Apa saja tanda-tanda taubat yang diterima oleh Allah swt?

Taubatan nasuha

Taubatan nasuha yang sesungguhnya adalah taubatan yang diterima Allah. Lantas, Apa saja tanda-tanda taubat yang diterima oleh Allah swt?

Manusia tidak pernah lepas dari salah dan khilaf. Namun Islam adalah agama yang penuh pengampunan terhadap kesalahan dan khilaf yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk itulah adanya taubat yang diberikan sebagai bentuk kesempatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk umat manusia yang benar-benar menyadari kesalahan dan ingin memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih beriman dan bertakwa di jalan Allah.

Lalu bagaimana caranya kita mengetahui apakah taubat yang kita lakukan tersebut diterima atau tidak oleh Allah Ta’ala sedangkan mungkin dosa yang kita perbuat sangat besar dan terasa sangat sulit untuk diampuni?

Beberapa tanda-tanda bahwa taubat kita diterima oleh Allah swt antara lain :

1. Hati Lebih Tentram Dan Tenang

Di antara tanda-tanda taubat seseorang yang diterima oleh Allah Subhana Hua Ta’ala salah satunya adalah kondisi hati yang terasa lebih tentram dan tenang. Hal ini dikarenakan ia lebih banyak beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhana Hua Ta’ala sehinga hal tersebut sangat mempengaruhi keadaan jiwa seseorang. Seseorang yang selalu bermaksiat dan berlumur dosa, akan senantiasa merasa gelisah walaupun hidupnya bergelimang kenikmatan duniawi karena kenikmatan tersebut hanyalah fana yang tercipta dari bisikan-bisikan setan.

2. Lebih Suka Berkumpul Dengan Orang-Orang Sholeh / Sholehah

Kemudian tanda taubat seseorang diterima oleh Allah adalah mulai banyaknya teman-teman yang sholeh dan sholehah di sekitarnya, artinya ia sudah tidak lagi nyaman untuk berteman dengan teman-temannya yang dahulu saat ia melakukan banyak dosa dan maksiat.

Dengan jauhnya ia dari teman-teman yang banyak dosa dan maksiat, maka akan semakin jauh juga ia dari perbuatan terkutuk tersebut. Selain itu, dengan semakin sering dan semakin banyak ia berkumpul dengan orang-orang sholeh maka akan semakin dekat ia dengan Allah Subhana Hua Ta’ala karena sifat alami manusia salah satunya adalah mudah dipengaruhi oleh lingkungan atau teman – temannya.

Allah Berfirman:

Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku´, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS at-Taubah : 112)

3. Lebih Menyibukkan Diri Dengan Kewajiban Dan Ibadah Terhadap Allah SWT

Ketika taubat seseorang diterima oleh Allah maka Allah akan terus menggerakkan hatinya untuk selalu beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Ia akan meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat karena sudah lebih nyaman dengan kegiatan ibadah yang bisa mendekatkan ia dengan Tuhannya.

4. Lebih Banyak Bersyukur

Bersyukur adalah kunci utama dari kebahagiaan serta ketakwaan seseorang. Oleh karena itu semakin Allah menerima taubat yang dilakukan manusia maka akan semakin besar kesadaran diri akan kebesaran Allah dan akan semakin besar pula rasa syukur atas nikmat-nikmat yang senantiasa Allah berikan kepadanya.

Allah berfirman:

Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: “Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (Al-Baqarah : 243)

5. Akhlaknya lebih baik

Seseorang yang bertaubat pastinya bera berupaya untuk memperbaiki akhlaknya dan Allah akan senantiasa meringankan hati hamba-Nya yang bertakwa sehingga akhlaknya terus-menerus menjadi lebih baik di setiap waktunya.

Allah berfirman :

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Sad : 46)

6. Senang Bersedekah

Sedekah adalah amal wajib yang terkadang sangat sulit dilakukan oleh manusia karena sifat alami manusia yang selalu merasa kurang dan sayang untuk membagikan hal-hal yang ia miliki kepada orang lain walaupun ia sendiri menyadari bahwa apa yang ia miliki bukanlah milik dirinya sendiri akan tetapi juga sebagiannya adalah miliki orang lain yang membutuhkan.

