Apa saja komponen pada kecerdasan emosional ?

Kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional (emotional quotient, disingkat EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ).

Apa saja komponen pada kecerdasan emosional ?

Seorang psikolog mendalami bidang Kecerdasan Emosional yang bernama Daniel Goleman menyatakan bahwa yang perlu kita tahu adalah, untuk mengindentifikasi karakteristik kematangan emosi seseorang ada beberapa komponen yang kita bisa gunakan sebagai parameter utama. Berikut ini merupakan gambaran singkat mengenai komponen tersebut :

  1. Self-awareness atau Kesadaran Diri : Kemampuan mengenali dan memahami suasana hati dan motivasi diri, serta dampaknya terhadap orang lain. Untuk bisa mencapai ini, kita harus dapat memantau keadaan emosi diri sendiri.

  2. Self-Regulation atau Pengendalian diri : Kemampuan seseorang untuk tidak bereaksi secara gegabah. Komponen ini juga menunjukkan cara kita untuk mengekspresikan diri secara tepat sehingga setiap tindakan tidak diatur oleh aspek emosi saja.

  3. Internal Motivation atau Motivasi Diri : Kemampuan seseorang yang berkaitan dengan minat belajar dalam rangka melakukan perbaikan diri secara terus menerus. Misalnya saja, rasa inisiatif dan komitmen untuk menyelesaikan kewajiban.

  4. Empati : Kemampuan untuk memahami reaksi emosional orang lain. Hal ini hanya bisa dicapai jika kita sudah mencapai kesadaran diri. Contohnya sikap proaktif untuk mengantisipasi kebutuhan orang lain.

  5. Social Skill atau keterampilan sosial : Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan sosial dan memenuhi kebutuhan tersebut dengan landasan bersama, mengelola komunikasi dan membangun jaringan.

Kecerdasan emosional merupakan kekuatan di balik singgasana kemampuan intelektual. Ia merupakan dasar-dasar pembentukan emosi yang mencakup tentang kemampuan-kemampuan untuk : menunda kepuasan dan mengendalikan impuls-impuls, tetap optimis jika berhadapan dengan kemalangan danketidakpastian, menyalurkan emosi-emosi yang kuat secara efektif, mampu memotivasi dan menjaga semangat disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan- tujuan, menangani kelemahan-kelemahan pribadi, menunjukkan rasa empati kepada orang lain.

Komponen-komponen Kecerdasan Emosional (EQ)

Konsep kecerdasan emosional terdiri dari lima komponen, yaitu kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.

  • Mengenali Emosi diri

    Kemampuan mengenali emosi diri adalah kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu itu terjadi dari waktu ke waktu dalam kehidupan individu. Menurut John Meyer kesadaran diri berarti waspada terhadap suasana hati maupun pemikiran kita tentang suasana hati.

    Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan, mengapa hal itu kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut. Kesadaran diri emosional adalah fondasi tempat dibangunnya hampir semua unsur kesadaran emosional, langkah awal yang penting untuk menjelajahi dan memahami diri kita, dan untuk berubah.

  • Kemampuan Mengelola Emosi Diri

    Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan untuk menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas, kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar ini. Tujuannya adalah keseimbangan emosi bukan untuk menekan emosi, setiap perasaan mempunyai nilai dan makna yang dikehendaki. Apabila emosi terlampau ditekan, terciptalah kebosanan dan jarak, bila emosi tak terkendali terlampau ekstrim dan terus menerus emosi akan menjadi sumber penyakit seperti depresi, cemas yang berlebihan, amarah yang meluap-luap, dan gangguan emosional yang berlebihan.

  • Kemampuan Memotivasi Diri

    Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan individu dalam mengarahkan dan mendorong segala daya upaya dirinya bagi pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini, peran motivasi positif yang terdiri dari antusias dan keyakinan pada diri akan sangat produktif dan efektif dalam segala aktivitasnya.

    Memotivasi diri sendiri dapat ditelusuri melalui beberapa hal sebagai berikut :

    • Cara mengendalikan dorongan hati,
    • Derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang,
    • Kekuatan berfikir positif,
    • Optimisme,
    • Kemampuan seseorang terhadap keadaan yang sedang terjadi atau pekerjaan hanya terfokus pada satu objek.

    Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya, maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi.

