Apa saja unsur-unsur yang ada dalam Isi Puisi?

image

Dalam penyusunannya, puisi memiliki struktur-struktur isi, yang secara sederhana terdiri sebagai berikut :

  1. Tema, yaitu inti persoalan yang disampaikan penyair dalam karyanya.
  2. Amanat, yaitu pesan yang hendak disampaikan oleh penyair melalui karyanya.
  3. Citraan, yaitu cara membentuk citra mental pribadi atau gambaran sesuatu (imaji).

Bagaiaman penjelasan detail terkait dengan unsur-unsur isi puisi tersebut ?

Unsur-unsur yang ada dalam isi puisi adalah sebagai berikut,

  • Tema (Theme)
    Tema adalah ide dasar dan pusat pembicaraan dalam sebuah puisi. Meskipun puisi mungkin membicarakan banyak hal, semua yang dibicarakan itu harus menuju inti pembicaraan. Gagasan yang melandasi keseluruhan sebuah karya sastra, termasuk puisi, itulah tema. Tema yang merupakan gagasan utama yang menjadi esensi sebuah karya sastra itu berperan penting dalam penciptaan dan penyusunan karya sastra.

    Dengan demikian, tema karya sastra termasuk dalam puisi merupakan unsur yang sangat penting dalam karya sastra. Tema menjadi dasar bagi penyair untuk mengekspresikan hasil kreasi atas refleksinya terhadap lingkungan kehidupannya dalam karyanya. Dapat dikatakan, tanpa ada tema, maka tidak akan ada karya sastra. Temalah yang menjadi pangkal tolak terciptanya sebuah karya sastra setelah sastrawan melakukan pengamatan terhadap lingkungan sosialnya, lalu melakukan kontemplasi, perenungan secara mendalam. Setelah itu, sastrawan kemudian melakukan refleksi dan mengekspresikan gagasannya ke dalam karya sastra. Gagasan itulah yang perlu dianalisis dan diungkapkan oleh pembaca sastra, di samping struktur atau unsur-unsur pembangun karya sastra.

  • Amanat (Intention)
    Amanat merupakan pesan moral atau ajaran yang dapat dipetik dari sebuah karya sastra, puisi misalnya. Tentu saja untuk dapat memetik atau mengambil ajaran atau pesan moral dalam sebuah karya sastra diperlukan interpretasi terhadap karya sastra. Agar dapat melakukan interpretasi terhadap karya sastra, pembaca memerlukan seperangkat pengetahuan, wawasan, dan pengalaman batin yang dapat dimiliki dengan banyak membaca buku di samping “membaca” realitas kehidupan di lingkungannya.

    Seperti pada genre karya sastra lainnya, pada umumnya amanat dalam karya puisi terutama yang literer bersifat implisit atau tersirat. Tugas pembacalah untuk mengeksplisitkan amanat yang tersembunyi dalam karya puisi tersebut dengan mengerahkan daya pemikiran dan kontemplasinya. Kumpulan dari amanat dalam puisi itulah yang kemudian sering membentuk tema.

  • Perasaan (Feeling)
    Dalam puisi terasa adanya perasaan tertentu yang timbul sebagai efek dari adanya pemanfaatan diksi, rima dan irama tertentu, citraan, dan majas tertentu. Perasaan gembira atau sedih, suka atau duka, gamang, bimbang, putus asa, dan sebagainya. Dapat pula dalam karya puisi terkandung perasaan protes, marah, jengkel, perlawanan, resistensi terhadap persoalan tertentu dalam realitas kehidupan. Namun, dalam puisi terkadang juga terdapat perasaan tenteram, tenang, dekat, dan bahagia karena peristiwa atau dekat dengan Tuhan, dan sebagainya. Tentu saja perasaan dalam karya puisi tersebut sangat bergantung pada suasana batin sang penyair ketika melahirkan karya puisinya. Suasana batin sang penyair pada umumnya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di lingkingan sosialnya, di samping pandangan hidup, falsafat kehidupan yang dianutnya, ideologi dan aliran politik, dan sebagainya.

  • Nada (Tone)
    Sebagai efek dari pemanfaatan media ekspresi tertentu dalam puisi seperti adanya rima dan irama, diksi, majas, atau citraan tertentu, timbullah nada dan suasana tertentu dalam puisi. Seperti dikemukakan pada uraian sebelumnya yakni butir perasaan (feeling), bahwa perasaan dalam karya puisi dipengaruhi oleh suasana batin sang pengarang. Selanjutnya, suasana dalam puisi dekat sekali atau berkaitan erat dengan nada dalam puisi. Dapat dikatakan bahwa perasaan atau suasana dalam puisi merupakan ruh yang menjiwai nada puisi. Artinya, perasaan dan suasana tertentu dalam puisi akan menimbulkan nada tertentu pula. Suasana bahagia dalam puisi akan melahirkan nada gembira. Sebaliknya perasaan atau suasana nestapa akan melahirkan nada sedih dalam karya puisi. Oleh karena itu, kedua unsur tersebut, nada dan suasana sering dipasangkan menjadi satu.