Apa saja klasifikasi tipe-tipe kebudayaan politik menurut Almond dan Verba?

gambarhttps://reader001.dokumen.tips/reader001/slide/20170811/5571f31049795947648d6efd/document-1.png

Budaya politik mengacu pada keseluruhan pengetahuan, sikap emosional dan penilaian etika moral yang berkaitan dengan isu-isu politik yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Sikap dan tingkah laku inilah menjadi suatu objek penanda gejala-gejala politik yang akan terjadi didalam sistem politik.

Menurut Gabriel Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem politik tersebut. Dengan kata lain, berbagai negara mempunyai pola keyakinan, nilai-nilai dan sikap politik yang sangat berbeda dan
didalam negara-negara tersebut elemen-elemen budaya politik terbentuk oleh pengalaman hidup, pendidikan, dan kelas sosial.

Dimensi-dimensi yang menjadi ukuran dalam menentukan budaya politik suatu masyarakat, yaitu:

  1. Tingkat pengetahuan umum masyarakat mengenai sistem politik negaranya;
  2. Pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan;
  3. Pemahaman masyarakat mengenai penguatan kebijakan; dan
  4. Sejauh mana partisipasi masyarakat dalam berpolitik dan bernegara, serta sejauh mana pemahamannya mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Almond dan Verba juga mengklasifikasikan tipe-tipe kebudayaan yaitu:

  1. Budaya Politik Parokial, yang memiliki ciri-ciri:
    a. Frekuensi orientasi masyarakat terhadap dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali.
    b. Tidak ada peran-peran politik yang bersifat khusus.
    c. Peran-peran pemimpin masyarakatnya sangat berperan baik dalam bidang politik, ekonomi dan keagamaan.
    d. Partisipasi masyarakat sangat bergantung pada pemimpinnya.

  2. Budaya Politik Subjek, yang memiliki ciri-ciri:
    a. Frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
    b. Pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan.
    c. Masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem politik.

  3. Budaya Politik Partisipan, yang memiliki ciri-ciri:
    a. Masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai penentu budaya politik.
    b. Masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan.
    c. Berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung.

Sumber: Herning Suryo. BUDAYA POLITIK NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG SUATU PERBANDINGAN. (Transformasi No. 27 Tahun 2015 Volume I Halaman 1 – 47) diakses dari http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Transformasi/article/download/912/764