Apa saja model komunikasi politik?

politik
Gambar Komunikasi Politik

Apa saja model komunikasi politik?

Model Komunikasi Politik Komunikasi politik dapat berlangsung dalam berbagai macam model. Setidaknya ada 3 (tiga) model komunikasi politik, yakni:

1, Model Linier

Dalam model ini, komunikasi politik dianggap sebagai proses yang lurus satu arah). Rujukan paling utama untuk model ini adalah model yang dikembangkan oleh Harold Laswell.

Menurut Laswell, komunikasi terjadi karena lima elemen yang berhubungan secara linear, yaitu komunikator, pesan, saluran, penerima, dan efek atau pengaruh

. Realisasi dari model ini yaitu model linear ini dipakai oleh sumber, dalam hal ini dapat berupa partai politik atau aktor politik untuk menginformasikan konstituen atau pemilihnya. Model linear seperti ini cocok untuk dikaitkan dengan komunikasi politik yang bersifat monologis (komunikasi satu arah). duran untuk model ini dapat berupa media elektronik (televis, radio) atau media cetak (koran, majalah, tabloid).

2. Model Interaktif

Model komunikasi linear di atas disebutkan sebelumnya bahwa komunikasi hanya berjalan satu arah, dari seorang pengirim kepada seorang penerima. Hal ini artinya bahwa seorang dantidakpernahmendengar. Model linear juga mengimplikasikan bahwa pendengar hanya mendengar dan tidak pernah mengirimkan pesan. Sadar bahwa penerima" merespons terhadap “pengirim” dan "pengirim mendengar kepada "penerima, hal itu mengarahkan pada model yang juga mencakup adanya feedback. Feedback dapat berbentuk verbal, nonverbal, atau keduanya, dan bisa disengaja atau tidak disengaja.

Penelitian menunjukkan bahwa feedback memang penting. Keakuratan komunikasi dan produktivitas pada pekerjaan bagi seorang supervisor meningkat ketika seseorang mendorong bawahannya untuk memberikan feedback-mengajukan pertanyaan, memberi komentar pada pesan supervisor, dan merespons komunikasi supervisor. Model interaktif juga menunjukkan bahwa komunikator menciptakan dan menginterpretasikan pesan dengan pengalaman personal. Lebih banyak overlap pengalaman dari makalebih baik mereka mengerti satu sama lain.

Misalnya saja, seseorang bercanda menjatuhkan seorang temannya, seseorang tersebut serius dan hal itu melukai. Seseorang melakukannya den orang, dan seseorang itu merasa menawarkan membantu interaktif mendorong baik komunikasi dipatronase. Model maupun penerima pesan untuk berpartisipasi secara pengirim aktif.

3. Model Transaksional

Hambatan yang serius dari model inter adalah bahwa model ini tidak mengakui bahwa setiap orang terlibat dalam komunikasi baik mengirim dan menerima pesan secara bersamaan. Ketika memberikan press release, seorang pembicara melihat reporter untuk melihat apakah reporter itu dirasa tertarik dengan yang disampaikan pembicara; baik pembicara maupun reporter mendengarkan" dan keduanya “berbicara” Model interaktif juga gagal untuk menangkap dinamika komunikasi.

Untuk melakukan hal ini, seorang model perlu menunjukkan bahwa komunikasi berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil dari apa yang terjadi antar orang. Sebagai contoh, dua orang berkomunikasi dalam cara yang lebih formal dalam pertemuan pertama mereka daripada beberapa bulan setelah mereka melihat satu sama lain. Apa yang dibicarakan mereka dan bagaimana mere berubah sebagai hasil dari interaksi, sebuah model akurat akan mencakup ciri khas waktu dan akan men-depict ciri khas komunikasi sebagai sesuatu yang dinamis daripada konstan.

Model transaksional melibatkan adanya noise, yang merupakan segala hal yang mencampuri komunikasi yang disengaja atau memiliki tujuan tertentu

Hal ini mencakup suara seperti a lawn mower atau percakapan lainnya, sebaik gangguan’ di antara komunikator, seperti bias mental dan preokupasi. Sebagai tambahan, model ketiga ini bahwa komunikasi adalah berlanjut, secara konstan merupakan proses yang berubah.
Ciri khas waktu mengingatkan kita bahwa bagaimana berkomunikasi beraneka ragam orang selama sejarah interaksi mereka.


Darmawan, Ikhsan. 2017. Mengenal Ilmu Politik. Jakarta;PT Kompas Media Nusantara