Apa saja mitos terkait dengan kesehatan gigi?

mitos terkait dengan kesehatan gigi

Suatu mitos merupakan himpunan kepercayaan yang tidak harus didukung fakta ilmiah. Apa saja mitos terkait dengan kesehatan gigi ?

Kemudahan mencari informasi di internet membuat banyak masyarakat terjebak dalam mitos yang menyesatkan. Di antara sekian yang beredar, mitos kesehatan gigi menjadi salah satu yang populer.

Mitos #1. Gigi susu yang berlubang tidak perlu dirawat
Sejak tumbuh gigi pertama, anak sudah berpotensi untuk terkena penyakit karies gigi. Bila tidak dibiasakan menjaga kebersihan rongga mulut, lama-kelamaan gigi susu akan mengalami karies dan berlubang.Gigi susu yang berlubang tetap harus dilakukan penambalan, meski nantinya akan digantikan oleh gigi tetap. Sebab jika tidak ditambal, kuman dari gigi berlubang akan terus menjalar ke bagian saraf gigi dan ke jaringan pendukung gigi.Hal tersebut bisa menimbulkan rasa sakit atau bahkan bengkak, yang pada akhirnya membuat anak enggan makan, cenderung rewel, malas belajar, bermain ataupun bersosialisasi. Tidak hanya itu, gigi susu rusak yang tidak ditambal juga akan memengaruhi pertumbuhan gigi permanen.

Mitos #2. Sakit gigi bisa diatasi hanya dengan obat-obatan
Kini banyak beredar obat-obatan yang mengklaim dapat membantu mengatasi sakit gigi, misalnya minyak cengkeh. Minyak jenis ini memang memiliki kandungan eugenol yang dapat meredakan rasa sakit gigi, tapi tidak menyembuhkannya.Tindakan mengoleskan minyak cengkeh pada gigi berlubang juga sebenarnya tidak benar-benar efektif mengatasi keluhan. Ini karena minyak tersebut hanya membuat saraf gigi kebal sementara.Perlu Anda ketahui, mengoleskan minyak cengkeh pada gigi yang berlubang secara terus-menerus justru dapat mengikis mahkota gigi. Hal ini membuat mahkota gigi menghilang, dan menyisakan akar gigi saja. Bila sudah begini, tak hanya rasa sakit yang menghilang, tetapi juga gigi Anda.

Mitos #3. Membersihkan karang gigi bisa dilakukan di rumah
Sebenarnya, yang dapat dibersihkan sendiri di rumah adalah plak gigi, bukan karang gigi. Ini karena plak gigi masih bersifat lunak, sehingga masih bisa dibersihkan menggunakan sikat dan pasta gigi biasa.Sedangkan karang gigi hanya dapat dibersihkan oleh dokter gigi menggunakan ultrasonic scaler. Oleh karena itu, informasi yang menyebutkan bahwa karang gigi bisa dibersihkan di rumah menggunakan bahan seperti hidrogen peroksida adalah bohong belaka.Menurut Australian Dental Journal, penggunaan hidrogen peroksida dalam jumlah yang tidak sesuai dapat menyebabkan iritasi gusi dan luka seperti sariawan.