Apa saja tantangan bagi entrepreneur muda?

image

Kini menjadi entrepreneur muda merupakan impian sebagian besar millennial . Adanya berbagai macam platform dan dukungan teknologi, memudahkan mereka untuk memasarkan dan menjual apapun. Serunya menjadi entrepreneur bukan hanya bisa mewujudkan sebuah bisnis yang produktif, namun juga memberikan kesempatan membuka lapangan kerja baru. Justru di usia muda, para pemuda terdorong untuk membangun usaha dengan kreativitas yang dimiliki dan kemampuan fisik yang memadahi.

Namun pastinya ada tantangan tersendiri bagi entrepreneur muda yang beusaha merintis usahanya di usia yang masih belia dan jam terbang yang masih sedikit. Kira-kira apa saja tantangan bagi seorang entrepreneur muda ?

Menurut saya tantangan bagi entrepreneur muda adalah

  1. Harus siap kehilangan banyak waktu karena fokus terhadap pekerjaan
  2. Harus siap menerima resiko
  3. Harus Konsisten

Memulai sebuah usaha sebagai pemula memang memiliki tantangan tersendiri. Tapi hal itu tidaklah menyurutkan semangat entrepreneur muda untuk bisa sukses di jalur ini. Berikut beberapa tantangan yang akan dihadapi diantaranya :

  1. Kemampuan manajemen waktu
    Waktu sangat berharga karena kita tidak bisa memutarnya kembali. Oleh karena itu, sebisa mungkin harus dimaksimalkan dengan baik. Bagi entrepreneur muda yang baru merintis usaha, harus bisa memenej waktu lantaran pekerjaan ini tidak sama ketika bekerja pada orang lain yang mempunyai jam kerja tetap. Ada kalanya harus bekerja lebih banyak untuk bisa mengembangkan usaha, dan membagi waktu untuk diri sendiri & keluarga. Ketika keuntungan yang didapat sudah lumayan, baru bisa diinvestasikan ulang untuk usahanya seperti merekrut karyawan, menambah cabang, otomatisasi bisnis online, hingga investasi leher ke atas.

  2. Kemampuan mengelola diri
    Bagaimana seseorang bisa mengelola sebuah usaha kalau belum bisa mengelola dirinya sendiri? Mulai dari mindset yang tepat ketika memulai, mengelola emosi ketika usaha naik turun, keputusan untuk mengambil resiko, menghadapi ketakutan dan pendapat orang lain, tetap fokus terhadap visi dan misi, mengelola energi, dan bertahan dalam setiap keadaan.

  3. Kemampuan beradaptasi
    Dunia ini dipenuhi dengan ketidakpastian. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Misalnya tiba-tiba terjadi pandemi covid 19, maka yang mau beradaptasi akan bisa survive dalam usahanya. Dari yang tadinya berjualan masih secara offline, entrepreneur mulai memasarkan produknya secara online dengan belajar digital marketing. Melalui teknologi, entrepreneur bisa memadukannya dengan kreativitas yang dimiliki. Bahkan ada yang bisa meraup keuntungan besar karena jangkauannya lebih luas. Tentunya beradaptasi disini juga terus mau belajar untuk meningkatkan diri dan usahanya bukan semata karena ada musibah saja. Bagi entrepreneur muda untuk meminimalisir kegagalan bisa dengan mencari mentor yang sudah berhasil di bidang yang sesuai.

Tantangan di atas adalah beberapa yang mungkin akan dihadapi ketika merintis sebuah usaha. Mengenai keberhasilan untuk melewatinya tergantung setiap orang dalam meresponnya. Apakah terus mau berusaha belajar dan bangkit ketika menemui kegagalan atau sebaliknya.

Jika membahas tantangan bagi seorang entrepreneur muda, maka hal ini juga sempat saya alami. Dalam membangun small business yang saya rintis, ketekunan dan konsisten adalah dua hal yang menjadi tantangan terbesar bagi saya. Terkadang disaat memiliki banyak kesibukan dan tuntutan sebagai seorang mahasiswi, disaat itulah rasa malas dan cape sering kali muncul. Hal ini menjadi faktor penyebab yang mengakibatkan saya tidak konsisten dan terbesit untuk tidak melanjutkan bisnis yang saya tekuni. Namun saya memiliki alternatif solusi yang ampuh bagi diri saya, yakni dengan mencoba mengingat lagi apa tujuan awal saya memulai bisnis ini. Dengan memotivasi diri dan melihat balik akan proses yang telah membuat saya berada dititik ini, saya merasa kembali semangat untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis saya.