Allah berfirman:

Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah : 271)

7. Menjaga Penampilan / Aurat

Bentuk taubat yang paling mudah terlihat secara kasat mata adalah dari penampilannya, baik dari hal aurat dan dari kesesuaian penampilan yang telah di atur oleh syariat Islam.

Allah akan senantiasa membimbing hati hamba-Nya yang benar-benar ikhlas dalam bertaubat sehingga semakin istiqomah dalam menjaga penampilan dan auratnya maka semakin besar pula kemungkinan bahwa taubatnya telah diterima oleh Allah SWT Karena untuk istiqomah menjaga penampilan sebagai seorang muslim yang taat tidaklah mudah.

Allah Berfirman:

Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab : 59)

8. Menjaga Sikap Dan Ucapannya

Sikap dan ucapan seseorang yang telah bertaubat tentu akan berbeda dengan seseorang yang belum menempuh taubat. Seseorang yang telah bertaubat akan senantiasa menjaga sikap dan ucapannya menjadi lebih santun dan lembut agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Berbeda dengan orang yang masih belum menempuh taubat, cara komunikasinya akan lebih kasar dan semaunya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Kemudian salah satu tanda diterimanya taubat seseorang adalah dengan Allah yang selalu membimbing ia agar senantiasa menjaga sikap dan ucapannya saat berkomunikasi dengan orang lain.

9. Masih Merasa Penuh Dosa Dan Terus Berupaya Memperbaiki Diri

Syarat utama untuk bertaubat adalah menyadari dan menyesali dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Kemudian setelah ia memperbaiki diri dan terus bertaubat ia tidak akan pernah merasa cukup akan ibadah yang telah ia lakukan seakan dosanya masih terus ada, entah itu adalah dosa yang telah lalu ataupun dosa yang baru dilakukan. Oleh karenanya ia akan terus berupaya meningkatkan keimanan diri untuk menebus dosa-dosa yang melekat dalam dirinya.

Sumber : http://tazkirah.rawangpost.com/2015/05/7-tanda-taubat-seseorang-diterima-allah.html

Taubat secara bahasa artinya kembali. Secara istilah artinya kembali kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Menyerah diri pada-Nya dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh. Yakni kesal, sedih, susah serta rasa tidak patut atas dosa-dosa yang pernah kita dilakukan sehingga menangis. Hati terasa pecah-pecah bila mengingati dosa-dosa yang dilakukan itu. Memohon agar Allah yang Maha Pengampun akan menerima tobat kita. Hati menyesal akan perbuatan dosa yang kita lakukan itu menjadikan anggota-anggota lahir (mata, telinga, kepala, kaki, tangan, kemaluan) tunduk dan patuh dengan syariat yang Allah telah tetapkan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan-perbuatan itu kembali.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam bukunya At-Taubah wal Inabah tobat yang sebenarnya memiliki beberapa tanda, diantarannya adalah sebagai berikut:

  1. Bergaul dengan orang-orang yang saleh dan menjauhkan diri dari teman-teman yang buruk.

  2. Menjadi lebih baik setelah tobat dibanding sebelumnya.

  3. Segera meninggalkan perbuatan dosannya dan melakukan ketaatan.

  4. Orang yang bertaubat selalu disertai rasa takut kepada Allah, dan tidak pernah merasa aman dari azab Allah sekejappun.

  5. Menjauhkan dunia dari hatinya dan mengarahkan diri ke akhirat.

  6. Hatinya terjaga dari kelalaian yaitu selalu mengingat Allah sambil disertai penyesalan dan rasa takut, dan ini sesuai dengan besarnya kesalahan.

Referensi :

Ibnu Qayum AL-Jauziyah, Tobat Kembali kepada Allah, (Jakarta: Gema Insani, 2006).