Apa Saja Landasan Pendidikan di Indonesia?

Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama.

Apa saja landasan pendidikan di Indonesia?

Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang beradab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis, serta bertangung jawab.

Penyelenggaraan pendidikan nasional juga memiliki prinsip diantaranya, pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangan kreativitas peserta didik. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat.

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak belakang dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asa tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.

Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan pedidikan berupa landasan filosofi, landasan psikologi, landasan sosiologi, dan landasan IPTEK. Pendidikan yang tidak memiliki landasan akan kacau dalam pelaksanaanya, karena tidak ada patokan yang mengatur jalannya pendidikan itu sendiri. Landasan adalah acuan yang sangat membantu berjalannya sistem pendidikan itu dengan sistematis.

Landasan Filosofi

Landasan berarti tumpuan, dasar, atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak ini bersifat material dapat pula bersifat konseptual. Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi. Landasan juga bisa dikatakan sebagai suatu prinsip yang inti berpijakan atau menggaris bawahi suatu konsep dalam sistem atau teori.

Filsafat sendiri adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia dan merupakan alat mencari jalan keluar yang terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapi. Filosofis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos atau sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, dan kebenaran. Secara maknawi filsafat bermakna sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan.
Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kerajinan antara lain tentang:

  1. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk hidup di dunia ini, seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
  2. Masyarakat berkebudayaan.
  3. Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan, dan
  4. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan.

Pasal 2 UU RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Rincian selanjutnya tentang hal itu tercantum dalam penjelasan UU RI No. 2 Tahun 1989, yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk dibidang pendidikan, adalah pengamalan pancaila, dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara lain: “Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri”.

Sedangkan ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4) menegaskan pula bahwa Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan, dengan kata lain Pancasila sebagai sumber sistem nilai dari pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dan praktik pendidikan. Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan.

Landasan Psikologi

Mengenai perkembangan subjek didik dapat dilakukan degan penerapan psikologi pendidikan. Psikologi tergolong dalam kelompok ilmu perilaku dan dengan sendirinya mempelajari tingkah laku manusia. Tindakan manusia beserta apa yang dirasa dan dipikirkannya menjadi objek studi psikologi. Psikologi yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya atau pendidikan di sekolah pada khususnya disebut psikologi pendidikan.

Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar. Terdapat beberapa pandangan tentang hakiki manusia ditinjau dari segi psikologi dalam kaitannya dengan pendidikan.

Hasil kajian dalam penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan, umpama pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya. Untuk maksud itu sosiologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi.

Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi dengan lingkungannya itu akan menyebabkan manusia mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar. Semakin kuat motif sebagai upaya pemenuhan kebutuhan itu, semakin kuat pula proses belajar yang terjadi, dan pada gilirannya, akan semakin tinggi hasil belajar yang dapat dicapainya. Berbagai pendapat tentang motivasi tersebut sangat didominasi oelh konsep-konsep nafsu dan kebutuhan.

Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar. Kecerdasan umum (inteligensi) ataupun kecerdasan dalam bidang tertentu (bakat) banyak dipengaruhi oleh kemampuan potensial, namun kemampuan potensial itu hanya akan aktual apabila dikembangkan dalam situasi yang kondusif. Kecerdasan aktual terbentuk karena adanya pengalaman.

Salah satu aspek dari perkembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya aagar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan bebrapa prinsip umum perkembangan kepribadian. Disebut sebagai prinsip umum karena:

  1. Prinsip itu dirumuskan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian.
  2. Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab kepribadian itu unik.
  3. Prinsip kedua dari perkembangan kepribadian adalah bahwa kepribadian mengalami perkembangan yang menerus dan tidak terputus-putus, meskipun pada satu periode tertentu akan mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan dengan periode lainnya. Perkembangan kepribadian, di samping faktor keluarga juga dipengaruhi oleh faktor hereditas (seperti keadaan fisik, inteligensi, temperamen, dan sebagainya), dan faktor sosial budaya di lingkungan keluarga. Dengan demikian, potensi hereditas, perkembangan kepribadian akan berlangsung atas dasar kerja sama antara proses maturasi (pendewasan) sebagai pengaruh faktor-faktor pertumbuhan di dalam diri manusia, dengan proses belajar sebagai pengalaman-penglaman yang dijumpai manusia dalam hidupnya.

