Apa saja produk yang cocok untuk melawan cuaca panas

image

Penampilan yang on point tentunya didukung oleh berbagai hal. Salah satunya adalah faktor cuaca. Biasanya ketika sinar matahari begitu menyengat dan cuaca begitu panas, penampilan pun jadi terlihat lepek dan tidak segar. Tapi dengan tips dan penggunaan makeup yang tepat, kamu bisa tetap tampil oke.Apa saja produk yang cocok untuk melawan cuaca panas?

1 Like
  1. Sunblock dari Shiseido
    Produk yang paling diutamakan untuk dipakai saat musim panas adalah sunblock. Coba sunblock dari Shiseido, ‘Gentle Sun Protection Lotion SPF 30+’, sempurna menjaga kulit dari sinar matahari.

  2. Krim mata dari Lancome
    Jangan lupakan daerah sekitar mata. Kulit mata yang tipis dapat mempercepat keriput. Dan sinar matahari sangat berkontribusi pada keriput wajah dan mata. ‘Lancome UV Expert Yeux’ merupakan Krim mata yang tidak hanya melindungi dari sinar matahari, namun bisa juga sebagai pengoreksi warna kulit yang tidak merata pada daerah mata.

  3. Foundation dari MAC
    Gunakanlah ‘MAC Studio Sculpt SPF 15’ merupakan foundation yang sudah mengandung SPF. Foundation multifungsi ini cocok bagi Anda yang tidak menyukai rutinitas merias wajah yang berlapis-lapis.

  4. Bedak dari Bobbi Brown
    Saat musim panas, bedak yang paling cocok adalah bedak dengan formula ringan dan dapat menyerap keringat secara sempurna. ‘Sheer Finish Pressed Powder’ dari Bobbi Brown, dengan sempurna dapat menyerap minyak di wajah dengan partikel yang sangat halus.

  5. Lip Balm dari Kiehl’s
    Bibir pun perlu mendapatkan perlindungan SPF untuk mencegah efek buruk matahari. Coba pelembab bibir dari Kiehl’s, ‘Lip Balm #1’ dengan kandungan SPF 14 yang mencegah bibir kering akibat paparan sinar matahari.

  6. Blush-on dari L’Oreal
    Saat musim panas, tambahan blush-on untuk meronakan pipi sangat pas untuk menambah cahaya pada tulang pipi. ‘L’Oreal True Match Blush-On’ dapat memberikan efek rona alami, sehingga riasan tidak terlihat berlebihan.

Sumber:

Kulit secara anatomis merupakan batas antara tubuh dengan lingkungan yang mempunyai fungsi sebagai pelindung. Kulit merupakan bagian tubuh terluas yang meliputi 15% dari keseluruhan massa tubuh. Secara anatomis, kulit meliputi keseluruhan bagian tubuh sehingga rentan terkena penyakit seperti eksim, kusta bahkan kanker kulit. Salah satu penyebab terjadinya kanker kulit adalah paparan sinar ultraviolet.

Ketika seseorang melakukan aktivitas di luar ruangan saat matahari bersinar, terdapat kemungkinan adanya efek samping yang terjadi pada kulit. Sinar matahari mengandung radiasi ultra violet (UV) yang tidak dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh manusia. Sinar ultra violet matahari sebenarnya memiliki manfaat baik, salah satunya adalah dalam pembentukan kolekalsiferol (Vitamin D3). Kolekalsiferol berperan dalam metabolisme pembentukan tulang dan juga dalam pertahanan sistem imun tubuh (Prietl et al., 2013; Cefali et al., 2016).

Terapi berupa radiasi sinar UV dalam waktu yang cukup dan rutin seringkali digunakan untuk terapi penyakit tuberkulosis, psoriasis, dan vitiligo (Cefali et al., 2016)


Sumber: https://pintarmengatasi.blogspot.com/

Dibalik manfaat sinar matahari, radiasi yang berlebihan dapat mengakibatkan efek merugikan pada manusia. Krocker, dkk (2012) menyebutkan bahwa kulit yang terkena paparan sinar ultraviolet dari matahari secara terus menerus akan mengalami perubahan struktur dan komposisi serta akan menyebabkan timbulnya stress oksidatif pada kulit. Perubahan struktur berupa peningkatan melanin menyebabkan fotoproteksi natural yang lebih tinggi, disebabkan oleh absorpsi yang lebih besar dari foton UV. Peningkatan melanin tersebut meningkatkan risiko kelainan pigmen termasuk hipopigmentasi atau hiperpigmentasi sebagai hasil dari respons fisiologik dari trauma atau inflamasi (Patel, 2014).

Pada penjelasan tersebut dapat diketahui salah satu penyebebab wajah menghitam setelah berenang adalah terjadinya hiperpigmentasi pada kulit bagian wajah. Hiperpigmentasi sebenarnya merupakan salah satu sistem pertahanan dari kulit agar tidak terjadi masalah lebih berbahaya pada kulit seperti kanker (Davis, 2010). Menurut Desai dan Alex (2014) apabila warna gelap pada kulit dikarenakan hiperpigmentasi, langkah perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan ekstra kelembapan pada kulit hingga memicu pertumbuhan kulit yang baru.

Referensi
  1. Davis EC, Callender VD. Postinflammatory hyperpigmentation. J Clin Aesthet Dermatol 2010;3(7):20-31.
  2. Desai SR, Alexis A. Hyperpigmentation therapy: a review. J Clin Aesthet Dermatol 2014;7(8):13- 7.
  3. Patel AB. Postinflammatory hyperpigmentation: review of pathogenesis, prevention, and treatment. Pigment Int 2014;1(2):59-69.