Apa saja manfaat melakukan khalwat?

Khalwat

Khalwat atau khalwah, menurut kamus tasawuf, adalah mengasingkan diri, pengasingan rohani.

Menurut Djamaluddin, buah yang dapat dipetik dari khalwat seorang sufi adalah pada setiap pagi selama empat puluh hari itu, satu hijab (penutup) akan tersingkap dan menjelmalah kedekatan abid (hamba) dengan ma’bud. Selama empat pulu hari, akan tersingkaplah empat puluh hijab . Setelah masa itu di lampaui akan tergambar suatu keagungan suci yang sangat indah dan terangkatlah martabat manusianya ke tingkat hakikat, hikmah dan ilmu. Artinya ia telah masuk ke wilayah ma’rifat.

Imam Qusyairi dalam kitabnya mengatakan: Ma’rifat menurut bahasa ulama adalah ilmu, setiap orang yang ber ma’rifat kepada Allah adalah ‘ arif (orang bijak yang banyak pengetahuannya). Setiap orang ‘ arif adalah ‘alim. Dan menurut sebagian ulama, ma’rifat adalah sifat orang-orang yang mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, kemudian dia membenarkan Allah dengan melaksanakan ajaran-Nya dalam semua perbuatan. Ia membersihkan dirinya dari akhlak yang rendah dan dosa-dosa, kemudian lama berdiri mengetuk pintu Allah, dengan hati yang konsis dan istiqomah , dia ber i’tikaf untuk menjauhi dosa-dosa, sehingga dia memperoleh sambutan Allah yang indah.

Sementara A. Hamid menjelaskan, seorang salik (penempuh jalan sufi) yang tekun dan sunguh-sunguh akan mencapai tingkat ketingian ilmu yang manfaat dunia maupun akhirat, yakni tingkat ma’rifat hakikat. Artinya ialah pengetahuan hakekat yang sempurna, imannya disebut iman hakikat sempurna. Lebih lanjut A. Hamid menjelaskan, pada tingkat ilmu dan iman ini, alam ruhani seseorang sudah sampai di alam hikmah, yakni alam malakut tempat Tuhan menyampaikan kehendak. Alam ini bernama surga, yakni alam tempat segala nikmat lahir maupun batin. Tingkatan ini, diperoleh melalui proses peningkatan ilmu dan iman, secara tahap demi tahap tersingkaplah berbagai rahasia alam lahir dan alam ghoib, terutama kandungan-kandungan hakiki ajaran agama. Maka terbukalah rahasia kerajaan alam malakut (alam akhirat). Dengan terbukanya rahasia-rahasia tersebut terbaliklah keadaan alam ini dalam pandangan si salik : apa yang sebelumnya dikenal sebagai hal-hal ghaib, berubah menjadi masalah nyata. Sebaliknya apa yang tadinya dikenal sebagai hal-hal yang nyata (oleh indra lahir) ternyata merupakan hal-hal yang sebenarnya masih semu, belum benar, setengah benar dalam artian sekarang benar besok bisa disalahkan dan batal. Hal itu disebabkan karena alamnya masih semu, yakni alam fana, sewaktu-waktu bisa rusak.

image

Untuk itu seorang salik harus bersunguh-sunguh menjalankan khalwat, meningalkan semua yang berbau duniawi, dan semata-mata mengharap wajah Allah dan ingin liqa’ (menjumpai) Allah Azza Wajalla . Kalau sudah demikian terbukalah cermin hati dari menerima sinar ilahi ( nurullah ) yang akan dipantulkan masuk ke dalam jiwanya. Maka tidak heranlah jika seorang Waliyullah dapat melihat dan menyingkap takbir-takbir yang semestinya dianggap shir (rahasia) oleh orang awam dan baginya adalah tampak nyata. Karena ia telah menyatu dengan Allah Azza wa Jalla , baik pendengaran, penglihatan, tangan dan kaki akan menjadi pendengaran, penglihatan, tangan dan kaki Allah Azza wa Jalla. Bahkan ia akan selalu dipenuhi dan dijaga ketika meminta sesuatu dan minta perlindungan.

Seperti hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah berikut:

Sesungguhnya Allah telah berfirman: Siapa saja yang memusuhi kekasih-Ku maka Aku benar-benar mengijinkan dia untuk diperangi, dan tidak ada sesuatu yang dilakukan oleh hamba-Ku untuk mendekati Aku yang lebih Aku cintai dari pada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku tidak henti- hentinya mendekati Aku dengan amalan sunah hinga Aku mencintainya, maka ketika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk memukul, kakinya yang ia gunakan untuk berjalan dan sekiranya ia meminta pada-Ku pasti akan Aku beri dan sekiranya ia minta perlindungan pasti akan Aku lindungi. (H.R. Bukhari).

Dari hadis Qudsi tersebut Nasirudin menjelaskan tentang sebuah proses mahabah (cinta) kepada Allah, kedudukan orang mencintai dan dicintai Allah. Orang yang dicintai oleh Allah adalah orang-orang yang mendekat kepada-Nya. Mereka mendapat pembelaan yang luar biasa dari Allah SWT.

Sementara Imam Qusyairi memaparkan manfa’at yang diperoleh dari khalwat menurut pandangan para ulama ahli tasawuf antara lain:

  • Agar orang lain terhindar dari sikap buruknya.
  • Terhindar dari perilaku yang tercela.
  • Mampu mengantikan sifat-sifat yang tercela dengan sifat-sifat yang baik.
  • Mendapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat.
  • Mendapatkan kemulyaan.
  • Memberikan keselamatan.
  • Menentramkan tubuh (jiwa) dan hati.
  • Menjadi obatnya hati.

Dengan demikian manfa’at yang didapatkan setelah seorang salik melakukan khalwat sangatlah banyak, di mana pada setiap pagi, satu hijab (penutup) akan tersingkap, akan terbuka rahasia kerajaan alam malakut (alam akhirat), akan terbuka cermin hati dari menerima sinar ilahi (nurullah) yang akan dipantulkan masuk ke dalam jiwanya, orang lain terhindar dari sikap buruknya, terhindar dari perilaku yang tercela, mampu mengantikan sifat-sifat yang tercela dengan sifat- sifat yang baik, mendapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat, mendapatkan kemulyaan, memberikan keselamatan, menentramkan tubuh (jiwa) dan hati, serta menjadi obatnya hati.

Referensi :

  • A. Hamid, Pengantar Ilmu Agama, Jalan Seni Hidup, (Malang: PP. Baiturrohmah, 1982)
  • Abi Abdillah Muhammad Ibnu Isma’il al-Bukhari, Matan al-Bukhari , jil. IV.