Suriamiharja (1997:2) berpendapat bahwa menulis ialah suatu kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan. Menulis merupakan kegiatan berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak orang lain. Sedangkan menurut Zaenurrahman, Aceng Hasani (2002:5), kemampuan menulis adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam mengungkapkan perasaan yang berkenaan dengan suatu pokok masalah secara jelas, lugas, dan tuntas dengan menggunakan bahasa tulis.
Menulis bisa dinyatakan sebagai sebuah kegiatan yang produktif karena memproduksi bahasa demi menyampaikan makna. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Adapun manfaat menulis menurut Dr. Pennebaker diantaranya sebagai berikut :
1. Menulis menjernihkan pikiran
Saat memulai tugas yang rumit, cobalah untuk menuliskan pikiran dan perasaan yang dialami. Para ahli hipnotis professional seringkali menggunakan teknik ini untuk mempercepat proses hipnotis. Mereka meminta klien untuk menulis pikiran dan perasaan yang dialami, lalu ketika tulisan sudah selesai, para ahli itu meminta klien untuk merobek kertas yang berisi tulisan itu dan membuangnya. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan simbolis bagi penjernihan pikiran.
2. Menulis mengatasi trauma
Ketika seseorang mengalami sebuah kemelut yang besar, seseorang cenderung dihantui kejadian tersebut meskipun dalam upaya untuk tidak memikirkannya. Ia akan menggunakan kapasitas pikirannya yang terbesar. Oleh sebab itu, sulit untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan-pekerjaan baru yang besar/lebih penting. Menulis tentang trauma akan membantu mengelola trauma sehingga bisa membebaskan pikiran untuk menangani tugas-tugas lainnya.
3. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru
Menulis bisa membantu memberikan suatu kerangka yang bisa dipakai untuk memahami perspektif baru dan unik dari orang lain. Bahkan, menulis tentang hal tersebut akan membuat gagasan-gagasan semakin jelas dan mudah untuk diingat.
4. Menulis membantu memecahkan masalah
Menulis bisa memecahkan masalah-masalah yang rumit karena menulis mendorong proses integrasi informasi. Ketika seseorang menulis dengan bebas tentang masalah rumit yang sedang dihadapi maka ia akan lebih mudah untuk mendapatkan pemecahannya. Salah satu alasan dalam hal ini ialah bahwa menulis memaksa orang-orang untuk memusatkan perhatian mereka lebih panjang pada satu topik tertentu daripada hanya memikirkannya. Karena menulis lebih lambat daripada berpikir, setiap gagasan harus dipikirkan dengan lebih terperinci. Menulis lebih bersifat “linier” daripada berpikir, yaitu bahwa menulis memaksa gagasan untuk ditranskripsikan sebelum gagasan lainnya terpikirkan.
5. Menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus menulis
Kebanyakan orang terkadang terpaksa menulis tentang sesuatu, baik sebuah laporan hukum, pandangan media, dan lain sebagainya. Menulis secara formal bisa menjadi hambatan yang serius. Kalimat bisa menjadi kaku, setiap kata bisa tidak kena. Menuliskan dengan bebas pikiran dan perasaa sebelum menulis secara formal bisa membebaskan kemampuan menulis seseorang. Bahkan, penulisan bebas bisa berguna sebagai landasan bagi sebuah rancangan kasar sebuah tulisan formal.
Adapun tujuan dari menulis secara umum menurut Semi (2003:14) adalah sebagai berikut :
1. Menceritakan sesuatu
Menceritakan sesuatu dimaksudkan agar pembaca tahu mengenai apa yang diimpikan, dikhayalkan, dialami, maupun dipikirkan si penulis. Dengan begitu akan terjadi kegiatan berbagi pengalaman, perasaan dan pengetahuan.
2. Memberikan petunjuk atau pengarahan
Memberikan petunjuk atau pengarahan yaitu ketika seseorang mengajari cara mengerjakan maupun memberi pengarahan tahapan-tahapan yang benar.
3. Menjelaskan sesuatu
Disini penulis berusaha menyampaikan gagasannya melalui tulisan kepada pembaca sehingga pengetahuan pembaca menjadi bertambah dan pemahamannya menjadi lebih baik pada topik yang dibahas.
4. Meyakinkan
Ada saat-saat tertentu bahwa orang yang menulis itu perlu menulis untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat, buah pikirannya atau pandangan terhadap sesuatu.
5. Merangkum
Dengan menuliskan rangkuman, pembaca akan merasa terbantu karena lebih mudah mempelajari isi buku yang panjang dan tebal.
Sedangkan menurut Keraf (2005:34), tujuan menulis ialah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembaca. Menurutnya, tujuan menulis dapat juga dilakukan untuk memberitahukan atau mengajar; meyakinkan atau mendesak; menghibur atau mengandung tujuan estetik; mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat, sehubungan dengan tujuan menulis.
Referensi
Rohilah dan Rachmat Hardiyana. 2018. Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Metode Karyawisata Terhadap Keterampilan Menulis. Jurnal Membaca, 3 (1), 51-64
Hernowo, ed. 2015. Quantum Writing : Cara Cepat Nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Menulis. Bandung : Penerbit Kaifa