Setuju sekali dengan yushin, beberapa bulan lalu aku sempet ngalamin yang nama “ah gini gini aja, stop kali ya” dan itu hampir setiap hari karena memang situasi pandemi yang membuat kondisi itu terus dateng dan menghantui, balik lagi kenapa aku bisa laluin masa masa itu? Pertama, jujur karena tuntutan kebutuhan ya, kedua karena memang aku seneng ngelakuinnya so sebenernya gaada beban berat ketika jalanin bisnis ini, ketiga aku memiliki prinsip bahwa, jatuh bangun itu pasti ada dan gak ada jalan yang gaada batu nya meskipun itu kerikil kecil. So, yuk bangkit lagi dan capai segala cita cita kamu! Semoga kita semua sukses ya!

Ketika kamu baru pertama kali membangun bisnis, akan dipastikan kamu akan menjumpai segala macam hal tantangan seperti jatuh bangun, bahkan kegagalan dalam mengelola bisnismu. Namun jangan khawatir, karena kegagalan adaah bagian dari kesuksesan. Dari kegagalan kita bisa mendapat pelajaran dan belajar untuk tidak akan masuk ke lobang yang sama. Dari kegagalan kita bisa melakukan intropeksi dan evaluasi. Kemudian karena berbisnis di usia muda kita juga akan berhadapan dengan sifat idealis kita. Mungkin kita akan ngotot terhadap sesuatu yang mungkin tidak baik bagi bisnis kita, maka di samping idealis kita harus belajar menjadi realistis. Menjadi idealis itu penting, menjadi realistis juga penting. Tinggal bagaimana kita bisa menempatkan ke dua hal tersebut di tempat dan waktu yang tepat.

Tantangan bagi para entrepreneur mudah di saat ini yang signifikan adalah bersaing dengan para kompetitor yang ada. Hari ini segala sesuatu udah berkembang dengan pesat dengan adanya teknologi. Bahkan anak SMA pun sudah banyak yang memiliki bisnisnya masing-masing hanya dengan bemodal media sosial sebagai tempat promosi. Tentunya setiap orang memiiki strateginya asing-masing dalam memasarkan barang atau jasa yang dia jual. Tantangannya adalah bagaimana bisa mempertahankan produk yang kita jual tetap layak dan terjual habis ketika banyak sekali kompetitor. Kita harus memiiki keunikan dan kualitas produk yang menjual dan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Maka dari itu sebagai entrepreneur tidak hanya dituntut untuk menjadi orang yang pintar menjualkan saja, namun penting untuk pintar dalam menganalisis permintaan pasar dan perilaku target konsumennya

Melihat kondisi lapangan pekerjaan yang semakin terbatas karena adanya perkembangan teknologi yang semakin modern sehingga kebutuhan tenaga kerja semakin menurun. Hal ini membuat banyak kalangan generasi milenial yang bermimpi untuk menjadi seorang young entrepreneur agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, termasuk saya sendiri. Ditambah, hal tersebut juga didukung dengan semakin mudahnya dalam melakukan promosi melalui media sosial tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Namun, bukan berarti untuk menjadi seorang entrepreneur di usia muda adalah suatu hal yang mudah, justru ada banyak sekali tantangan yang perlu dihadapi.

Menurut Santosa (2014), tantangan paling berat yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengembangkan kewirausahaan yaitu bersumber dari keterbatasan keberlanjutan usaha, modal produksi, keahlian kerja, kualitas produk, jaminan pasar produk dan kemitraan yang minim.

Berdasarkan hasil laporan survei pendahuluan kegiatan Tracer Study Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2012, menunjukkan bahwa pengembangan kewirausahaan pada kalangan mahasiswa sebenarnya memiliki potensi tinggi karena saat ini telah terjadi pergeseran minat dan persepsi mahasiswa, yang pada awalnya berminat sebagai pencari kerja beralih menjadi mahasiswa pencipta kerja.

Untuk menghadapi berbagai tantang tersebut, maka mahasiswa dibekali kewirausahaan agar sarjana dapat menjadi individu yang mandiri sekaligus membuka peluang kerja bagi orang lain guna menurunkan tinggi jumlah pengangguran di Indonesia.

Summary

Santosa, Imam. 2014. Masalah dan Tantangan Pengembangan Kewirausahaan pada Kalangan Mahasiswa di Indonesia. 3(3): 203-207

Saya sangat kagum dengan orang-orang yang telah merintis usahanya sejak muda. Tentunya sangat banyak tantangan-tangan yang dilewati dalam menjalankan usahanya dan harus berani mengambil risiko dalam keputusan bisnis. Terlebih dalam kondisi pandemi sekarang ini banyak sekali usaha yang gulung tikar. Penguasaha harus memutar otak dan lebih kreatif memikirkan segala cara untuk beradaptasi dan membuka pikiran terhadap hal-hal baru, peka terhadap peluang baru, terus berinovasi, dll.

