Apa saja kriteria untuk obesitas?

Seringkali digunakan oleh masyarakat luas untuk menyebut seseorang yang berat badannya sangat berlebih, obesitas juga sering disalahartikan oleh orang banyak. Apa ada kriteria obesitas yang resmi?

Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Kata Obesity sendiri berasal dari bahasa latin, obesus yang terdiri dari 2 kata, yaitu ob dan edere yang artinya memakan habis.

Beberapa orang mengartikan Obesitas adalah kelebihan berat badan (overweight) jauh melebihi berat yang diinginkan. Pengertian Obesitas dan overwight bagi beberapa orang sedikit membingungkan, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda.

  • Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan.
  • Overweight adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal.

Sedangkan definisi Obesitas menurut para dokter adalah suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan, suatu penyakit kronik yang dapat diobati, suatu penyakit epidemik, suatu kondisi yang berhubungan denan penyakit-penyakit lain dan dapat menurnkan kualitas hidup, suatu penyakit yang membutuhkan penanganan dengan biaya perawatan yang sangat tinggi. (Almatsiet, Sunita, 2007; Walley et al, 2006)

Tipe obesitas

Obesitas dibagi menjadi dua macam jika dilihat berdasarkan bentuk dan sel lemak yaitu :

Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh

1. Tipe android/obesitas sentral

Pada pria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dan dirongga perut sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel (apple type). Karena lemak banyak berkumpul dirongga perut, obesitas tipe buah apel disebut juga obesitas sentral, dan karena banyak terdapat pada laki-laki disebut juga sebagai obesitas tipe android. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe gynoid, karena sel-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemak nya ke dalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel lemak di tempat lain. Lemak yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, penyakit gallbladder, stroke, dan jenis kanker tertentu (payudara dan endometrium) (Tchernof, 2007; Geresemer, 2008)

obesitas
Gambar Tipe Android dan Gynoid (Alberti, 2011)

2. Tipe gynoid

Pada tipe obesitas ini didapatkan kelebihan lemak pada wanita disimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah pear (pear type). Karena lemak berkumpul di pinggir tubuh yaitu di pinggul dan paha, obesitas tipe buah pear disebut juga sebagai obesitas perifer dan karena banyak terdapat pada wanita disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas tipe gynoid. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil, kecuali resiko terhadap penyakit arthritis dan varises vena (varicose veins). (Tchemof, 2007; Alberti 2011)

3. Tipe ovid (kotak buah)

Ciri dari tipe ini adalah “besar di seluruh bagian badan”. Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik (Tchemof, 2007;)

Tipe obesitas berdasarkan sel lemak

Berdasarkan jenis sel lemak nya obesitas dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Obesitas Tipe Hyperplastic

Obesitas terjadi karena jumlah adiposit yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal, tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Obesitas ini biasa terjadi pada masa anak-anak.

2. Obesitas Tipe Hypertrophic.

Obesitas terjadi karena ukuran adiposit menjadi lebih besar dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal. Obesitas tipe ini terjadi pada usia dewasa, Upaya untuk menurunkan berat badan lebih mudah dibandingkan tipe hyperplastic.

3. Obesitas Tipe Hyperplastic dan Hypertrophic

Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertrophic mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertrophic, obesitas ini dimulai pada anak-anak dan berlangsung terus sampai dewasa, upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan resiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit (Torres et al, 2012).

Obesitas ditentukan oleh meningkatkan keduanya, ukuran dan jumlah adiposit. Adipogenesis dapat menyebabkan meningkatnya jumlah adiposit (hiperplasia) yang menghasilkan adiponektin yang belebih menurunkan adipokininflamasi. Di sisi lain, hypertrophy adiposit menghasilkan adiponektin yang lebih sedikit dan adipokininflamasi lebih banyak. Prevalensi hipertorpi adiposit di jaringan adipose menyebabkan penurunan aliran darah dengan hipoksia dan dilanjutkan infiltrasimakrofag. Selain itu, sitokin yang dihasilkan oleh makrofag menghambat adipogenesis. (Torres et al, 2012).

Hyperplasia dan Hypertropy pada obesitas
Gambar Hyperplasia dan Hypertropy pada obesitas (Torres et al, 2012)

Obesitasnya seseorang dapat dinilai dengan berbagai cara atau metode antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), serta perbandingan lingkar pinggang dan panggul (Sonmez et al ., 2003). Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya.

IMT


Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran yang menyatakan komposisi tubuh, perimbangan antara berat badan dengan tinggi badan. Metode ini dilakukan dengan cara menghitung BB/TB2 dimana BB adalah berat badan dalam kilogram dan TB adalah tinggi badan dalam meter (Arora, 2008).

Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat badan kurang < 18,5
Kisaran Normal 18,5 – 22,9
Berat Badan Lebih ≥ 23,0
Berisiko 23,0 – 24,9
Obes I 25,0 – 29,9
Obes II ≥ 30,0

Rasio lingkar pinggang – panggul (RLPP)


Pola penyebaran lemak tubuh tersebut dapat ditentukan oleh rasio lingkar pinggang dan panggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan panggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran panggul (Arora, 2008).

