Apa saja pengukuran ketahanan pangan di tingkat rumah tangga?

Suatu keluarga dapat dikatakan telah mencapai ketahanan pangan didasarkan oleh beberapa indicator untuk mengetahui keadaan ketahanan rumah tangga. Apa saja pengukuran ketahanan pangan di tingkat rumah tangga?

Menurut Maxwell et al. dalam (Peng & Berry, 2019) indicator ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga adalah
• Keanekaragaman makananan dan frekuensi makan
Indikator ini diambil dari jumlah berbagai jenis makanan atau kelompok makanan yang dikonsumsi serta seberapa besar frekuensi konsumsinya. Hasilnya adalah skor yang menunjukkan keragaman pola makan. Skor konsumsi makanan (FCS) dan Skro keragaman rumah tangga (HDDS) adalah dua indicator yang mengukur keragaman pangan
• Belanja pangan
Yaitu seberapa banyaknya seseorang menghabiskan pengeluarannya untuk makanan dan dianggap sebagai indicator ketahanan pangan rumah tangga
• Perilaku konsumsi
Indikator ini mengukur perilaku seseorang dengan konsumsi pangan. indicator yang banyak dikenal adalah Coping Strategies Index (CSI). Indicator lain yang dapat digunakan adalah skala kelaparan rumah tangga (Hunger or Food Insecurity Experience Scale)
• Self-Assessment Measurement
Indikator ini mewakili beberapa aspek dari ketahanan pangan namun tidak dapat menangkap gambaran yang lebih detail mengenai keamanan pangan rumah tangga.

Reference

Peng, W., & Berry, E. M. (2019). The Concept of Food Security. Encyclopedia of Food Security and Sustainability, Vol. 2, 1-7.

Menurut Rahman et al (2002) kondisi ketahanan pangan rumah tangga dapat dicerminkan oleh beberapa indikator antara lain:

  • Tingkat kerusakan tanaman, ternak, perikanan
  • Penurunan produksi pangan
  • Tingkat ketersediaan pangan di rumah tangga
  • Proporsi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total
  • Fluktuasi harga-harga pangan utama yang umum dikonsumsi rumah tangga;
  • Perubahan kehidupan sosial (misalnya migrasi, menjual/menggadaikan harta miliknya, peminjaman)
  • Keadaan konsumsi pangan (kebiasaan makan, kuantitas dan kualitas)
  • Status gizi.

menurut setyawan et al (2019) indikator pengukuran ketahanan pangan di tingkat rumah tangga antara lain

  • Cadangan pangan
    Bahan pangan pokok strategis yang dianalisis terdiri dari beras, telur ayam ras, daging ayam ras, ikan, gula pasir, minyak goreng, kopi, dan mie instan. Subjek diminta menjelaskan rata-rata jumlah setiap pangan pokok yang tersedia di rumah tangga baik yang berasal dari produksi, pembelian, dan bantuan dalam satu bulan terakhir. Setiap jenis pangan dikonversi dalam satuan ukuran gram dan satuan waktu hari dengan menggunakan perhitungan rata-rata. Data cadangan pangan dalam penelitian ini dinyatakan dalamsatuan kkal/kap/hari.
  • Akses menuju pasar tradisional
    Data akses menuju pasar tradisional dikumpulkan dengan menanyakan langsung kepada subjek untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk sampai di pasar tradisional dalam
    satuan menit.
  • Pendapatan rumah tangga
    Data pendapatan didapatkan dengan menjumlahkan seluruh pendapatan/pemasukan dari tiap anggota rumah tangga, baik yang berasal dari pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan yang dikonversi dalam pendapatan perkapita dalam satu bulan.
  • Harga pangan pokok
    Harga pangan merupakan besaran biaya yang dikeluarkan untuk setiap unit pembelian
    pangan. Ibu rumah tangga sebagai subjek penelitian diminta menjelaskan harga pangan pada saat terakhir membeli dengan satuan unit pembelian untuk setiap jenis pangan. Jenis pangan yang ditanyakan sama dengan penentuan skor pada indikatorpengeluaran pangan per kapita yaitu : beras (kg), telur ayam ras (kg), daging sapi (kg), gula pasir(kg), daging ayam ras (kg), dan minyak goreng (liter). Dalam proses transformasi data, indikator ini dikonversi menjadi harga gizi pangan.
  • Tingkatpendidikan orang tua (ayah dan ibu)
    Indikator tingkat pendidikan orang tua dilihat dari jumlah tahun yang ditempuh oleh orangtua berdasarkan pendidikan formal terakhir. Subjek yang tidak sekolah/tidak tamat sekolah dasar (SD/MI) berarti 0 tahun, subjek yang hanya menyelesaikan pendidikan dasar (SD/MI) berarti 6 tahun, dan seterusnya
Referensi

Rachman, Handewi .P.S. dan M. Ariani. 2002. Ketahanan Pangan: Konsep, Pengukuran dan Strategi. Jakarta. Badan Ketahanan Pangan

Sutyawan, Khomsan,A. dan Sukandar,D. 2019. Pengembangan Indeks Ketahanan Pangan Rumah Tangga dan Kaitannya dengan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Status Gizi Anak Balita. Amerta Nutrient. Surabaya. Universitas Airlangga