Apa saja macam atau jenis-jenis literature review?

Literature review

Literature review merupakan pencarian dan evaluasi literatur yang tersedia dalam subjek tertentu atau bidang topik yang akan diteliti. Literature review memiliki empat tujuan utama:

  • Mensurvei literatur-literatur di bidang penelitian tertentu
  • Mensintesis informasi dalam literatur-literatur untuk dijadikan sebuah ringkasan.
  • Secara kritis menganalisis informasi yang dikumpulkan dengan cara melakukan identifikasi gap dalam pengetahuan yang ada saat ini; menunjukkan batasan-batasan teori dan sudut pandang; merumuskan area-area yang dapat dilakukan penelitian lebih lanjut serta meninjau area-area yang masih kontroversi
  • Menyajikan literatur dengan cara yang terorganisir

Banyak sekali jenis-jenis literature review yang biasa dilakukan peneliti, dimana jenis-jenis literature review tersebut sangat bergantung pada tujuan dilakukan literature review itu sendiri. Literature review berguna ketika peneliti ingin mengevaluasi teori atau bukti-bukti yang ada dalam topik-topik penelitian tertentu, untuk memeriksa validitas dan atau akurasi teori tertentu atau untuk melakukan evaluasi terkait teori-teori yang saling bersaing (teori-teori yang berbeda) (Tranfield et al., 2003).

Literature review juga berguna untuk memberikan tinjauan umum tentang masalah-masalah penelitian tertentu. Biasanya, jenis literature review ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi pengetahuan terkini tentang topik penelitian tertentu. Literature review seperti ini dapat digunakan, misalnya, untuk membuat agenda penelitian, mengidentifikasi kesenjangan (gap) dalam penelitian, atau hanya membahas masalah tertentu.

Selain itu, literature review juga dapat berguna dalam pengembangan teori (Baumeister & Leary, 1997; Torraco, 2005). Dalam kasus ini, literature review memberikan dasar untuk membangun model atau teori konseptual baru, dan hal itu sangat bermanfaat ketika tujuan dilakukannya literature review adalah untuk memetakan pengembangan bidang penelitian tertentu dari waktu ke waktu.

Selain tujuannya, jenis-jenis literature review pun dapat dibedakan karena adanya pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam melakukan literature review itu sendiri. Pendekatan dalam melakukan literature review bisa dilakukan secara sempit, seperti menyelidiki efek atau hubungan antara dua variabel tertentu, atau bisa dilakukan secara lebih luas, seperti melakukan eksplorasi terhadap bukti-bukti kolektif di area penelitian tertentu.

Penting untuk dicatat bahwa tujuan literature review yang berbeda akan berdampak pada pendekatan dan metode yang harus digunakan, sehingga muncullah banyak jenis-jenis literature review.

Jenis-jenis Literature Review


Berdasarkan penjelasan sebelumnya, jenis-jenis literature review tergantung pada tujuan penelitian serta pendekatan dan metodologi yang dilakukan, dimana pendekatan dan metodologi yang dipilih adalah untuk mencapai tujuan dilakukan literature review itu sendiri. Selain menggunakan pendekatan yang sempit atau luas, metodologi yang dilakukan juga dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau keduanya (mix method), tergantung pada fase-fase yang dilakukan.

Secara garis besar, literature review dapat dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu :

  • Systematic literature review. Literature review jenis ini merupakan metode dan proses penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan identifikasi dan menilai secara kritis terkait dengan penelitian-penelitian yang relevan, serta mengumpulkan dan melakukan analisis yang mendalam terhadap data-data dari penelitian-penelitian tersebut (Liberati et al., 2009). Tujuan Systematic literature review adalah untuk melakukan identifikasi terhadap semua bukti empiris yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditentukan sebelumnya, dimana identifikasi tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian tertentu.

  • Semi-systematic review. Semi-systematic review atau biasa disebut juga sebagai naratif review, dirancang untuk topik-topik yang telah dikonseptualisasikan secara berbeda dan dipelajari oleh berbagai kelompok peneliti dalam berbagai disiplin ilmu, dimana kondisi tersebut menyebabkan sulitnya dilakukan systematic literature review (Wong et al., 2013). Maksud dari sulitnya dilakukan systematic literature review adalah tidak mungkin dilakukannya review untuk setiap artikel yang mungkin relevan dengan topik yang diteliti, sehingga harus dikembangkan strategi yang berbeda untuk melakukan literature review pada topik tersebut.

    Secara umum, proses review yang dilakukan adalah untuk melakukan identifikasi dan memahami semua tradisi penelitian yang relevan dan berpotensial memiliki implikasi terhadap topik yang dipelajari serta untuk melakukan sintesis dengan menggunakan meta-naratif (Wong et al., 2013). Literature review jenis ini akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap topik penelitian yang kompleks.

    Mengingat literature review jenis ini mencakup topik yang luas dan jenis studi yang berbeda, maka pendekatan ini menekankan bahwa proses penelitian harus dilakukan secara transparan serta harus memiliki strategi penelitian yang dapat dikembangkan, dimana hal tersebut memungkinkan pembaca untuk menilai apakah argumen penilaian yang dibuat adalah masuk akal, baik dari pemilihan dipilih topik maupun dari perspektif metodologis.

  • Integrative review. Literature review jenis ini mirip dengan Semi-systematic review atau biasa disebut juga sebagai critical review. Perbedaannya dengan semi-systematic review adalah integrative review biasanya memiliki tujuan yang berbeda, dimana tujuannya adalah untuk menilai, mengkritik, dan mensintesis literatur pada topik penelitian dengan cara yang memungkinkan munculnya kerangka teoritis dan perspektif baru (Torraco, 2005).

    Integratice review dapat dilakukan untuk membahas topik-topik yang sudah mature atau topik-topik yang baru.

    • Dalam kasus topik-topik yang mature, tujuan menggunakan metode integrative review adalah untuk meninjau basis pengetahuan, dimana review dilakukan secara kritis sehingga berpotensi untuk mengkonseptualisasikan ulang, serta untuk memperluas landasan teoritis dari topik tertentu yang dikembangkan.

    • Dalam kasus topik-topik yang baru, tujuan menggunakan metode integrative review adalah untuk membuat konseptualisasi awal atau pendahuluan serta membuat model teoritis, dibandingkan melakukan review pada model-model teoritis lama.

    Jenis literature review ini sering kali membutuhkan kumpulan data yang lebih kreatif, karena tujuannya biasanya bukan untuk mencakup semua jurnal yang pernah dipublikasikan terkait topik-topik tersebut, melainkan untuk menggabungkan perspektif dan wawasan dari berbagai bidang atau tradisi penelitian.

Secara singkat, ketiga jenis literature review tersebut diatas dapat diringkas dalam tabel berikut ini,


Sumber : Hannah Snyder, 2019

Namun, perlu dicatat bahwa terdapat banyak bentuk literature review lainnya, dimana elemen-elemen dari pendekatan dan metode yang berbeda sering digabungkan. Seperti kita ketahui bersama, bahwa metode penelitian dengan menggunakan literature review banyak digunakan pada bidang kedokteran, sehingga bidang kedokteran telah mengembangkan banyak sekali metode-metode literature review.

Berikut adalah jenis-jenis literature review, pada bidang kedokteran, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maria J. Grant & Andrew Booth, dalam artikelnya yang berjudul, “A typology of reviews: an analysis of 14 review types and associated methodologies”.

Catatan : Mungkin terdapat perbedaan nama atau istilah dengan bidang-bidang lainnya, walaupun maknanya sama. Sebagai contoh, integrative review sama seperti critical review.

1. Critical review

Critical review bertujuan untuk menunjukkan bahwa peneliti telah meneliti literatur-literatur secara luas dan melakukan evaluasi terhadap kualitas literature tersebut secara kritis. Critical review jenis ini lebih dari sekadar identifikasi deskripsi jurnal, dimana critical review mencakup tingkat analisis dan inovasi konseptual.

