Apa saja penyebab terjadinya pramenstrual syndrom (PMS)?

Pramenstrual syndrom

Pramenstrual syndrom merupakan sindrom yang disinyalir mengganggu 30-40% perempuan usia reproduksi. Kasus teberat mencederai sekitar 2% wanita berusia 26-35 tahun.

Apa penyebab dari gejala-gejala pramenstrual syndrom?

Gejala Pramenstrual Syndrom (PMS) biasanya terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS

  1. Riwayat ibu kandung penderita yang pernah mengalami PMS.
  2. Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi).
  3. Status perkahwinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum).
  4. Usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 – 45 tahun).
  5. Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).
  6. Diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan akan memperberat gejala PMS).
  7. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama vitamin B6), vitamin E, Vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat.
  8. Kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat memperberat gejala PMS.
  9. Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).

Menurut Vliet, E.L., (2003), terdapat beberapa faktor lain yang berhubungan dengan peningkatan kejadian PMS seperti :

  1. Wanita yang menunda kehamilan dan menjalani sedikit kehamilan – mengakibatkan lebih banyak siklus ovulasi.
  2. Peningkatan obesitas yang signifikan, yang mengubah rasio estrogen dan progesteron di dalam tubuh. Majoritas wanita yang menderita PMS adalah dalam golongan obes.
  3. Diet tinggi lemak, protein, garam, gula, alkohol dan minuman kafein yang memperparah PMS.
  4. Kekurangan magnesium dalam diet yang merupakan kofaktor penting dalam sintesa neurotransmiter yang meningkatkan afek.
  5. Kekurangan masukan B6 yang juga merupakan kofaktor penting dalam sintesa neurotransmiter yang meningkatkan afek dan berhubungan dengan metabolisma estrogen dan progesteron.
1 Like