Apa saja pesawat antariksa yang dapat digunakan berulang kali ?

Pesawat antariksa

Sejak pesawat ulang-alik NASA dipensiunkan, kita kekurangan wahana antariksa yang bisa digunakan berkali-kali. Apa saja pesawat antariksa yang dapat digunakan berulang kali ?

Pesawat antariksa ialah teknologi yang mahal. Pesawat seperti itu membutuhkan berpuluh-puluh tahun untuk dirancang, diuji, dan dibangun. Lalu, setelah terpisah dari modul yang membawa para awak kembali ke bumi, mereka ‘dibuang’ ke antariksa pada misi pertama sekaligus terakhir mereka.

Bagaimana kalau kita membuat pesawat yang dapat kembali ke bumi untuk digunakan berkali-kali, menjalani misi demi misi? Konsep paling awal tentang pesawat antariksa yang mirip pesawat udara biasa, atau spaceplane, dimimpikan oleh ilmuwan Jerman Eugene Sänger pada 1933. Mimpi itu pindah ke Amerika berpuluh tahun kemudian.

Pada 1959 dan sepanjang 1960, badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Angkatan Udara AS (USAF), dengan bantuan hasil jerih payah Sänger, meluncurkan wahana eksperimen X-15. Wahana itu tidak lepas landas layaknya roket atau pesawat terbang, tapi dijatuhkan dari pesawat pengebom USAF, B-52. Setelah dijatuhkan, X-15 dapat menyalakan mesin roket mereka dan mencapai ketinggian yang dianggap angkatan udara sebagai antariksa, yakni di atas 80,4km.

Pesawat X-15 tidak sampai ke orbit sebab hanya eksperimen. Namun, sejak 1930, X-15 ialah teknologi yang paling mendekati spaceplane sampai pesawat alang-alik NASA diluncurkan pada 1981.

Diumumkan oleh Presiden Nixon satu dekade sebelumnya, pesawat ulang-alik akan mendarat layaknya pesawat terbang biasa, tapi lepas landas layaknya roket. Mimpi akan spaceplane yang senyaman pesawat komersial masih jauh dari kenyataan dan armada ulang-alik Nasa ‘dipensiunkan’ pada 2011.

Rancangan Uni Soviet yang sangat mirip, Buran, juga sempat diterbangkan dalam misi uji coba, namun tak pernah mencapai orbit dengan membawa awak.

Terpacu oleh ulang-alik NASA, pada 1980 Badan Antariksa Eropa (ESA) mulai merancang spaceplane mereka sendiri, Hermes.

Pesawat itu dirancang dengan berat 21 ton dan mampu mengangkut tiga astronot serta tiga ton kargo untuk mengorbit hingga ketinggian maksimum 800km.

Rancangan spaceplane terbaru ESA, Space Rider, tidak seambisius Hermes. Ia hanya akan mengangkut 800kg ke ketinggian 400km. Namun ini menunjukkan bahwa harapan akan spaceplane yang bisa dipakai ulang tidak berakhir seiring pensiunnya pesawat ulang-alik NASA.

Sumber :