Apa saja prinsip-prinsip perkembangan anak?

prinsip-prinsip perkembangan anak

Untuk mendidik anak, perlu memahami prinsip-prinsip perkembangan yang berlaku pada anak, karena dengan adanya prinsip-prinsip perkembangan ini, bisa diketahui apa sebenarnya hakekat dari anak.

Prinsip-prinsip perkembangan pada anak itu di antaranya ialah:

Prinsip kesatuan organis

Anak merupakan suatu kesatuan; perkembangan antara fungsi yang satu dengan yang lain saling berpengaruh. Tiap-tiap fungsi tadi hanya mempunyai arti apabila ditinjau dari keseluruhannya.

Contoh: perkembangan bahasa anak merupakan suatu kebulatan, artinya kita tidak boleh meninjau perkembangan bahasa saja, tetapi perkembangan sebelumnya juga harus diperhatikan (menguasai kata- kata, kalimat, dan sebagainya). Sesuai dengan prinsip ini, maka dalam pendidikan disarankan agar pelajaran-pelajaran yang diberikan ada hubungannya antara satu bagian dengan bagian lainnya. Sebagai konsekuensi dari prinsip ini, maka diperlukan adanya kurikulum pendidikan.

Prinsip tempo dan irama perkembangan

Menekankan bahwa tiap-tiap individu mempunyai tempo dan irama yang berbeda-beda di dalam perkembangannya; ada yang cepat dan ada yang lambat.

  • Tiap-tiap individu mengikuti pola perkembangan yang umum/relatif sama

    Meskipun individu mempunyai tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan potensinya, akan tetapi individu tersebut masih mengikuti garis perkembangan yang umum.

    Misal: A : berjalan 1 tahun sedangkan B : berjalan 1,5 tahun

    Mungkin A lebih sehat, tetapi B masih mengikuti pola perkembangan yang umum. Sebagai konsekuensi dari prinsip ini ialah adanya pendidikan klasikal. Jadi meskipun anak-anak mempunyai perbedaan, tetapi pada tingkat usia yang sama, mereka masih mengikuti pola perkembangan yang umum. Keuntungan dari konsekuensi prinsip tersebut;

  • Pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal.

    Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan dapat relatif lama.

    Contoh: di Taman kanak-kanak, anak siap masuk pada usia 4 – 5 tahun, di mana anak-anak membutuhkan alat-alat tertentu sesuai dengan perkembangannya. Dengan prinsip tersebut, maka alat-alat yang digunakan bisa relatif lama karena anak tidak boleh masuk TK pada usia 3 tahun.

Prinsip interaksi

Antara pembawaan dan lingkungan saling berpengaruh di dalam perkembangan anak. Misalnya, anak mempunyai bakat yang baik, tetapi karena hidup dalam lingkungan yang tidak menguntungkan, maka anak belum tentu bisa berkembang dengan baik.

Konsekuensi dari prinsip ini bagi pendidikan:

Pendidik harus memberikan lingkungan/variasi pendidikan seluas- luasnya pada anak. Di sini bakat anak bias berkembang karena adanya stimulus yang diberikan.

Contoh: Pendidikan SD belum ada pembagian seperti di SLTA, sedangkan di SLTA sudah dapat dilihat bakatnya, sehingga sudah diadakan pembagian. Misal STM, SMEA, atau di SMU ada jurusan IPA dan IPS. Jadi mula-mula diberi situasi yang luas agar anak dapat mengembangkan bakatnya.

Pengaruh pendidikan akan dibatasi oleh pembawaan anak. Orang tidak dapat memberikan pendidikan SLTA kepada individu yang IO nya di bawah 90.

Anak bukan manusia yang pasif, tetapi adalah manusia yang aktif. Dengan keaktifannya, anak bias menunjukkan kehendaknya, oleh karena itu kemauan anak harus dipupuk, tidak boleh mengekang anak dalam batas-batas yang normal.

Prinsip kematangan

Usaha belajar atau pendidikan yang diberikan oleh pendidik sangat tergantung pada kematangan anak, artinya di dalam mendidik anak, orang tidak dapat memaksakan meteri pendidikan yang melebihi batas tingkat kematangannya. Misal, anak berusia 7 bulan baru bias duduk, tidak dapat dipaksakan untuk belajar berjalan.

Setiap proses perkembangan terdapat hasrat untuk:

  • Mempertahankan diri
    Adanya keinginan untuk makan, minum, dan istirahat merupakan keinginan untuk mempertahankan apa yang sudah ada.

  • Mengembangkan diri
    Adanya keinginan untuk bergerak, bermain, mengadakan eksplorasi dan sebagainya merupakan hasrat untuk mengembangkan apa yang sudah ada.

  • Fungsi psikis tidak timbul secara berturut-turut, tetapi secara bersamaan.
    Contoh, menulis surat merupakan kegiatan yang melibatkan fungsi ingatan, fungsi pikiran, fungsi perasaan, fungsi gerak dan sebagainya secara bersamaan, hanya pada waktu-waktu tertentu, salah satu fungsi yang kelihatan menonjol, sehingga nampak secara berurutan.

  • Perkembangan mengikuti proses diferensiasi dan integrasi
    Dengan bertambahnya umur, perkembangan anak akan semakin maju pula, sehingga terjadi proses yang disebut diferensiasi dan integrasi.

    Contoh, bayi memiliki gerakan-gerakan yang tidak teratur. Dengan bertambahnya umur, gerakannya makin dapat dipisahkan (misalnya, tangan saja), dan gerakannya makin dapat dikoordinasikan (misalnya, koordinasi gerakan tangan dan kaki).

  • Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan suatu asuhan atau bimbingan yang dilakukan secara sadar.
    Hal ini disebabkan pertumbuhan dan perkembangan bukan hanya merupakan proses yang timbul dengan sendirinya, tetapi juga karena pengaruh dari luar. Oleh karena itu, untuk mencapai perkembangan yang normal, pengaruh ini harus diberikan secara sadar dan terencana.

    Apabila pengaruh itu tidak disadari, maka pertumbuhan dan perkembangan bias terjadi secara tidak normal. Dengan demikian orang harus sadar bahwa pendidikan yang diberikan adalah baik.

Sumber : Rita Eka Izzaty dkk, (2007), Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Yogyakarta