Apa saja tipe kekuasaan yang anda ketahui?

Kekuasaan

Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah karakteristik. Karakteristik tersebut mengelaborasi kekuasaan selaku alat yang digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga pengikut) gunakan dalam hubungan interpersonalnya

1. Coercive Power

Coersive Power merupakaan kekuasaan yang bertipe paksaan, lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberikan hukuman kepada orang lain. Menurut David Lawless, jika tipe kekuasaan yang Coercive ini terlalu banyak digunakan akan membawa kemungkinan bawahan melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan atau hukuman yang dirasakannya tidak adil, bahkan sangat mungkin bahwa bawahan atau karyawan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Reward Power

Tipe kekuasan Reward power ini memusatkan perhatin kepada kemampuan untuk memberikan ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan kepuasaan.

3. Referent Power

Tipe ini didasarkan pada satu hubungan “kesukaan” atau liking, dalam arti seseorang mendefenisikan orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya.

4. Expert Power

Expert power merupakan tipe kekuasaan yang berdasarkan pada keahlihan , memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuaaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlihan dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan.

5. Legitimate Power

Legitimate power atau kekuasan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power), ketika seseorng melalui suatu peretujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan menentukan prilaku orang lain dalam suatu organisasi.

Dari lima tipe kekuasaan di atas yang mana yang terbaik?

Scoot dan mitchell menawarkan satu jawaban. Harus diingat bahwa kekuasaan hampir selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan (insentif) atau paksaan (coersive) guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Cara-cara coersive dan insentif ini selalu lebih mahal , dibandingkan jika karyawan selalu spontan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah (Legitimate authority).

6. Information Power

Kekuasaan informasi berasal dari akses untuk mengendalikam informasi yang lebih. Orang dalam suatu organisasi memiliki data atau pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat yang lainnya tergantung pada mereka.

Studi dalam konformitas dan kepatuhan ini tidak hanya berbeda dalam susunannya, tetapi juga sifat kekuasaannya atau power, yaitu tekanan untuk menyesuaikan diri yang timbul dari power sebuah kelompok sosial, Sementara tekanan untuk patuh datang dari power seseorangyang berwenang. Power didefinisikan sebagai kekuatan dari pemberi pengaruh yang menyebabkan perubahan sikap dan perilaku seseorang.

Adapun tipe-tipe power yang didefinisikan oleh Betram raven dkk, yaitu:

  1. Reward power (kekuasaan imbalan)
    Pengaruh yang berdasarkan kepemilikan, yaitu kemampuan untuk memberi sesuatu yang diinginkan oleh orang lain atau mengambil sesuatu yang tidak disukai/diinginkan orang. Kelemahan power ini adalah membuat si pemberi pengaruh mengamati perilaku orang yangmenjadi sasaran pengaruh, untuk mengetahui kapan memberi imbalan atas kepatuhan yang diberikan sasaran.

  2. Coercive power (kekuasaan hukuman)
    Seseorang dikatakan mempunyai coercive power atas anda apabila ia mempengaruhi anda dengan cara mengancam akan mengambil sesuatu dari anda atau membuat anda menderita. Kelemahannya diperlukan pengawasan dari pemberi pengaruh terhadap perilaku sasaran atau menantang perintah. Masalah lain dari coercive power, yaitu tumbuhnya kebencian terhadap pemberi pengaruh dan menghilangkan semangat sasaran,orang yang bekerja sama dibawah ketakutan cenderung menaati tanpa adanya acceptance. Akan tetapi power ini akan hancur apabila tidak saling mengahormati dan tidak patuh dandapat memutuskan kendali yang dipegang oleh orang yang memberi pengaruh.

  3. Legitimate power (kekuasaan legitimasi)
    Sebagian orang dapat mempengaruhi kita karena adanya pengakuan dari kita bahwa mereka punya hak untuk melakukannya disebabkan wewenang, status atau kedudukan sosial yang mereka miliki. Ini merupakan pengaruh sosial berdasarkan kekuatan legitimasi. Contoh, seorang dosen punya legitimate power untuk menentukan tenggat waktu pengerjaan tugas untuk mahasiswanya. Legitimate power dibatasi oleh peran yang dimiliki seseorang. Dosentidak punya legitimate power untuk menjadikan mahasiswa sebagai suruhannya.

  4. Referent power (kekuasaan rujukan)
    Selain peran profesional, bentuk lain dari hubungan bisa mempunyai pengaruh sosial. Di bawah pengaruh referent power, seorang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang yang memberi pengaruh akan menurutinya. Referent power dapat saja dimiliki olehteman atau anggota keluaga kita, Sebagai pengaruh sosial yang tidak langsung terhadap kita.

  5. Expert power (kekuasaan ahli)
    Didasarkan atas keyakinan seseorang bahwa pemberi pengaruh mempunyai pengetahuanyang tinggi atau keahlian di suatu bidang tertentu yang berkaitan. Contoh ketika seorangdokter menyuruh pasiennya untuk menurunkan berat badan maka pasien tersebut akanmenerima saran ini.

Dampak kekuasaan


Power tidak hanya berdampak pada sasaran dari pengaruh sosial tetapi juga berpengaruh terhadap yang memberi pengaruh yang mempunyai power.

  • Dampak yang tidak mempunyai kekuasaan/tidak berdaya
    Seseorang yang secara teratur dipengaruhi untuk berperilaku seperti yang diinginkan hanya menghasilkan compliance. Misalnya, anda mungkin menghormati atau bersikap diam-diam anda tidak menyukai atasan tersebut. Ini mungkin solusi atas masalah dari power yang dibicarakan sebelumnya: anda memodifikasi perilaku untuk menipu pemberi pengaruh, tanpa benar-benar mengubah sikap anda. Akan tetapi penelitian menyebutkan bahwa programketaatan perilaku waktu demi waktu, dapat menghasilkan acceptance. Misalnya setelah seharian menerima janji tersebut meskipun pada awalnya anda tidak memahami konsep janji atau ikrar tersebut.

  • Dampak terhadap yang mempunyai kekuasaan
    Power dapat meningkatkan untuk meningkatkan kesempatan dan menggunakan powernya untuk mengontrol dan merendahkan sasaran. Proses dan kecenderungan ini dapat menjadi suatu candu dan kebiasaan yang merusak.