Apa saja perilaku yang dibutuhkan dalam kepemimpinan?

image

Apa saja perilaku yang dibutuhkan dalam kepemimpinan?

Konseptualisasi mengenai perilaku kepemimpinan mungkin masih abu-abu, karena tema ini merupakan hal baru dalam topik kepemimpinan. Buku yang ditulis J.Kaloh mencoba memformulasikan konseptualisasi perilaku kepemimpinan sebagai pendekatan yang menekankan pada apa yang dilakukan secara nyata oleh seorang pemipin di dalam jabatannya. Peneliti perilaku kepemimpinan kata Kaloh, bertujuan untuk mengetahui kategori perilaku yang efektif dalam memimpin. Perilaku kepemimpinan yang efektif adalah tindakan nyata yang dilakukan pemimpin dalam pekrjaannya, sehingga kegiatan organiasasi berlangsung efektif.77

Berdasarkan konseptualisasi di atas, Kaloh mengidentifikasi sebelas jenis perilaku kepemimpinan, sebagai berikut.

1. Perilaku menyebarkan informasi ( informating ).

Penyebaran informasi merupakan sarana bagi organisasi untuk membina hubungan kerja organisasi baik secara internal maupun eksternal. Informasi sangat penting bagi organisasi, sehingga para ahli berpandangan bahwa perkembangan organisasi sangat ditentukan oleh jumlah maupun kualitas informasi yang diserap organisasi. Dalam hal itu, peran pemimpin menjadi menentukan dalam menyerap maupun menyebarkan informasi. Meskipun demikian tidak semua informasi harus disebarkan oleh pemimpin. Di antara beberapa informasi yang penting disebarkan pemimpin adalah; rencana kerja, permasalahan organisasi, promosi kebijakan/keputusan yang diambil, produk yang dihasilkan, termasuk kemajuan yang telah dicapai.

2. Perilaku konsultasi dan delegasi ( consulting and delegating )

Konseptualisasi perilaku konsultasi dan delegasi adalah perilaku atau tindakan pemimpin untuk membahas bersama pihak lain sebelum membuat keputusan, memberikan saran yang dapat mendorong kemajuan, member kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan secara mandiri, menampung ide dan saran dari bawahan sebelum mengambil keputusan, serta memberi kesempatan kepada bawahan untuk melaksanakan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas pokok.

3. Perilaku perencanaan dan pengorganisasian ( planning and organizing )

Perilaku perencanaan dan pengawasan adalah perilaku pemimpin dalam wujud merumuskan tujuan dan strategi untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, merumuskan bagaimana mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan, merumuskan bagaimana mengembangkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, dan bagaimana melakukan koordinasi yang baik dengan pihak lain.

4. Perilaku pemecahan masalah ( problem solving )

Perilaku pemecahan masalah adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, menganalisis masalah secara sistematis dan terus-menerus guna mengetahui penyebab dan menemukan pemecahannya, konsekuensi melaksanakan keputusan dan tugas dalam mengatasi masalah atau krisis yang dihadapi organisasi.

Perilaku pemimpin di atas dipandang penting karena kerap kali organisasi mendapatkan masalah dalam setiap pengambilan keputusan atau kebijakan. Keputusan organisasi memiliki dua dampak yakni positif dan negatif, demikian juga menguntungkan bagi kelompok orang tetapi merugikan kelompok yang lain. Maka seluruh kemungkinan dampak kebijakan organisasi harus diinformasikan. Dalam posisi yang demikian, pemimpin organisasi bertangnggung jawab dalam menetralisasikan permasalahan yang timbul sehingga tidak mengganggu jalannya tugas organisasi, baik melalui berbagai kebijakan maupun tindakan nyata.

5. Perilaku merumuskan peranan dan tujuan ( clarifying )

Perilaku merumuskan peran dan tujuan, yaitu perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin dalam wujud merumuskan tugas-tugas, menetapkan arah pekerjaan, memberi peringatan tentang tanggung jawab yang diemban sehubungan dengan jabatan, merumuskan tujuan yang akan dicapai, menentukan batas waktu penyelesaian tugas, dan mengarahkan bawahan dalam penyelenggaraan tugas- tugas organisasi.

Peranan dan tujuan oragnisasi termasuk tujuan masing-masing kegiatan organisai penting diketahui oleh setiap bagian pada organisasi bersangkutan. Dengan pemahaman tersebut, dapat dipastikan kejelasan arah suatu pekerjaan yang akan dilalui, tahapan-tahapan yang dilewati, dan sasaran akhir yang akan dicapai, termasuk indikator-indikator hasil. Untuk kelancaran semua itu, pemimpin organisasi memiliki kewajiban memberikan pengertian terhadap semua bawahan mengenai tugas pokok, tanggung jawab, dan hasil akhir yang diinginkan. Perilaku merumuskan peranan dan tujuan dari pemimpin akan membentuk persepsi bawahan terhadap tugas organisasi serta meningkatkan kapabilitas pemimpin terhadap pelaksanaan tugas organisasi.

