Apa saja penyebab kehancuran Kekaisaran Romawi Barat ?

Kekaisaran Romawi Barat

Pada akhir abad keempat, Kekaisaran Romawi Barat tumbang setelah berjaya selama hampir lima ratus tahun sebagai negara adidaya di dunia. Para sejarawan berpendapat banyak kemungkinan yang terjadi mengenai keruntuhan Kekaisaran Roma, mulai dari kegagalan militer menghalau serangan bangsa asing, pajak yang terlampau tinggi, bencana alam, bahkan kemungkinan perubahan iklim. Apa saja yang menjadi sebab jatuhnya kekaisaran ini ?

Masih banyak juga sejarawan yang berpendapat bahwa Kekaisaran Roma Barat tidak benar-benar runtuh pada abad-V Masehi, semenjak itulah Kekaisaran Roma Timur, atau yang lebih familiar dengan Kekaisaran Bizantium berjalan hingga beberapa ribu tahun kemudian. Sementara itu tertinggal beberapa misteri tentang bagaimana dan kapankah kekaisaran tersebut benar-benar runtuh, hal ini pun masih menjadi perdebatan yang alot hingga kini, beberapa teori telah menjadi popular sebagai alasan kejatuhan Kekaisaran Roma Barat. Inilah beberapa alasan mengapa kekaisaran besar tersebut bisa tumbang tanpa sisa.

1. Penyerbuan oleh Suku Barbar

image

Teori paling sederhana mengenai kehancuran Kekaisaran Roma Barat menggiring kita pada kebobrokan angkatan perang Roma. Tentara Roma telah berhasil menahan gempuran suku Jerman selama berabad-abad, tapi hanya dengan tiga ratus kelompok suku Barbar seperti suku Goth telah berhasil merangsek perlahan-lahan di perbatasan Roma.

Meskipun tentara Roma berhasil melumpuhkan serangan Jerman pada akhir abad keempat, tapi tidak dengan penyerbuan yang dipimpin Alaric sang Raja Visigoth yang berhasil meluluhlantakkan kota Roma.

Kekaisaran Roma sebelumnya menikmati beberapa dekade kedamaian sebelum kota tersebut diserang tahun 455 Masehi oleh para penjahat. Akhirnya tahun 476 M, penguasa Jerman Odoacer merencanakan sebuah penyerangan dan mengkudeta Kaisar Romulus Augustulus. Setelahnya bisa ditebak, kekaisaran tersebut tenggelam dari percaturan dunia dan musnah pada tahun 476 M.

2. Terpaan Krisis Ekonomi serta Ketergantungan kepada Budak

image

Bahkan ketika Roma terhimpit serangan pasukan musuh, kota Roma juga menghadapi bebarapa masalah keuangan yang pelik. Perang berkelanjutan, inflasi dan pajak yang mencekik rakyat telah memperbesar jurang kesenjangan. Sebagai langkah menghindari pajak, banyak orang kaya yang kabur ke kota lain dan mendirikan wilayah sendiri yang bebas pajak.

Saat itu juga, kekaisaran diterpa masalah kekurangan pekerja. Perekonomian Roma bertumpu kepada budak yang bekerja di lading ataupun menjadi buruh, dan dari militerlah yang menyediakan tambahan pekerja yang berasal dari rakyat taklukan.

Namun invasi tersebut berhenti abad kedua masehi, praktis kebutuhan budak untuk kota Roma lambat laun tidak terpenuhi. Masalah lain terjadi pada abad kelima, ketika para penjahat menguasai Afrika Utara dan menghancurkan rute perdagangan Kekaisaran Roma dengan membajak kapal-kapal dagang Roma di laut Mediterania. Krisis perdagangan serta pertanian inilah yang menyeret Kekaisaran Roma mundur sebagai penguasa eropa.

3. Kebangkitan Kerajaan Romawi Timur

image

Nasib Romawi Barat mulai mengalami kesulitan di abad ketiga masehi, ketika Kaisar Diocletan membagi kekaisaran Roma menjadi dua, masing-masing di Barat yang berpusat di Milan, dan Timur di Bizantium yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel. Pemekaran tersebut member keleluasaan adimistrasi awalnya, namun mengakibatkan kerenggangan di masing-masing bagian.

Romawi Barat dan Timur tidak bisa bekerja sama melawan ancaman, bahkan keduanya sering berselisih satu sama lain. Ketika era pembukaan teluk, masyarakat Yunani di Romawi Timur berkembang pesat sementara masyarakat Italia di Barat mengalami krisis ekonomi. Telebih lagi, kekuatan Kekaisaran Timur lebih memilih kota di Barat dijajah daripada membantu. Kaisar Konstantin di barat memastiikan rakyatnya untuk tetap tenang sebab kota Konstantionpel benar-benar aman dan terjaga, tapi lain hal dengan kehancuran kota-kota di Italia seperti Roma yang sekadar bermakna simbolis bagi penduduk di Timur.

4. Ekspansi Berlebihan dan Anggaran Militer yang Membengkak

image

Kekaisaran Romawi teerbentang luas dari laut Atlantik hingga ke Sungai Eufrat di Timur Tengah, tapi karena wilayah yang telalu besar itulah menyumbang terhadap kehancuran. Terdapat masalah administrasi pemerintahan serta masalah anggaran keamanan. Bahkan dengan jaringan jalan yang baik sekalipun, Kekaisaran masih tetap tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif.