Rasio Lingkar Pinggang (LiPi) dan Lingkar Panggul (LiPa) merupakan cara sederhana untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian atas tubuh (pinggang dan perut). Jika rasio antara lingkar pinggang dan lingkar panggul untuk perempuan diatas 0.85 dan untuk laki-laki diatas 0.95 maka berkaitan dengan obesitas sentral / apple shapedd obesity dan memiliki faktor resiko stroke, DM, dan penyakit jantung koroner. Sebaliknya jika rasio lingkar pinggang dan lingkar panggul untuk perempuan dibawah 0,85 dan untuk laki-laki dibawah 0,95 maka disebut obesitas perifer / pear shapedd obesity (WHO, 2008).

  • Lingkar Pinggang
    Lingkar pinggang adalah salah satu indikator untuk menentukan jenis obesitas yang diperoleh melalui hasil pengukuran panjang lingkar yang diukur di antara crista illiaca dan costa XII pada lingkar terkecil, diukur dengan pita meteran non elastis (ketelitian 1 mm). Pada penelitian lain yang dilakukan Wang et al . (2005), ukuran lingkar pinggang yang besar berhubungan dengan peningkatan faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular karena lingkar pinggang dapat menggambarkan akumulasi dari lemak intraabdominal atau lemak visceral. Berikut adalah teknik pengukuran lingkar pinggang menurut Riskesdas 2013 :

    1. Responden diminta dengan cara yang santun untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir responden untuk menetapkan titik pengukuran.

    2. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah.

    3. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul.

    4. Tetapkan titik tengah di antara diantara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis. Minta responden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).

    5. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.

    6. Apabila responden mempunyai perut yang gendut kebawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.

    7. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.

  • Lingkar Panggul
    Lingkar panggul juga merupakan salah satu indikator untuk menentukan jenis obesitas yang diperoleh melalui hasil pengukuran panjang lingkar maksimal dari pantat dan pada bagian atas simphysis ossis pubis . Lingkar panggul yang besar (tanpa menilai IMT dan lingkar pinggang) memiliki risiko diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan dengan obesitas apple shaped (Oviyanti, 2010). Berikut adalah teknik pengukuran lingkar pinggang menurut Riskesdas 2013:

    1. Responden diminta berdiri tegap dengan kedua kaki dan berat merata pada setiap kaki.

    2. Palpasi dan tetapkan daerah trochanter mayor pada tulang paha.

    3. Lingkarkan pita ukur tanpa melakukan penekanan.

    4. Posisikan pita ukur pada lingkar maksimum dari bokong, untuk wanita biasanya di tingkat pangkal paha, sedangkan untuk pria biasanya sekitar 2 - 4 cm bawah pusar.

    5. Ukur lingkar pinggul mendekati angka 0,1cm.

Klasifikasi Obesitas


Klasifikasi obesitas dapat dibedakan berdasarkan distribusi jaringan lemak, yaitu :

  1. Apple-shapedd body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan pinggang)

  2. Pear-shapedd body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian panggul dan paha) ( Sugondo , 2009).

Terdapat klasifikasi obesitas berdasarkan kriteria obesitas untuk kawasan Asia Pasifik. Kriteria ini berdasarkan meta-analisis beberapa kelompok etnik yang berbeda, dengan konsentrasi lemak tubuh, usia, dan gender yang sama, menunjukkan etnis Amerika berkulit hitam memiliki IMT lebih tinggi 4,5 kg/m2 dibandingkan dengan etnis kaukasia. Sebaliknya, nilai IMT bangsa Cina, Ethiopia, Indonesia, dan Thailand masing-masing adalah 1.9, 4.6, 3.2, dan 2.9 kg/m2 lebih rendah daripada etnis Kaukasia. Hal ini memperlihatkan adanya nilai ambang batas IMT untuk obesitas yang spesifik untuk populasi tertentu (Sugondo, 2009).

Klasifikasi IMT (kg/m2) Lingkar Perut
< 90 cm (laki-laki) ≥ 90 cm (laki-laki)
<80cm (perempuan) ≥80 cm (perempuan)
< 18,5 Rendah (risiko meningkat pada masalah klinis lain) sedang
Berat badan kurang
Kisaran Normal 18,5 – 22,9 sedang meningkat
Berat Badan Lebih ≥ 23,0
Berisiko 23,0 – 24,9 meningkat moderat
Obes I 25,0 – 29,9 moderat berat
Obes II ≥ 30,0 berat sangat berat

Manifestasi klinis obesitas secara umum, antara lain :

  • Wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap

  • Leher relatif pendek

  • Dada membusung dengan payudara membesar

  • Perut membuncit ( pendulous abdomen ) dan striae abdomen

  • Pada anak laki-laki : Burried penis, gynaecomastia

  • Pubertas dinigenu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit ( Sugondo , 2009).

  1. Obesitas tipe apple shaped

    Obesitas tipe apple shaped atau yang lebih dikenal sebagai “ android obesity ” merupakan obesitas dengan distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian atas ( upper body obesity) yaitu pinggang dan rongga perut, sehingga tubuh cenderung menyerupai buah apel. Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominasi penimbunan lemak tubuh di trunkal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal.

    Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini disebut sebagai android obesity. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah (Sugianti, 2009).

  2. Obesitas tipe pear shaped

    Pada obesitas tipe ini, distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian panggul dan paha, sehingga tubuh menyerupai buah pir (Boivin, 2007). Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “ gynoid obesity ” (David, 2004). Resiko terhadap penyakit pada tipe ini umumnya kecil. Pada obesitas tipe apple shaped, lemak banyak di simpan pada bagian pinggang dan rongga perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe menyerupai buah pear karena sel-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya ke dalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel lemak ditempat lain atau perifer (Adam, 2009).