  • Kemampuan Mengenali Emosi Orang Lain

    Kemampuan mengenali emosi orang lain disebut empati, yaitu kemampuan memahami perasaan orang lain serta mengkomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang yang bersangkutan. Kemampuan ini dibangun atas dasar kesadaran diri sendiri, yang meliputi bahwa orang lain juga mempunyai kepentingan seperti halnya diri kita sendiri, sadar bahwa lingkungan yang membentuk individu itu berbeda-beda dan menyadari tidak ada manusia itu sama, serta perbedaan itu bukan suatu yang harus disikapi dengan perlawanan.

    Semakin seseorang itu terbuka kepada diri sendiri, semakin mampu ia mengenal dan mengikuti emosinya dan makin mudah membaca perasaan orang lain.

  • Kemampuan Membina Hubungan dengan Orang Lain

    Kemampuan membina hubungan merupakan kemampuan individu dalam mengelola emosi orang lain. Kemampuan tersebut membantu individu dalam mengelola emosi orang lain. Membantu individu menjalin hubungan dengan orang secara terbuka sehingga disukai oleh lingkungan karena ia menyenangkan secara emosional.

    Seni membina hubungan dengan orang lain merupakan ketrampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain, tanpa memiliki ketrampilan dalam membina hubungan dengan orang lain, maka seseorang akan kesulitan dalam pergaulan sosial.

    Sesungguhnya karena tidak memiliki keterampilan sosial ini yang menyebabkan seseorang seringkali dianggap angkuh, mengganggu dan tidak berperasaan.

Patton (1997) menyebutkan bahwa EQ mencakup semua sifat seperti: kesadaran diri, manajemen suasana hati, motivasi diri, mengendalikan impuls (desakan hati), dan keterampilan mengendalikan orang lain. Salovey (dalam Goleman, 2007) menyebutkan 5 wilayah utama kecerdasan emosi, yakni:

1. Mengenali emosi diri.

Kesadaran diri – mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi – merupakan dasar kecerdasan emosi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan.

2. Mengelola emosi.

Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam keterampilan ini akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.

3.Memotivasi diri sendiri.

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional – menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati – adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Mampu menyesuaikan diri dalam “flow” memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

4.Mengenali emosi orang lain.

Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.

5. Membina hubungan.

Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan sosial akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan.

Reuven Bar-On (dalam Stein dan Book, 2002) membagi kecerdasan emosi dalam 5 ranah, yakni:

1.Ranah intrapribadi.

Ranah kecerdasan emosi ini terkait dengan apa yang biasanya disebut “inner self” (diri terdalam, batiniah). Ranah ini melingkupi lima sub bagian, yaitu kesadaran diri emosional, sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.

2. Ranah antarpribadi.

Ranah kecerdasan emosi ini berhubungan dengan apa yang dikenal sebagai keterampilan berinteraksi. Ranah ini terdiri dari empati, tanggung jawab sosial, dan hubungan antarpribadi.

3.Ranah penyesuaian diri.

Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan untuk menilai dan menanggapi situasi yang sulit. Ranah ini meliputi pemecahan masalah, uji realitas, dan sikap fleksibel.

4. Ranah penanganan stres.

Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan menanggung stres tanpa harus ambruk, hancur, kehilangan kendali, atau terpuruk. Ranah ini terdiri dari ketahanan menanggung stres dan pengendalian impuls.

5. Ranah suasana hati umum.

Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan. Ranah ini meliputi kebahagiaan dan optimisme.

Menurut Goleman (2001) dasar kecakapan emosi dan sosial adalah:

1. Kesadaran diri.

Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri; memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

2. Pengaturan diri.

Menangani emosi kita sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

3. Motivasi.

Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil insiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustrasi.

4. Empati.

Merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

5. Ketrampilan sosial.

Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial; berinteraksi dengan lancar; menggunakan keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk kerja sama dan bekerja dalam tim.

Selain itu, Goleman (2001) menyebutkan bahwa kecakapan emosi yang paling sering mengantar orang ke tingkat keberhasilan adalah:

  • Inisiatif, semangat juang, dan kemampuan menyesuaikan diri.
  • Pengaruh, kemampuan, memimpin tim, dan kesadaran politis.
  • Empati, percaya diri, dan kemampuan mengembangkan orang lain.

Berdasar uraian di atas, maka aspek-aspek kecerdasan emosi adalah mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan, dan penyesuaian diri

Daniel Goleman adalah seseorang yang telah mempopulerkan istilah “kecerdasan emosional”, walaupun istilah ini bukanlah istilah yang ia temukan sendiri. Menurutnya, “kecerdasan emosional” atau emotional intelligence merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri, dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.36 Emosi yang lepas kendali dapat membuat orang pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimum. Kecerdasan emosi menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya:

Mengenali emosi diri

Merupakan karakteristik emosi untuk menunda kesenangan sesaat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini sering juga disebut “menahan diri”. Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”. Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan bersabar dan menukar rasa sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan emosi penuh dengan perhitungan.