Critical review yang efektif seharusnya menyajikan, melakukan analisis, dan melakukan sintesis materi dari berbagai sumber. Tujuan utama dari critical review adalah membuat hipotesis atau model baru, bukan memberikan sebuah jawaban. Model yang dihasilkan mungkin merupakan hasil dari sintesis dari model atau aliran pemikiran yang ada atau mungkin juga merupakan interpretasi yang sama sekali baru dari data-data yang ada.

Contoh : Kulviwat, S., Guo, C. & Engchanil, N. Determinants of online information search: a critical review and assessment. Internet Research: Electronic Networking Applications and Policy 2004, 14 (3), 245–53.

2. Literature review

Menurut catatan dari Medical Subject Headings (MeSH), literature review bertujuan unutk melakukan pemeriksaan terhadap literatur-literatur terbaru atau terkini. Literature review memiliki deskripsi yang sangat luas sehingga sulit untuk dilakukan generalisasi. Namun, karakteristik umum dari literature review adalah bahwa melakukan peninjauan terhadap literatur-literatur yang sudah dipublikasikan dan, mungkin, telah dilakukan proses peer-review.

Secara umum, penelitian literature review melibatkan beberapa proses antara lain

  • Melakukan identifikasi literatur-literatur yang akan dimasukkan kedalam artikel yang akan ditulis
  • Melakukan sintesis dalam bentuk tekstual, tabel atau grafik
  • Membuat beberapa analisis terhadap literatur-literatur yang dipilih sehingga dapat berkontribusi atau memberikan nilai baru terhadap penelitian dalam topik tersebut.

Contoh : Hall, A. & Walton, G. Information overload within the health care system: a literature review. Health Information and Libraries Journal 2004, 21 (2), 102–8.

3. Mapping review atau systematic map

Mapping review fokus pada melakukan sintesis data secara visual dan berbasis pertanyaan. Hal ini yang menjadi pembeda dengan jenis scoping review dimana sintesisnya berbasis topik. Mapping review biasanya digunakan ketika terdapat penelitian yang melimpah dan beragam, dimana review jenis ini merupakan langkah pertama dalam melakukan systematic review. Tujuan utama dari mapping review adalah melakukan identifikasi gap penelitian pada area topik penelitian tertentu.

Contoh : Gough, D., Kiwan, D., Sutcliffe, K., Simpson, D. & Houghton, N. A Systematic Map and Synthesis Review of the Effectiveness of Personal Development Planning for Improving Student Learning. London: EPPI-Centre, Social Science Research Unit, 2003.

4. Meta-analysis

Meta-analysis merupakan sebuah teknik review yang menggabungkan, secara statistik, hasil-hasil penelitian kuantitatif, dimana tujuannya adalah untuk memberikan efek yang lebih tepat dari hasil-hasil penelitian yang ada.

Agar meta-analisis menjadi valid, semua penelitian yang disertakan harus cukup serupa. Serupa disini mencakup karakteristik populasi yang diteliti, intervensi yang dieksplorasi dan perbandingan yang dibuat. Yang terpenting, meta analisis mensyaratkan bahwa ukuran atau hasil yang sama diukur dengan cara yang sama pada interval waktu yang sama.

Contoh : Saxton, M. L. Reference service evaluation and meta-analysis: findings and methodological issues. Library Quarterly 1997, 67 (3), 267–89.

5. Mixed studies review atau mixed methods review

Secara umum, Mixed studies review/mixed methods review dapat merujuk pada kombinasi metode apa pun, di mana setidaknya salah satu komponennya adalah literature review (biasanya systematic review). Misalnya, literature review yang kemudian disertai dengan wawancara terhadap pemangku kepentingan. Hasil dari penelitian menggunakan metode ini tidak hanya menjawab ‘what works’, tetapi juga menjawab ‘how and why does it work’, bahkan bisa juga meningkat untuk menangani masalah yang lebih kompleks, misalnya ‘what works under which circumstances and why’.

Contoh : Shepherd, J., Harden, A., Rees, R., Brunton, G., Garcia, J., Oliver, S. & Oakley, A. Young people and healthy eating: a systematic review of research on barriers and facilitators. Health Education Research 2006, 21(2), 239–57.

