Apa Saja Tanda-Tanda Seorang Anak Menjadi Korban Bullying?

bullying

Korban bullying terkadang tidak punya keberanian untuk melaporkan kepada orang lain bahwa ia menjadi korban. Ketakutan dan acaman dari pihak lain membuatnya tidak punya pilihan. Selain diam dan menerima perlakuan yang tidak menyenangkan tersebut.

Lalu bagaimana kita sebagai orangtua bisa mengenali tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada anak ?

Secara umum, tanda-tanda Anak Korban Bullying adalah sebagai berikut :

1. Perilaku anak berubah

Apabila biasanya anak kita periang, tiba-tiba dalam beberapa hari mendadak pendiam, murung, selalu ingin sendiri. Atau sebaliknya yang biasanya pendiam mulai muncul keluhan, perubahan perilaku dan emosi.

Hal itu akibat stres yang ia hadapi karena mengalami perilaku bullying (anak sebagai korban). Maka kita perlu mendekati anak dan menunjukkan dukungan lebih agar persoalannya segera tertangani.

2. Orangtua mendapat Laporan dari orang lain

Orangtua yang aktif dalam kegiatan walimurid di sekolah, akan lebih mudah mendapatkan informasi. Baik itu dari sesama walimurid ataupun guru tentang kondisi anak maupun lingkungan sekolah.

Termasuk apabila terjadi tanda-tanda bullying akan segera terdeteksi sejak awal. Apabila kita mendapat Laporan dari guru, teman, atau pengasuh anak mengenai tindakan bullying yang terjadi.
Mengenal lebih dekat siapa saja teman anak juga akan memperkecil tindakan bullying di sekolah. Jadi anggaplah teman-teman anak juga seperti anak sendiri agar tercipta rasa kekeluargaan dalam lingkungan anak di sekolah. Sehingga jika ada peristiwa buruk yang menimpa anak kita di sekolah, kita akan lebih cepat tahu.

3. Sering bolos

Apabila anak menunjukkan perilaku enggan untuk pergi sekolah tanpa alasan yang jelas dalam beberapa hari. Maka perlu pendekatan agar ia terbuka untuk mengatakan sebenarnya apa yang ia rasakan.

Berikan perhatian lebih dan tunjukkan kalau anda akan memberikan perlindungan terbaik untuk apapun masalah yang menimpa anak anda.

4. Sering sakit secara tiba-tiba

Untuk anak yang sulit terbuka kepada orangtua akan masalah yang menimpanya, memang akan lebih menyulitkan.

Alasan tidak masuk karena sakit, sering dijadikan alasan kalau bullying terjadi di lingkungan sekolah. Mengeluh sakit akan lebih mudah dan tidak menimbulkan banyak konfrontasi dengan orangtua dan guru untuk lolos dari masuk sekolah.

5. Prestasi menurun

Apabila ketidaknyamanan di sekolah yang diakibatkan oleh bullying dalam jangka lama. Hal itu bisa menurunkan prestasi anak menjadi salah satu pertanda anak Anda sedang mengalami bullying.
Sebaiknya anda mulai jeli untuk lebih banyak mendengarkan apa isi hati anak. Jangan sampai ia merasa malu dan enggan menceritakan kesulitannya kepada orangtua.

6. Barang yang dimiliki hilang atau rusak

Bila setiap hari ada saja barang-barangnya yang hilang atau rusak. Perlu Anda tanyakan pada teman-teman atau guru pembimbingnya di kelas bagaimana perilaku anak kita di sekolah. Apakah memang anak kita yang teledor, ataukah ada teman yang jahil terhadap anak kita.
Kalau memang anak kita tidak jujur pada kita. Minta tolonglah guru agar lebih mengamatinya selama di sekolah.

7. Sering mimpi buruk

Mimpi buruk atau sulit untuk terlelap pertanda ia merasakan ketidaknyamanan. Peristiwa yang menyakitkan akan selalu diingat sebelum terselesaikan. Menjelang tidur bisa menjadi saat yang tepat untuk mengobrol dengan anak. Sehingga terungkaplah kenapa ia merasa tidak nyaman.

8. Tanda-tanda Anak Korban Bullying: Mudah marah

Apabila rasa amarah dan benci semakin mudah meluap dan meningkat apabila ia berada di rumah. Bisa jadi di lingkungan sekolah ia merasa tertekan dan tak berdaya oleh seseorang. Hal ini jangan kita sikapi dengan ikut-ikutan marah. Tahan diri anda dan lihat situasi. Lebih fokuslah pada apa yang sebenarnya melatarbelakangi perubahan pada anak kita.

9. Sulit memiliki teman

Mengenal teman baru dan menjalin persahabatan sangat sulit dilakukan. Hal itu terjadi jika anak kita pernah atau sedang mendapatkan perilaku tidak menyenangkan dari orang lain seperti bullying. Bila sebelumnya anak kita sangat supel tetapi tiba tiba menutup diri untuk mengenal teman baru. Maka perlu mendapat perhatian anda.

10. Memiliki Luka tubuh

Memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka sepulang sekolah menjadi pertanda bahwa ada yang tidak beres pada anak kita. Kalau sebelumnya tidak ada konfirmasi dari pihak sekolah atau orangtua, maka carilah informasi secepatnya dengan kepala dingin tentunya.

Korban bullying menurut Coloroso (2007) adalah pihak yang tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik atau mental ketika mendapatkan perlakuan agresif dan manipulatif secara berulang-ulang. Remaja dapat terlibat langsung dalam perilaku bullying sebagai pelaku maupun korban. Selanjutnya, Hall (dalam Yusuf, 2004) mengemukakan bahwa pengalaman sosial seperti bullying selama remaja dapat mengarahkannya untuk menginternalisasikan sifat-sifat yang diwariskan oleh generasi sebelumnya.

Ciri-ciri korban perilaku bullying (Astuti, 2008) adalah sebagai berikut:

  • Pemalu/pendiam/penyendiri
  • Bodoh
  • Mendadak menjadi penyendiri/pendiam
  • Sering tidak masuk sekolah oleh alasan tidak jelas
  • Berperilaku aneh atau tidak biasa (takut/marah tanpa sebab, mencoret-coret, dsb)

Bullying merupakan suatu perilaku negatif berulang yang bermaksud menyebabkan ketidaksenangan atau menyakitkan oleh orang lain, baik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak mampu melawannya (Olweus, 2006).

Menurut American Psychiatric Association (APA) (dalam Stein dkk., 2006), bullying adalah perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi, yaitu:

  • perilaku negatif yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan
  • perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu
  • adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat

Tanda-tanda bullying
Olweus (2006) merumuskan adanya tiga unsur dasar bullying, yaitu:

  • bersifat menyerang dan negatif,
  • dilakukan secara berulang kali, dan
  • adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pihak yang terlibat.

Coloroso (2003) juga mengatakan bahwa bullying akan selalu mengandung tiga
elemen, yaitu:

  • kekuatan yang tidak seimbang,
  • bertujuan untuk menyakiti,
  • adanya ancaman akan dilakukannya agresi.

Oleh sebab itu, seseorang dianggap menjadi korban bullying bila ia dihadapkan pada tindakan negatif seseorang atau lebih, yang dilakukan berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu. Selain itu, bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang diterimanya (Olweus, dalam Krahe, 2005).