Nilai-nilai budaya JAWA, antara lain:
- Nilai Keyakinan ( keteguhan)
- Nilai Pencapaian (harapan dan cita-cita)
- Nilai Kesabaran
- Nilai Keselarasan
Keyakinan (Keteguhan)
Dalam pemikiran masyarakat Jawa, penanaman nilai-nilai spritual dalam setiap tindakannya menjadi hal yang utama. Sebab, semua hal yang terjadi dalam kehidupan manusia tak luput dari kehendak Tuhan. Pada intinya dapat dikatakan bahwa masyarakat Jawa memilki pemahaman khusus terhadap aspek keyakinan yang melandasi suatu hubungan yang saling percaya.
Keberadaan aspek nilai ini melandasi sikap maupun pandangan hidup manusia. Dengan pemahaman ini, setiap pribadi Jawa berusaha menjaga pola kekeluargaan.
Pencapaian (Harapan dan Cita-cita)
Untuk mencapai sebuah tujuan dalam hidup, diperlukan suatu usaha yang meliputi kerja keras serta permohonan terhadap Tuhan. Permohonan yang dimaksud terwujud melalui beberapa tindakan , yaitu doa dan laku. Doa sebagai sikap dasar dari memohon merupakan suatu usaha pendekatan diri terhadap Sang Pencipta agar keinginan seseorang dapat terkabul. Laku merupakan salah satu bentuk aplikasi doa menurut paham Jawa, yang menekankan diri pada proses pendekatan terhadap Tuhan.
Sudah pasti menjadi rumus bahwa untuk mencapai sebuah keberhasilan harus diimbangi dengan kebulatan tekad dan kesungguhan. Hanya saja dalam prosesnya harus sesuai dengan tatanan dan aturan yang berlaku. Ini dapat dikaitkan dalam hubungan yang memperoleh suatu harapan maupun cita-cita pada jalannya suatu kerukunan rumah tangga.
Kesabaran
Munculnya suatu kesabaran menurut paham Jawa, yaitu mengenal adanya sikap rila, nrima, dan sabar.
-
Rila merupakan langkah pertama untuk mengikhlaskan hati melalui rasa bahagia. Sikap rila ini mengarahkan perhatian kepada segala sesuatu yang telah tercapai dengan daya upaya sendiri,
- Sikap nrima menekankan “apa yang ada” dari faktualitas dalam hidup. Suatu tindakan dengan rela hati dan menerima segala sesuatunya dengan senang hati, maka itu sudah dikategorikan bersikap sabar.
-
Kesabaran merupakan kelapang dada yang merangkul segala pertentangan. Kesabaran itu seperti laksana samudera yang tidak bertumpah, tetap sama, sekalipun banyak sungai (dengan segala isinya) bermuara padanya.
Hal ini tergantung terhadap individu yang bersangkutan. seperti adanya suatu usaha yang memberikan keadaan pada sisi dalam membina suatu hubungan saling menyatu dalam usaha-usaha melatarbelakangi perkawinan.
Keselarasan
Paham Jawa yang selalu mengedepankan keselarasan hidup senantiasa menganjurkan masyarakatnya untuk mengupayakan segala bentuk kebaikan. Setiap individu diharapkan memiliki kesadaran untuk menjaga hubungan baik dengan sesamanya. Dengan ini keselarasan yang diinginkan dalam latar perkawinan akan mudah tercapai.
Sumber :
Maya Intan Oktaviani, Nilai-nilai budaya Jawa dalam ungkapan-ungkapan Jawa yang berlatar perkawinan, 2010