Apa saja macam-macam amanah?

amanah

“Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya”. (QS. Al-Mu’minun: 8).

Dalam ayat ini Allah menerangkan salah satu sifat dari orang mukmin yang beruntung, ialah suka memelihara amanah-amanah yang dipikulnya, baik dari Allah ataupun dari sesama manusia, yaitu bilamana kepada mereka dititipkan barang atau uang sebagai amanah yang harus disampaikan kepada orang lain, maka mereka benar-benar menyampaikan amanah itu sebagaimana mestinya, dan tidak berbuat khianat.

Apa saja macam-macam Amanah?

1 Like

Al-Maraghi mengklasifikasikan amanah ke dalam tiga bagian :

  1. Amanah hamba dengan Tuhannya,
  2. Amanah hamba dengan sesama manusia,
  3. Amanah manusia terhadap dirinya sendiri.

Semua amanah tersebut harus ditunaikan semaksimal mungkin.

  1. Amanah hamba dengan Tuhannya
    Yaitu apa yang telah dijanjikan Allah kepadanya untuk dipelihara, berupa melaksanakan perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan menggunakan segala perasaan dan anggota badannya untuk hal-hal yang bermanfaat baginya dan mendekatkannya kepada Tuhan. Di dalam Atsar di katakan bahwa seluruh maksiat adalah khianat kepada Allah SWT.

  2. Amanah hamba dengan sesama manusia
    Diantaranya adalah mengembalikan titipan kepada pemiliknya, tidak menipu, menjaga rahasia dan lain sebagainya yang wajib dilakukan terhadap keluarga, kaum kerabat, manusia pada umumnya dan pemerintah. Termasuk dalam amanat ini keadilan para ulama terhadap orang- orang awam dengan membimbing mereka kepada keyakinan dan pekerjaan yang berguna bagi mereka di dunia dan di akhirat: seperti pendidikan yang baik, mencari rezeki yang halal, memberikan nasihat dan hukum-hukum yang menguatkan keimanan, menyelamatkan mereka dari berbagai kejahatan dan dosa serta mendorong mereka untuk melakukan kebaikan dan kebajikan. Seperti juga keadilan suami terhadap istrinya, seperti tidak menyebarkan rahasia masing-masing pihak, terutama hal-hal yang biasanya tidak pantas diketahui orang lain.

    Termasuk juga adalah keadilan para umara (pemerintah) terhadap rakyatnya. Seseorang yang mendapat amanah kepemimpinan (kekuasaan) politik maka menjadi keharusan konstiusional dan sekaligus kewajiban agama untuk menunaikan amanah yang menjadi tanggung jawabnya. Apabila seseorang dilimpahi amanah menjadi Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur dan Presiden atas pilihan rakyat sesuai hierarkinya, pada hakikatnya Allah jualah yang memberikan amanah tersebut, bukan hanya karena rakyat yang memilih. Demikian pula seseorang yang ditunjuk sebagai presiden Allah-lah yang memberikan amanahtersebut kepadanya. Pada posisi atau kedudukan manapun dalam masyarakat, di situ ada amanahAllah yang wajib dipelihara dan ditunaikan kepada yang berhak. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :

    “Telah menceritakan kepadanya, bahwa 'Abdullah bin 'Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut."Aku menduga Ibnu 'Umar menyebutkan: "Dan seorang laki-laki adalah pemimpin atas harta bapaknya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atasnya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari, No. 844)

  3. Amanah manusia terhadap dirinya sendiri
    Seperti halnya memilih yang paling pantas dan bermanfaat baginya dalam masalah agama dan dunianya, tidak mengerjakan yang berbahaya baginya didunia dan di akhirat, serta menghindarkan berbagai penyakit sesuai dengan pengetahuan dan petunjuk para dokter. Hal terakhir ini memerlukan pengetahuan tentang ilmu kesehatan, terutama pada waktubanyak tersebar penyakit dan wabah.

1 Like