Roma harus bertahan menjaga wilayah kekuasaannya dari segala ancaman, tapi Kaisar Hadrian memaksa membangun tembok besar di Inggris hanya untuk menghalau musuh di pantai. Hal ini berimbas kepada anggaran pengamanan yang membengkak dan menyebabkan pembangunan di sector lain terbengkalai.

Jika karena wilayah luas membuatnya sulit diatur, kepemimpinan yang bobrok mungkin memperparah masalah ini. Menjadi Kaisar Roma pastinya menjadi pekerjaan yang sulit dan berbahaya, tapi di masa kerusuhan abad kedua dan ketiga hampir saja menghancurkan kerajaan. Perang saudara memaksa kerusuhan Kekaisaran, dan mengaibatkan pergantian lebih dari dua puluh orang Kaisar selama 75 tahun, biasanya berganti setelah Kaisar sebelumnya dibunuh.

5. Korupsi dan Kegaduhan Politik

image

Pasukan Praetorian yang merupakan pasukan pengawal kekaisaran membunuh dan mendirikan pemerintahan baru, bahkan disaat masalah semakin sulit. Kegaduhan politik juga terjadi di Senat yang gagal mencegah suksesi kepemimpinan yang begitu cepat dan korupsi yang merajalela. Disaat situasi semakin sulit, penduduk Roma pun tidak mempercayai pemimpin mereka dan terjadilah kehancuran.

6. Kedatangan Bangsa Hun dan Migrasi Suku Barbar

image

Orang-orang Barbar menyerbu kota Roma dengan gelombang penduduk karena Invasi bangsa Hun di Eropa di akhir abad empat. Ketika para kesatria ini bergerilya di Eropa Timur, mereka mendesak bangsa Jerman menuju Roma. Penguasa Roma dengan terpaksa membolehkan Suku Visigoth melintasi Sungai Danube bagian Timur menuju wilayah Roma, tapi bangsa Roma berlaku kejam kepada mereka.

Penguasa Roma bahkan membiarkan Suku Goth kelaparan ataupun menjual anak-anak mereka demi daging anjing. Dengan aksi tersebut, Roma menebar permusuhan di perbatasan mereka. Ketika penindasan benar-benar memuncak, terjadilah kerusuhan dan pembunuhan besar-besaran tentara Roma yang menyebabkan terbunuhnya Kaisar Timur Valens selama peperangan Adrianopel tahun 378 M. Bangsa Roma yang rapuh itu pun menawaarkan perdamaian kepada Suku Barbar, namun berakhir tahun 410 M ketika Raja Goth Alaric bergerak ke barat dan menaklukkan Roma. Dengan melemahnya pemerintahan di Barat, suku Vandal dan Saxon dengan mudah menyebrangi perbatasan dan menaklukkan Britania, Spanyol dan Afrika Utara.

7. Kristenisasi dan Hilangnya Nilai Tradisional

image

Eksistensi Kekisaran Roma terancam dengan tersebarnya Kristen, dan beberapa sejarawan berpendapat jika kebangkita agama baru inilah berkontribusi terhadap kehancuran Kekaisaran Roma.

Bupati Roma melegalkan Kristen tahun 313 M, dan menjadi agama negara tahun 380 M. Dekrit peresmian inilah yang menghilangkan penindasan yang berabad sebelumnya terjadi, tapi keyakinan ini menghilangkan nilai Tradisional Roma serta menggeser kepercayaan politheisme di Roma. Sementara itu para paus dan tetua gereja bertambah kedudukan politiknya. Sejarawan abad-18 Edward Gibbon adalah pendukung teori ini, tapi hal ini telah banyak dikritisi. Penyebaran Kristen ini mungkin mengambil andil kecil dalam kehidupan bangsa Roma, kebanyakan ahli berpendapat bahwa pengaruh ini bercampur dengan segi militer, ekonomi dan pemerintahan.

8. Pelemahan Tentara Roma

image

Bagi kebanyakan sejarawan, militer Kekaisaran Roma membuat iri seluruh dunia. Tapi selama era kemunduran, tata kelola militer yang dikenal hebat pun mulai berubah. Mereka tidak lagi dapat merekrut tentara yang cukup dari penduduk Roma, Kaisar seperti Diocletan dan Konstantin mulai merekrut tentara bayaran untuk mengurangi kekurangan pasukan ketentaraan.

Posisi tinggi tentara Roma mulai diisi dengan etnis Goth dari Jerman, lama kelamaan kebanyakan orang Roma mulai menggunakan kata “barbarus” yang mengacu kepada pasukan tentara. Memang tentara Jerman ini dikenal karena keganasannya, tapi mereka tidak memiliki loyalitas kepada kekaisaran, dan mereka petinggi militer yang haus kekuasaan kadang-kadang berbalik menyerang kekaisaran Roma. Kenyataannya adalah banyak orang Barbar yang menguasai kota Roma adalah para petinggi militer di lingkungan Kekaisaran Roma.

Sumber: gu-buk.net