Mengelola emosi diri

Merupakan kemampuan emosional yang meliputi kecakapan untuk tetap tenang dalam suasana apapun, menghilangkan kegelisahan yang timbul, mengatasi kesedihan atau berdamai dengan sesuatu yang menjengkelkan. Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah kekuasaan emosi. Mereka akan cepat kembali bersemangat apapun situasi yang menghadang dan tahu cara menenangkan diri. Mengelola emosi diri bukan berarti menekan perasaan. Salah satu ekspresi emosi yang bisa timbul bagi setiap orang adalah marah. Menurut Aristoteles, marah itu mudah. Tetapi untuk marah kepada orang yang tepat, tingkat yang tepat, waktu, tujuan, dan dengan cara yang tepat, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang cerdas secara emosi. Ketiga hal tersebut diatas, merupakan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi-emosi diri sendiri yang harus dimiliki oleh orang-orang yang dikatakan cerdas secara emosi.

Memotivasi Diri

Motivasi diri adalah dorongan hati untuk bangkit. Ia merupakan inti secercah harapan dalam diri seseorang yang membawa orang tersebut mempunyai cita-cita yang mendorongnya untuk meraih yang lebih tinggi. Motivasi merupakan kepercayaan bahwa sesuatu dapat dilakukan, bahkan ketika masalah menghadangnya. Jika seseorang telah termotivasi, tidak ada seorang lain yang dapat mengambil kekuatan mereka untuk bergerak maju dan ketika motivasi itu datang dari dalam hati seseorang, mereka menjadi tak terkalahkan.

Orang dengan keterampilan ini cenderung sagat produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka hadapi. Ada banyak cara untuk memotivasi diri sendiri antara lain dengan banyak membaca buku atau artikel-artikel positif, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.

Memahami Orang Lain (Empati)

Menyadari dan menghargai perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati. Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata orang lain. ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi orang lain. memahami perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita. Menjadi pendengar yang baik tidak berarti harus setuju dengan apapun yang kita dengar. Keuntungan dari memahami orang lain adalah kita banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.

Empati bermula dari kesadaran akan perasaan orang lain. lebih mudah untuk menyadari emosi orang lain jika mereka benar-benar menceritakannya secara langsung tentang apa yang dirasakan. Tetapi selama mereka tidak menceritakannya, seseorang harus berusaha menanyakannya, membaca apa yang tersirat, menduga-duga, dan berupaya untuk meginterpretasikan isyarat-isyarat yang bersikap nonverbal. Orang yang ekspresif secara emosional adalah paling mudah untuk dibaca, tentunya lewat mata dan wajah mereka yang memberitahukan kita bagaimana perasaan mereka.
Seseorang yang mau membaca emosi orang lain haruslah berempati. Empati berbeda dengan simpati. Simpati hanya sekedar memahami masalah atau perlakuan seseorang. Empati lebih dari itu, empati bukan hanya memahami masalah orang lain tetapi juga merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.

Kemampuan membina hubungan dengan orang lain

Memiliki perhatian mendasar terhadap orang lain. orang yang mempunyai kemampuan ini dapat bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain yang berbeda dengan dirinya. Kecakapan jenis ini sangat membantu seseorang untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan serta kepercayaan dengan orang lain. Gardner memecahnya menjadi empat jenis kemampuan, yakni: kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dan mempertahankan persahabatan, kemampuan menyelesaikan konflik, dan keterampilan analisis sosial.

Kecerdasan emosional merupakan kumpulan dari beberapa trait yang membentuk kecerdasan emosioanl. Penyusun dari kecerdasan emosional disebut dengan komponen-komponen kecerdasan emosional.

Bar-On (dalam Goleman, 2000) menjabarkan komponen kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan pokok yaitu:

Kemampuan Intrapersonal

Kemampuan intrapersonal, meliputi:

  1. Kesadaran diri emosional
  2. Yaitu kemampuan untuk mengakui atau mengenal perasaan diri, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengetahui penyebabnya.
  3. Asertivitas — Meliputi tiga komponen dasar, yaitu (a) kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, (b) kemampuan mengungkapkan keyakinan dan gagasan secara terbuka. © kemampuan mempertahankan kebenaran dengan cara yang tidak destruktif.
  4. Harga diri — Yaitu kemampuan menghargai dan menerima diri sendiri sebagai sesuatu yang baik, atau kemampuan mensyukuri berbagai aspek positif dan kemampuan yang ada dan juga menerima aspek negatif dan keterbatasan yang ada pada diri dan tetap menyukai diri sendiri.
  5. Aktualisasi diri — Yaitu kemampuan menyadari kapasitas potensial yang dimiliki. Aktualisasi diri adalah suatu proses dinamis dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan bakat secara maksimal.
  6. Kemandirian — Yaitu kemampuan mengatur atau mengarahkan diri dan mengendalikan diri dalam berfikir dan bertindak serta tidak tergantung pada orang lain secara emosional.