Landasan Sosiologi

Pendidikan ditandai oleh interaksi antar manusia. Hal ini bersumber pada pengertian yang terdapat dalam sosiologi. Pendidikan umumnya berlangsung dalam kelompok. Oleh karena itu, pengenalan cirri-ciri kelompok dan memanipulasikannya untuk tercapainya tujuan pendidikan perlu dilakukan.

Selain itu, dengan tampilnya perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai cirri yang menonjol dewasa ini, dalam bidang sosiologi dapat diungkap adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendidikan, baik kelurga maupun yang lain seperti sekolah. Faktor-faktor itu diantaranya kebudayaan, stratifikasi sosial, sekolah sebagai pusat kebudayaan juga sebagai institusi sosial, dan proses sosialisasi yang terutama akan dialami oleh subjek didik setelah menyelesaikan pendidikan formalnya.

Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:

  1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
  • Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
  • Hubungan system pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
  • Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan.
  1. Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status.
  • Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaa, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
  • Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
  • Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah.
  • Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.
  1. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari:
  • Peranan sosial guru.
  • Sifat kepribadian guru.
  • Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.
  • Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.
  1. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi:
  • Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah.
  • Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar.
  • Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
  • Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubunganya dengan organisasi sekolah.

Landasan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

IPTEK menjadi bagian utama dalam isi pengajaran. Pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan IPTEK. Setiap perkembangan IPTEK harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil perkembangan IPTEK itu ke dalam isi bahan ajaran. Pendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah cabang-cabang IPTEK, utamanya ilmu perilaku (psikologi, sosiologi, antropologi). Kemajuan cabang-cabang ilmu tersebut menyebabkan tersedianya informasi empiris yang cepat dan tepat, dan pada gilirannya, di terjemahkan menjadi program, alat, dan atau prosedur kerja yang akan bermuara pada kemajuan teknoligi pendidikan.

Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesutu yang diperoleh melalui barbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu. Pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu (ilmu-ilmu sosial atau social sciences, dan ilmu-ilmu alam atau natural sciences), humaniora (seni, filsafat, bahasa, dan sebagainya) serta wahyu keagamaan atau yang sejenisnya.
Landasan IPTEK sendiri dibagi menjadi tiga macam, antara lain sebagai berikut :

  1. Landasan Epistemologi, ini berkaitan dengan segenap proses untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah, yakni: Bagaimana prosedurnya, apakan yang harus diperhatikan agar diperoleh kebenaran, cara/teknik/sarana apa yang membantu untuk mendapatkannya? Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu yang disebut metode keilmuan.
  2. Landasan Aksiologis, ini berkaitan dengan makfaat atau kegunaan pengetahuan ilmiah itu, yaitu: Untuk apa pengetahuan ilmiah itu dipergunakan, bagaimana kaitannya dengan nila-nilai moral? Ilmu telah berjasa mengubah wajah dunia dalam berbagai bidang serta memajukan kesejahteraan manusia.
  3. Landasan Antologis, ini berkaitan dengan objek yang ditelaah oleh ilmu adalah: Apa yang ingin diketahui oleh ilmu, bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan daya tangkap manusia. Objek ilmu selalu berkaitan dengan pengalaman manusia yang dapat di komunikasikan kepada orang lain. Ilmu mempuyai tiga asumsi tenang objek empiris, yakni :Objek-objek tertentu empunyai keserupaan satu sama lain yang memungkinkan dilakukan klasifikasi, objek dalam jangka waktu tertentu tidak mengalami perubahan (kelestarian yang relative, dan adanya determinisme, bahwa suatu gejala bukan merupakan kejadian yang kebetulan tetapi mempunyai pola tertentu yang berifat tetap.