6. Overview

Overview merupakan istilah umum yang digunakan untuk melakukan ringkasan terkait apa pun dari literatur [medis], dimana peneliti berupaya mensurvei literatur dan menggambarkan karakteristiknya. Dengan demikian, overview dapat digunakan untuk berbagai jenis literature review, dengan tingkat sistematika yang berbeda. Pada awal munculnya systematic review, istilah ‘overview’ digunakan secara sinonim dengan istilah ‘systematic review’ untuk menggambarkan pendekatan tertentu.

Contoh : Boulos, M., Kamel, N., Hetherington, L. & Wheeler, S. Second Life: an overview of the potential of 3-D virtual worlds in medical and health education. Health Information and Libraries Journal 2007, 24(4), 233–45.

7. Qualitative systematic review atau qualitative evidence synthesis

Qualitative systematic review/qualitative evidence synthesis merupakan metode untuk mengintegrasikan atau membandingkan temuan-temuan dari penelitian kualitatif. Pengetahuan yang dihasilkan dari proses ini dapat mengarah pada pengembangan teori baru, “narasi” yang menyeluruh, generalisasi yang lebih luas atau “terjemahan interpretatif”. Tujuan dilakukannya review jenis ini tidak bersifat agregat sebagaimana review jenis meta-analisis. Sebaliknya, tujuan utamanya adalah melakukan interpretatif untuk memperluas pemahaman tentang fenomena tertentu.

Contoh : Duggan, F. & Banwell, L. Constructing a model of effective information dissemination in a crisis. Information Research 2004, 9(3). Available from: http://InformationR.net/ir/9-3/paper178.html.

8. Rapid review

Rapid review diusulkan oleh Government Social Research sebagai sarana untuk memberikan penilaian tentang apa yang sudah diketahui tentang suatu kebijakan atau masalah praktik, dengan menggunakan metode systematic review untuk mencari dan menilai secara kritis penelitian-penelitian yang ada.

Contoh : Lacey Bryant, S. & Gray, A. Demonstrating the positive impact of information support on patient care in primary care: a rapid literature review. Health Information and Libraries Journal

9. Scoping review

Scoping review memberikan penilaian awal tentang ukuran potensial dan ruang lingkup literatur-literatur penelitian yang tersedia. Review ini bertujuan untuk melakukan identifikasi sifat dan luasnya bukti-bukti penelitian (biasanya termasuk penelitian yang sedang berlangsung).

Contoh : Weeks, L. C. & Strudsholm, T. A scoping review of research on complementary and alternative medicine (CAM) and the mass media: looking back, moving forward. BMC Complementary and Alternative Medicine 2008, 19(8), 43.

10. State-of-the-art review

State-of-the-art review dikarakteristikkan sebagai ‘Ulasan mutakhir yang cenderung membahas masalah-masalah yang lebih terkini’. Dimana kondisi tersebut menjadi pembeda dengan pendekatan literature review, yang merupakan gabungan dari retrospektif dan terkini. State-of-the-art review menawarkan perspektif baru tentang suatu masalah atau menyoroti bidang yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Contoh : Bath, P. A. Data mining in health and medical information. Annual Review of Information Science and Technology 2004, 38, 331–69.

11. Systematic review

Systematic review merupakan jenis literature review yang menggunakan metode sistematis untuk mengumpulkan data sekunder, menilai penelitian-penelitian yang secara kritis, dan melakukan sintesis temuan secara kualitatif atau kuantitatif. (Armstrong dkk. 2011) Systematic review merumuskan pertanyaan penelitian dengan cakupan yang luas atau sempit, dan melakukan identifikasi serta melakukan sintesis penelitian yang secara langsung berhubungan dengan pertanyaan penelitian yang dibuat ketika melakukan review.

Intinya, systematic review dirancang untuk memberikan ringkasan yang lengkap dari bukti-bukti penelitian terkini, yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan, serta “methodical, komprehensif, transparan, dan dapat direplikasi.” (Siddaway dkk., 2019)

Contoh : Weightman, A. L. & Williamson, J. The value and impact of information provided through library services for patient care: a systematic review. Health Information and Libraries Journal 2005, 22(1), 4–25.