Beberapa tantangan bagi entrepreneur muda

  • Kehilangan Banyak Waktu
    Banyak yang bilang bahwa menjadi entrepreneur waktunya bebas, bisa sesuka hati kerjanya, memang itu tidak salah. Tetapi jika seorang entrepreneur yang baru merintis bisnisnya pasti akan membutuhkan banyak waktu untuk memikirkan bagaimana bisnisnya bisa berkembang dan sukses.
  • Stres dan Keraguan Diri
    Menjalankan bisnis dapat menjadi alasan untuk kecemasan, stres, dan keraguan diri. Tahun-tahun awal dapat ditandai dengan perjuangan intensif yang dapat membuat orang berkecil hati. Karena semakin banyak startup berkembang biak saat ini, ada konselor yang dapat membimbing pengusaha dalam pendekatan atau dalam hal keahlian bisnis dan ketajaman.
  • Dihantui rasa takut
    Saat baru memulai rasa takut sangat sering menghampiri, namun seiring berjalannya waktu rasa takut akan hilang dengan sendirinya. Bisa dibayangkan jika Steve Jobs dulu lebih memilih menyerah untuk menghadapi rasa takutnya, maka sampai sekarang ini tidak ada yang namanya perusahaan Microsoft.
  • Siap Terima Risiko
    Risiko menjadi entrepreneur pasti ada, risiko terbesarnya adalah gagal dan bangkrut. Bisa dibilang risiko ini menjadi makanan sehari-hari bagi entrepreneur, karena dalam dunia entrepreneur tidak bisa ditebak seperti dibohongi klien, uang diambil partner bisnis, barang hilang, dan lain sebagainya.
  • Mudah Merasa Jenuh
    Apalagi jika masih merintis bisnis dan belum mendapatkan keuntungan pasti akan mudah merasa jenuh karena melakukan aktivitas yang sama setiap harinya.
  • Kurangnya Modal
    Hampir setiap usaha baru membutuhkan modal awal yang besarnya mampu mencukupi operasional perusahaan selama berbulan-bulan bahkan di tahun pertamanya. Beberapa jenis bisnis membutuhkan lebih banyak uang daripada yang lain. Namun, kurangnya modal bagi beberapa pengusaha muda justru menjadi dorongan besar bagi bisnis mereka. Akibatnya mereka bisa menghasilkan keuntungan lebih cepat dan harus bergantung pada pembiayaan untuk waktu yang lebih singkat.
Sumber

7 Tantangan Menjadi Entrepreneur dalam Menghadapi Era Globalisasi
Mau Jadi Pengusaha di Usia Muda? Harus Bisa Lewati 5 Tantangan Ini, Ya!

Meskipun potensi imbalannya besar, memulai bisnis baru di usia berapa pun selalu sarat dengan risiko yang besar pula. Tapi bagi orang yang usianya lebih muda, tantangannya menjadi jauh berlipat ganda. Kurangnya pengalaman, sumber daya keuangan yang tidak memadai, dan kurangnya kepercayaan diri seluruhnya bisa berkontribusi dalam membuat pengusaha yang lebih muda jauh lebih tangguh.

Namun masalah dan tantangan yang dihadapi juga seringkali membuat pengusaha muda gagal mendapatkan nilai. Dan mereka yang berhasil adalah mereka yang menghadapi tantangan dengan tekad baja. Pengusaha muda yang berhasil melewati tantangan tahu bahwa sekutu terbesar mereka adalah kepercayaan diri untuk tahu bahwa mereka akan berhasil melewati setiap rintangan, dan mau belajar dari kesalahan.

Dalam membangun suatu bisnis tentu seseorang akan mendapat beberapa masalah. Membuat bisnis akan melalui beberapa proses. Mereka akan membutuhkan suatu ide, uang, waktu, tenaga, dan ilmu dalam menjalankan usaha. Saat usaha berdiri, mereka akan menghadapi ketidakpastian pendapatan dalam bisnis. Wirausahawan harus pandai mengatur keuangan agar tidak mengalami kerugian. Terlebih lagi jika ada keadaan darurat yang menimpa usaha mereka. Mereka harus siap jika suatu saat tertimpa masalah yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya.

Apabila memulai bisnis saat masih menjadi Mahasiswa, Mahasiswa mengatakan bahwa waktu kuliah terganggu dengan pilihannya membangun suatu usaha. Mereka kekurangan waktu untuk belajar karena membangun usaha membutuhkan waktu yang banyak. Mahasiswa wirausahawan lebih memilih menyampingkan kuliah dan memprioritaskan pembuatan usahanya. Mereka menjadi tidak terlalu fokus pada kuliah. Kegiatan belajar merekapun terganggu. Akibatnya beberapa mahasiswa mengalami penurunan nilai. Akan tetapi pengorbanan mereka tersebut terbayar dengan suksesnya usaha yang mereka buat.

1 Like