Apa saja teori yang ada dalam teori fungsional dalam saluran komunikasi politik?

Teori fungsional mengamati berbagai jenis fungsi media bagi pembaca, pendengar, dan penonton. Teori inilah yang nantinya akan menyadarkan kita, bahwasanya media massa turut pula berperan dalam berbagai dampak politik, semisal mengubah pemberian suara, tingkat dukungan publik terhadap kebijakan, dan mampu menambah informasi yang dimiliki rakyat tentang politik

a. Teori Persuasi dan Informasi/Penyebaran
Teori ini mengungkap berbagai kemungkinan tentang keinginan orang yang menggunakan media massa untuk menambah khazanah pengetahuannya (informasi) dan atau mendapatkan bimbingan (opini). Dipandang dari fungsi ini, media massa mendifusikan informasi dan mempersuasi.
Dalam teori informasi, komunikasi massa terdiri atas serangkaian sistem yang menyampaikan informasi dengan cara bersambung dan berurutan (1) dari sebuah sumber, (2) melalui penyandi yang menerjemahkan unsur-unsur pesan ke dalam serangkaian tanda ke dalam implus elektronik, (3) melalui sebuah saluran, (4) melalui penyandi balik, dan (5) kepada penerima. Teori ini menetapkan informasi menurut kemampuannya mengurangi ketakpastian atau keteraturan situasi pada penerima.
Ada gagasan-gagasan lain yang penting dalam teori informasi, yakni: entropi adalah tingkat ketakpastian atau ketakteraturan dalam peristiwa; redudansi adalah kepastian relatif dalam situasi; gangguan adalah segala sesuatu yang mengganggu informasi.
b. Teori Permainan

Teori permainan seperti yang dirumuskan oleh psikolog William Stephenson, berargumentasi bahwa kita berkomunikasi hanyalah demi kesenangan yang kita peroleh dari tindakan itu sendiri. Permainan adalah kegiatan yang dilakukan orang untuk kesenangan, bukan untuk menyelesaikan sesuatu seperti bererja. Teori ini diturunkan dari gagasan kesenangan berkomunikasi, kegembiraan yang diperoleh orang dari mengobrol tanpa tujuan, atau kepuasan dalam membaca komik atau kolom tulisan Ann Landers. Berbeda dengan teori informasi yang dilukiskan Stephenson sebagai derita berkomunikasi, berkomunikasi agar lebih berpengetahuan, berpendidikan, untuk memecahkan masalah, dan lain sebagainya.
Lebih jauh lagi Stephenson menjelaskan, bahwasanya politik dari titik pandang publik dilihatnya sebagai permainan. Dengan mengeksploitasi sifat-sifat estetik komunikasi politik yang mirip dengan permainan, para pemimpin politik menggunakan saluran massa untuk membangkitkan gerakan rakyat dan diam-diam menerima keputusan pemerintah, yaitu penggunaan simbolisme politik sebagai penolong.
c. Teori Parasosial

Kelompok lain perumus teori berargumentasi bahwa komunikasi massa berfungsi memenuhi kebutuhan manusia akan interaksi sosial. Hal ini tercapai jika media massa memberi peluang bagi hubungan tatap muka tanpa terjadinya hubungan langsung. Secara khas para anggota khalayak radio, televisi, atau film berhubungan dengan tokoh di dalam media massa itu seakan-akan tokoh tersebut hadir di dalam lingkungan sosial mereka.
Banyak dari format ini yang digunakan oleh para komunikator politik untuk membangun jembatan parasosial yang menghubungkan pemimpin dan pengikutnya. Banyak usaha hubungan masyarakat dari kepentingan terorganisasi yang menempatkan juru bicara mereka dalam pertunjukan bicara yang popular dengan harapan mengidentifikasi pemimpin acara pertunjukkan dengan tujuan-tujuan seperti pelestarian lingkungan, reformasi penjara, boikot konsumen, penghentian pembangunan pembangkit tenaga nuklir, dan lain sebagainya.
d. Teori Guna dan Kepuasan

Pendekatan guna dan kepuasan dimulai dari anggapan bahwa anggota khalayak media adalah peserta aktif dan selektif dalam keseluruhan proses komunikasi. Mereka bukan hanya penerima pesan yang pasif, melainkan dengan bertujuan memasuki pengalaman komunikasi sebagai makhluk yang berarahkan tujuan. Media massa hanyalah suatu cara yang digunakan orang untuk mencapai pemuas kebutuhannya.