6. Perilaku pemantauan ( monitoring )

Perilaku pemantauan adalah perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk memperoleh informasi tentang kegiatan kerja, melakukan pengecekan tentang kemajuan dan kualitas pekerjaan, evaluasi kinerja bawahan dan unit instansi di linkungan organisasi dan melakukan pengamatan untuk mengetahui berbagai peluang dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas dan program organisasi. Dengan pemantauan akan diketahui sampai seberapa jauh capaian tujuan organisasi, kendala yang dihadapi dan sumber daya yang digunakan. Hasil pemantauan menjadi input bagi pemimpin untuk merumuskan kebijakan berikutnya.

7. Perilaku motivasi

Perilaku motivasi, yaitu perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk mempengaruhi emosi bawahan dengan menggunakan nilai-nilai serta logika guna mendorong antusiasme atau semangat kerja pegawai, menumbuhkan komitmen terhadap tujuan dan dukungan. Tujuan pemberian motivasi adalah untuk mempengaruhi emosi karyawan dan menumbuhkan komitmen terhadap tugas dan tujuan serta mengembangkan kerja sama, yang diharapkan dapat meningkatkan semangat dan kegairahan bawahan dalam menjalankan tugasnya. Ada berbagai cara perilaku motivasi pemimpin, seperti memberi hadiah berupa sejumlah materi, memberi piagam, memberi pendidikan ke jenjang lebih tinggi, memberi promosi jabatan, sampai memberi sanjungan.

8. Perilaku pengakuan dan penghargaan

Perilaku pengakuan dan penghargaan, adalah perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk menyediakan hadiah, pengakuan dan penghargaan kepada bawahan yang kecakapannya baik, dan yang memberikan kontribusi bagi keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan organisasi.

Terdapat hubungan yang erat antara pengakuan dan penghargaan dengan motivasi. Pengakuan dan penghargaan diberikan dengan harapan agar melalui tindakan tersebut, tercipta semangat kerja pegawai yang tinggi. Dalam organisasi privat seperti bank, semangat kerja akan timbul apabila ada rangsangan yang dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan, sehingga pengakuan dan penghargaan yang diberikan terhadap karyawan yang berprestasi biasanya tidak dalam bentuk pujian, tetapi dalam bentuk materi dan peningkatan karir. Namun biasanya organisasi pemerintah dengan berbagai keterbatasan tidak bisa mengikuti pola organisasi privat. Dalam organisasi pemerintah, biasanya pengakuan dan penghargaan dalam bentuk pujian yang kadang-kadang disertai dengan pemberian piagam penghargaan dan hadiah lainnya.

9. Perilaku dukungan

Perilaku dukungan adalah perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin yang terungkap dalam bentuk sifat bersahabat, baik budi, suka membantu, selalu menunjukkan dukungan dan simpati kepada bawahan dan melakukan sesuatu untuk mendorong bawahan agar skill -nya meningkat dan karirnya berkembang.

Yang perlu dipahami oleh manager organisasi, adalah keberhasilan pencapaian tujuan organisasi antara lain dipengaruhi oleh adanya perilaku saling mendukung antara pimpinan terhadap bawahan, bawahan terhadap pimpinan, maupun bawahan dengan bawahan. Perilaku dukungan dari pimpinan mencerminkan sikap bersahabat, baik budi, dan senang membantu, serta menunjukkan dukungan dan rasa simpati kepada bawahan. Perilaku pemimpin yang demikian akan menciptakan suasana harmonis, ada rasa kekeluargaan, dan kredibilitas pemimpin.

10. Perilaku mencegah konflik dan mengembangkan kelompok ( managing conflict and team building )

Perilaku mencegah konflik dan mengembangkan kelompok, adalah perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk mendorong dan menyediakan fasilitas yang konstruktif dalam pemecahan masalah, dan mendorong atau mengembangkan kerja sama, kelompok yang cocok dalam penyelenggaraan tugas-tugas atau program organisasi.

Konflik merupakan hambatan bagi setiap pemimpin organisasi, sehingga setiap konflik yang timbul dalam kaitan dengan pencapaian tujuan organisasi selalu mendapat perhatian utama. Untuk mendukung pemecahan masalah, maka peran pemimpin adalah mendorong dan menyediakan fasilitas yang sifatnya konstruktif dan dapat membantu proses pemecahan masalah. Namun demikian, karena perilaku ini sifatnya mendukung, maka tidak selalu digunakan oleh pemimpin organisasi.

11. Perilaku membuat jaringan

Perilaku membuat jaringan, adalah perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin dalam wujud membaur secara informal, membangun hubungan dengan orang yang memiliki sumber informasi dan dukungan, memantapkan hubungan dengan semua pihak yang terkait secara periodik melalui kunjungan, telpon, surat menyurat dan kehadiran dalam rapat serta even-even sosial lainnya.

Jaringan kerja dalam organisasi baik untuk mendukung eksistensi maupun untuk memperlebar sayap organisasi cukup dibutuhkan. Jaringan kerja dalam organisasi privat sangat menonjol, karena dalam konsep bisnis semakin banyak jaringan kerja, semakin terbuka peluang dalam bidang pemasaran. Berbeda dengan organisasi pemerintah yang keluarannya berupa kesejahteraan masyarakat, dimana yang dipasarkan adalah kebijakan publik, sehingga untuk memperluas jaringan dianggap kurang penting.