12. Systematic search and review

Systematic search and review menggabungkan kekuatan critical review dengan proses pencarian (topik penelitian) yang komprehensif. Biasanya, jenis review ini membahas pertanyaan penelitian yang luas dan hasilnya adalah ‘best evidence synthesis’.

Contoh : Carroll, L. J., Cassidy, J. D., Peloso, P. M., Garritty, C. & Giles-Smith, L. WHO Collaborating Centre Task Force on mild traumatic brain injury. Systematic search and review procedures: results of the WHO Collaborating Centre Task Force on mild traumatic brain injury. Journal of Rehabilitation Medicine 2004, 43(Suppl.), 11–4.

13. Systematized review

Systematized review merupakan sebuah review yang berupaya memasukkan satu atau lebih elemen dari proses systematic review, dan disaat yang sama, tidak mengklaim bahwa keluaran yang dihasilkan dari review ini adalah sebuah systematic review.

Systematized review biasanya dilakukan sebagai tugas mahasiswa pascasarjana, dimana penyebutan systematized review merupakan pengakuan bahwa mereka tidak dapat memanfaatkan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan systematic review secara penuh (seperti adanya dua reviewers).

Contoh : Cornet, R. & de Keizer, N. Forty years of SNOMED: a literature review. BMC Medical Informatics and Decision Making 2008, 8(Suppl. 1), S2.

14. Umbrella review

Umbrella review, secara sederhana, adalah review of reviews. Umbrella review fokus pada kondisi atau masalah yang luas di mana terdapat dua atau lebih intervensi potensial dan menyoroti review-review yang membahas atau menunjukkan adanya potensi intervensi dan hasil-hasilnya.

Contoh : Seida, J. K., Ospina, M. B., Karkhaneh, M., Hartling, L., Smith, V. & Clark, B. Systematic reviews of psychosocial interventions for autism: an umbrella review. Developmental Medicine and Child Neurology 2009, 51(2), 95–104.

Sumber :

  • Grant, M. J., & Booth, A. (2009). A typology of reviews: An analysis of 14 review types and associated methodologies. Health Information & Libraries Journal, 26,91–108. https://doi.org/10.1111/j.1471-1842.2009.00848.x.
  • Hannah Snyder, 2019, Literature review as a research methodology: An overview and guidelines, Journal of Business Research

Referensi :

  • Armstrong R, Hall BJ, Doyle J, Waters E (March 2011). “Cochrane Update. ‘Scoping the scope’ of a cochrane review”. Journal of Public Health. 33 (1): 147–50
  • Baumeister, R. F., & Leary, M. R. (1997). Writing narrative literature reviews. Review of General Psychology, 1, 311–320.
  • Liberati, A., Altman, D. G., Tetzlaff, J., Mulrow, C., Gøtzsche, P. C., Ioannidis, J. P. A., … Moher, D. (2009). The PRISMA statement for reporting systematic reviews and meta- analyses of studies that evaluate health care interventions: Explanation and ela- boration. Annals of Internal Medicine, 151,W–65
  • Siddaway, Andy P.; Wood, Alex M.; Hedges, Larry V. (2019). “How to Do a Systematic Review: A Best Practice Guide for Conducting and Reporting Narrative Reviews, Meta-Analyses, and Meta-Syntheses”. Annual Review of Psychology. 70 (1): 747–770.
  • Torraco, R. J. (2005). Writing integrative literature reviews: Guidelines and examples. Human Resource Development Review, 4, 356–367.
  • Tranfield, D., Denyer, D., & Smart, P. (2003). Towards a methodology for developing evidence-informed management knowledge by means of systematic review. British Journal of Management, 14, 207–222.
  • Wong, G., Greenhalgh, T., Westhorp, G., Buckingham, J., & Pawson, R. (2013). RAMESES publication standards: Meta-narrative reviews. BMC Medicine, 11, 20.