Kemampuan Interpersonal

Kemampuan interpersonal, meliputi:

  1. Empati — Yaitu kemampuan menyadari, memahami, menghargai perasaan orang lain dan juga kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain.
  2. Hubungan interpersonal — Yaitu kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan yang saling memuaskan yang dicirikan dengan keakraban serta memberi dan menerima kasih sayang.
  3. Tanggungjawab sosial — Yaitu kemampuan menunjukkan diri sendiri dengan bekerjasama, serta berpartisipasi dalam kelompok sosialnya. Komponen-komponen kecerdasan emosional ini meliputi bertindak secara bertanggungjawab, meskipun tidak mendapatkan keuntungan apapun secara pribadi.

Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri, meliputi:

  1. Pemecahan masalah — Yaitu kemampuan mengenali masalah serta menghasilkan dan melaksanakan solusi yang secara potensial efektif. Kemampuan ini juga berkaitan dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak menghindari masalah tetapi dapat menghadapi masalah dengan baik.
  2. Uji realitas Yaitu kemampuan menilai kesesuaian antara apa yang dialami atau dirasakan dan kenyataan yang ada secara objektif dan sebagaimana adanya bukan sebagaimana yang diinginkan atau diharapkan.
  3. Fleksibilitas — Yaitu kemampuan mengatur emosi, pikiran dan tingkah laku untuk mengubah situasi dan kondisi sikap fleksibilitas ini juga mencakup seluruh kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak terduga dinamis.

Penanganan Stress

Penanganan stres, meliputi:

  1. Ketahanan menanggung stress — Yaitu kemampuan menahan peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi stres dan dengan aktif serta sungguh-sungguh mengatasi stres tersebut. Ketahanan menanggung stres ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar.
  2. Pengendalian impuls — Yaitu kemampuan menahan dan menunda gerak hati, dorongan dan godaan untuk bertindak.

Suasana Hati (Mood)

Suasana hati, meliputi:

  1. Kebahagiaan — Yaitu kemampuan untuk merasa puas dengan kehidupan, menikmati kebersamaan dengan orang lain dan bersenang-senang.
  2. Optimisme Yaitu kemampuan untuk melihat sisi terang dalam hidup dan membangun sikap positif sekalipun dihadapkan dengan kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam menghadapi kesulitan.

Goleman (2001) membagi kecerdasan emosi atas lima komponen, yang dapat menjadi pedoman untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembagian komponen-komponen kecerdasan emosional menurut Goleman, yaitu:

Kesadaran Diri

Kesadaran diri adalah kemampuan dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kesadaran diri merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul pemahaman tentang diri sendiri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri dikuasai oleh perasaan, sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya dan akhirnya berakibat dalam pengambilan keputusan yang salah. Kesadaran diri terdiri atas tiga kecakapan yaitu kesadaran emosional, penilaian diri secara akurat, dan percaya diri.

Pengaturan Diri

Pengaturan diri berarti pengelolaan impuls dan perasaan yang menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya, orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus- menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal yang merugikan diri sendiri. Pengaturan diri terdiri atas lima kecakapan, yaitu pengendalian diri, dapat dipercaya, kehati-hatian, adaptabilitas, dan inovasi.

Motivasi

Dengan kemampuan memotivasi diri sendiri yang dimilikinya, seseorang akan cenderung memiliki pandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

Empati

Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi diri sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia terampil membaca emosi orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.

Keterampilan sosial

Keterampilan sosial merupakan seni dalam membina hubungan dengan orang lain yang mendukung keberhasilan dalam bergaul dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Keterampilan sosial yaitu mengendalikan emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, memahami dan bertindak bijaksana dalam hubungan antar manusia.

Berdasarkan penjabaran komponen-komponen kecerdasan emosional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional terdiri dari lima komponen yaitu kemampuan intrapersonal, kemampuan interpersonal, penyesuaian diri, penanganan stres dan suasana hati.