Dalam ilmu Sosiologi terdapat pembahasan tentang gerak dan perubaha kebudayaan.
Apa saja konsep dalam gerak dan perubahan kebudayaan?
Dalam ilmu Sosiologi terdapat pembahasan tentang gerak dan perubaha kebudayaan.
Apa saja konsep dalam gerak dan perubahan kebudayaan?
Perubahan kebudayaan disebabkan oleh banyak faktor. Biasanya, dalam suatu masyarakat, ada dua kekuatan yang akan memersepsi perubahan kebudayaan. Pertama adalah kelompok yang menginginkan dan sangat terbuka menerima perubahan kebudayaan. Kedua adalah kelompok yang sangat konservatif, yang mempertahankan budaya lama dan tidak ingin budayanya berubah atau bahkan bersifat reaktif terhadap kebudayaan baru.
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan kebudayaan , antara lain:
Discovery dan invention biasanya disebut suatu penemuan baru. Ia dapat dikatakan sebagai pangkal tolak dalam studi mengenai pertumbuhan dan perubahan kebudayaan karena hanya dengan proses inilah unsur yang baru dapat ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia. Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan, sedangkan invention adalah penerapan yang baru dari sebuah pengetahuan.
Sebagaimana kita bahas di atas, penemuan baru di bidang IPTEK telah mengubah kebudayaan manusia secara besar-besaran. Revolusi Industri di Barat merupakan sebuah contoh yang luar biasa perkembangan IPTEK cara pandang, fi lsafat, watak, kesadaran, bahkan lembaga kebudayaan politik disapu oleh revolusi ekonomi yang juga berimbas pada revolusi politik dan kebudayaan.
Ada dua bentuk invention:
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut “difusi intra-masyarakat”. Sedangkan, penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat. Difusi mengandung tiga proses yang dibeda-bedakan:
Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.
Akulturasi juga dipahami sebagai proses ketika masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplet dan bulat dari dua kebudayaan itu.
Menurut Dr. Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat menimbulkan proses akulturasi:
Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin berkurangnya perbedaan antara individu-individu dan antar-kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap, dan proses mental yang berhubungan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi , antara lain:
Unsur-unsur kebudayaan menurut Melville J. Herskovits terdiri atas empat unsur pokok, yaitu:
Sementara itu, Bronislaw Malinowski menyebutkan unsurunsur pokok kebudayaan , sebagai berikut:
Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama di antara para anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya;
Sedangkan, unsur-unsur kebudayaan menurut C. Kluckhohn dalam bukunya Universal Categories of Culture adalah sebagai berikut:
Dari beberapa pendapat di atas, unsur-unsur kebudayaan dapat diringkas sebagai berikut: Sistem religi:
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial:
Sistem pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang:
Bahasa, yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
Kesenian:
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi:
Sistem peralatan hidup atau teknologi: