu mengingat dengan pasti jenis makanan yang telah dimakan. Selain itu prinsip gengsi dan belum adanya perhitungan komposisi makanan yang akurat menjadikan fase ini sulit.

Komponen anamnesis asupan pangan mencakup :

1. Ingatan pangan 24 jam

Mengingat kembali dan mencatat jumlah, serta jenis makanan dan minuman yang telah dikonsumsi dalam 24 jam. Metode ini merupakan metode yang mudah dan yang paling banyak digunakan. Proses mengingat ini biasanya dipandu oleh pewawancara terlatih.

2. Kuesioner frekuensi pangan (Food Frequency Questionnaire/FFQ)

Tujuan mengisi FFQ adalah melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui ingatan 24 jam. Data yang didapat dari metode ini merupakan data frekuensi, yakni berapa kali sehari, seminggu, atau sebulan orang menyantap makanan tertentu.

3. Riwayat pangan

Dengan cara ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap. Keterangan yang dapat dijaring adalah keadaan ekonomi, kegiatan fisik, latar belakang etnis dan budaya, pola makan dan kehidupan rumah tangga, nafsu makan, kesehatan gigi dan mulut, alergi makanan, makanan yang tidak disenangi, keadaan saluran pencernaan penyakit kronis, obat yang digunakan, perubahan berat badan, serta masalah pangan dan gizi.

Cara ini sebenarnya menerapkan ketiga komponen anamnesis asupan makanan, yaitu ingatan pangan 24 jam, FFQ, dan catatan pangan.

4. Catatan pangan ( Food Records)

Dengan cara ini, subjek diminta mencatat semua makan dan minuman yang telah dikonsumsi selama paling sedikit 3 hari dalam seminggu, yakni 2 hari biasa dan 1 hari libur. Catatan harus rinci, bagaimana cara makanan dipersiapkan dan dimasak, jumlah bahan mentahnya dan resep pembuatannya.

5. Pengamatan

Pengamatan langsung terhadap apa yang dimakan leh pasien memang merupakan cara paling tepat, meskipun dibutuhkan waktu yang lebih lam dan biaya lebih tinggi.

6. Konsumsi pangan keluarga.

Cara ini dilakukan dengan kunjungan keluarga secara berkala untuk mencatat jumlah dan jenis bahan makan yang dibeli dan mencatat lamanya bahan makanan tersebut habis. Bahan makanan yang sudah tidak ada dianggap telah dimakan. Cara ini sangat lazim digunakan dalam suatu survey, tidak cocok untuk tingkat individu.

Data yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan nilai yang tercantum dalam “daftar komposisi bahan pangan” dan “daftar komposisi makanan siap santap