Apa saja tipe dari Emulsi (Emulsion)?

Terdapat dua tipe emulsi, yakni emulsi jenis air dalam minyak (w/o atau a/m) dan jenis emulsi minyak dalam air (o/w atau m/a). Keduanya memiliki karakter yang berbeda. Mari kita bahas satu per satu

Tipe emulsi o/w atau m/a

Emulsi jenis ini, terdiri dari fase dalam berupa tetesan minyak yang terdispersi dan fase luar berupa air. Untuk membuat emulsi jenis ini, maka pemilihan emulgator dengan nilai HLB hidrofilik sangat penting untuk dipertimbangkan. Untuk membuat emulsi jenis o/w pilihlah emulgator dengan rentang nilai HLB 8-18.

Contoh emulgator yang memiliki nilai HLB dalam rentang ini adalah gelatin, Gom, Tween, dan tragakan. (Ansel,2005). Jika jenis emulsi ini diuji dengan daya hantar laistrik, maka akan memberikan nilai pada multitester, sebab fase luarnya terdiri dari air. Dimana, air memiliki kemampuan dalam menghantarkan listrik.

Emulsi jenis ini banyak diaplikasikan dalam pembuatan sediaan parentral, oral, dan topikal seperti lotion, krim, salep, dan gel. Jenis emulsi o/w mudah dicuci dan tidak terasa lengket saat digunakan di kulit sehingga memberikan kesan ringan. Fenomena ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan sediaan kosmetik.

Namun, karena sifatnya yang mudah tercuci, emulsi jenis ini tidak bertahan lama di kulit, sehingga jika diformulasikan untuk tujuan terapi, lama kontak sediaan dengan kulit relatif lebih singkat daripada emulsi w/o. Akibatnya, obat tidak lama berkontak dengan kulit dan efektivitasnya menjadi lebih kecil.

Tipe Emulsi w/o atau a/m

Jika pada emulsi tipe o/w fase terdispersinya adalah minyak, maka pada jenis emulsi w/o fase terdispersinya adalah air dan minyak sebagai fase kontinu. Pada dasarnya, jika air dicampurkan dengan minyak, maka akan terjadi pemisahan antara keduanya. Lalu bagaimana mungkin minyak dan air bisa berada dalam suatu campuran yang tampak homogen??? Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan hal ini. Yaitu teori tegangan-permukaan, oriented wedge theory, dan teori lapisan antarmuka. Teori2 ini akan saya bahas dalam tulisan lain.

Selanjutnya, air didispersikan menjadi tetesan2 kecil di dalam fase kontinu berupa minyak. Sehingga jadilah tetesan air dalam minyak. Untuk membuat emulsi tipe ini, maka pilihlah jenis emulgator yang bersifat lipofilik dengan nilai HLB 3-8. Contoh emulgator dengan nilai HLB dalam rentang ini adalah propilen glikol monostearat, etilan glikol distearat, dan sorbitan monooleat. Emulsi jenis ini bersifat lipofilik atau larut dalam lemak. Sehingga, tidak mudah tercuci.

Untuk preparat kosmetik, emulsi jenis ini jarang dipilih karena akan memberikan rasa “berat” bagi pemakainya. Namun untuk tujuan terapi, emulsi jenis ini lebih baik daripada jenis emulsi o/w. (Paye et al, 2001) Sebab, jika sediaan tidak mudah tercuci, artinya waktu kontak sediaan dengan kulit akan relatif lebih lama. Sehingga diharapkan waktu kontak obat juga akan lebih lama. Maka untuk terapi, hal ini akan lebih efektif.

Jika diuji dengan alat uji konduktivitas listrik, maka emulsi jenis ini tidak memberikan nilai pada multimeter sebab minyak -sebagai fase luar- bukanlah zat yang bersifat menghantarkan listrik.