Apa saja parameter perairan yang mempengaruhi laju sedimentasi?

Sedimentasi yang berlebihan pada perairan dapat menyebabkan pendangkalan dan kerusakan lingkungan. Tentunya fenomena ini dikontrol oleh berbagai faktor. Salah satu faktor pengontrol yang utama adalah perairan itu sendiri.

Terdapat beberapa parameter perairan yang mempengaruhi sedimentasi

  1. Kecepatan Arus
    Arus adalah suatu gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal massa air, dimana arus disebabkan oleh angin yang bertiup melintasi permukaan, perbedaan densitas air laut, dan terjadinya pasang surut terutama di daerah intertidal dan muara sungai. Adanya sedimen kerikil menunjukan bahwa arus pada daerah itu relatif kuat sehingga sedimen kerikil umumnya ditemukan pada daerah terbuka, sedangkan sedimen lumpur terjadi akibat arus yang tenang dan dijumpai pada daerah dimana arus terhalang oleh pulau. Thruman dalam Tampubolon (2010) menyatakan bahwa pergerakan sedimen dipengaruhi oleh kecepatan arus dan ukuran butiran sedimen. Semakin besar ukuran butiran sedimen tersebut maka kecepatan arus yang dibutuhkan juga akan semakin besar untuk mengangkut partikel sedimen tersebut.

    Arus juga merupakan kekuatan yang menentukan arah dan sebaran sedimen. Kekuatan ini juga yang membentuk karakteristik sedimen yang berbeda sehingga pada dasar perairan disusun oleh berbagai kelompok populasi sedimen. Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya jika halus akan lebih jauh dari sumbernya

  2. Pasang Surut
    Pasang surut adalah proses naik turunya permukaan laut secara hampir periodik karena gaya tarik benda - benda angkasa terutama bulan dan matahari (Dahuri et. al., 1996). Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda - benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

    Selain tipe pasang surut, perbedaan lama waktu antara pasang dan surut juga mempengaruhi peristiwa abrasi sedimentasi. Kawasan yang mengalami proses pasang yang cenderung lebih lama dari waktu surut, akan berakibat memberikan peluang waktu yang lebih banyak bagi untuk mengabrasi wilayah daratan.

    Pengaruh gaya pasang surut mempengaruhi peristiwa abrasi dan sedimentasi. Wilayah yang mengalami peristiwa pasang surut harian ganda atau pasut surut tipe campuran condong ke ganda memiliki pengaruh yang berbeda dengan wilayah yang hanya mengalami pasang surut harian tunggal, dimana wilayah yang memiliki pasang surut tipe harian ganda dan campuran condong ke ganda mengalami proses transportasi sedimen yang lebih dinamis jika dibandingkan dengan pasang surut harian tunggal. Sebaran dan ukuran partikel yang mengendap tergantung dari kekuatan arus pasang surut dalam menggerakkan dan mendistribusikan sedimen tersebut. Pasang surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas saja, melainkan seluruh massa air.

  3. Kekeruhan
    Kekeruhan adalah suatu ukuran biasan cahaya di dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel koloid dan suspensi dari suatu polutan yang terkandung dalam air. Kekeruhan air juga biasanya disebabkan oleh adanya zat zat koloid yaitu zat yang terapung serta zat yang terurai secara halus sekali, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liat,dan zat-zat koloid yang dapat dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan.

    Kekeruhan (turbidity) menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus). Air yang memiliki nilai kekeruhan rendah biasanya memiliki nilai warna tampak dan warna sesungguhnya yang sama dengan warna standar. Apabila tingkat kekeruhan di perairan tinggi maka, tingkat sedimentasi juga akan tinggi. Adanya sedimentasi dapat membuat perairan akan menjadi keruh ditambah lagi adanya pengaruh arus dan gelombang yang mengakibatkan sedimen dengan ukuran partikel yang kecil dan halus akan susah mengendap (Wibisono,2005).

Source

Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M. J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.

Tampubolon,S.2010.Sedimen di Muara Aek Tolang Pandan Sumatra Utara.Skripsi Ilmu Kelautan UNRI Pekanbaru.115 Halaman (Tidak diterbitkan)

Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Penerbit PT. Grasindo. Jakarta.