Apa saja keutamaan memiliki rasa Khauf atau takut kepada Allah dalam diri manusia ?

Khauf

Khauf berkaitan dengan kejadian yang akan datang, sebab seseorang hanya merasa takut jika apa yang dibenci tiba dan yang dicintai sirna. Apa saja keutamaan memiliki rasa Khauf atau taku kepada Allah dalam diri manusia ?

Untuk sampai kepada Allah, dapat dilakukan melalui dua jalan, yaitu bagi yang memperoleh kasih sayangNya dan bagi yang jinak hati kepadaNya di dunia. Kasih sayang itu tidak akan berhasil tanpa ma’rifah, dan ma’rifah tidak akan berhasil selain dengan tafakkur. Sedangkan kejinakan hati hanya akan berhasil dengan kasih sayang dan dzikir yang terus-menerus. Dzikir dan tafakkur dapat dicapai dengan memutuskan kecintaan dunia dari hati dengan cara meninggalkan kelezatan dunia dan hawa nafsunya. Dan hawa nafsu dapat ditinggalkan dengan cara mencegah nafsu syahwat. Dan khauf adalah api yang membakar nafsu syahwat.

Maka keutamaan khauf adalah menurut kadar yang membakar nafsu syahwatnya, kadar pencegahan perbuatan-perbuatan maksiat dan kadar yang menggerakkan kepada perbuatan-perbuatan tha’at.

Khauf ini dapat menghasilkan ‘iffah , wara’ , taqwa dan mujâhadah.

Ayat dan hadits keutamaan Khauf


Dalil tentang keutamaan khauf, bahwa Allah Swt. mengumpulkan bagi orang-orang yang khauf akan petunjuk, rahmat (Q.S. al-A’raf ayat 154), ilmu (Q.S al-A’la ayat 10) dan ridha (Q.S. al-Bayyinah ayat 8).

Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya. (Q.S. al-A’raf ayat 154)

orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, (Q.S al-A’la ayat 10)

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Q.S. al-Bayyinah ayat 8)

Setiap apa yang menunjukkan kepada keutamaan ilmu menunjukkan kepada keutamaan khauf, karena khauf adalah buah ilmu. Allah swt memerintahkan untuk khauf, mewajibkanya dan mensyaratkannya pada iman. Kelemahan khauf pun mengikuti kelemahan ma’rifah nya dan kelemahan imannya.

Rasulullah Saw. bersabda:

“Puncak hikmah itu takut kepada Allah”

Al-Ghazali menyimpulkan Setiap apa yang datang dari hadits, tentang kelebihan rajâ’ maka itu menunjukkan atas kelebihan khauf, karena keduanya saling mengharuskan.

Al-Ghazali mengutip perkataan Abu al-Qasim al-Hakim sebagai berikut:

“Siapa yang takut akan sesuatu, niscaya ia lari daripadanya. Dan siapa yang takut akan Allah, niscaya ia lari kepada Allah.”

Dzun-Nun r.a. berkata:

“Siapa yang takut kepada Allah Swt., niscaya halus hatinya, cintanya sangat besar kepada Allah dan benar akalnya.” Dzun-Nun r.a. berkata pula: ”Seyogyanya khauf itu lebih keras dari rajâ’ . Apabila rajâ’ lebih keras, niscaya kacaulah hatinya.”

Lawan khauf adalah berani atau merasa aman sebagaimana lawan rajâ’ adalah putus asa. Karena itu celaan akan aman menunjukkan kepada kelebihan khauf .

Sesungguhnya setiap orang yang mengharap akan kekasihnya, maka pasti ia takut akan hilangnya. Maka khauf dan rajâ’ itu saling mengharuskan, mustahil terlepas salah satu dari yang lainnya dari keduanya. Jadi, setiap apa yang datang dari hadits tentang kelebihan rajâ’, maka itu menunjukkan kepada kelebihan khauf. Karena semua itu menyangkut dengan khauf.

Khauf membawa faedah hati-hati, takwa, mujâhadah, ibadah, fikir, dzikir dan sebab-sebab lain yang membawa diri manusia kepada Allah swt. Dan setiap yang demikian membawa kehidupan serta kesehatan badan dan kesejahteraan akal. Maka setiap yang mencederakan dari sebab-sebab itu adalah tercela. Jadi, khauf apabila tidak membekas pada amal, maka sama saja seperti tidak ada.

Keberhasilan khauf dan rajâ’ akan membawa kepada keberhasilan dalam mencapai kesabaran. Permulaan tingkat agama itu adalah yakin, yakin ini dengan mudah mengobarkan ketakutan kepada neraka dan harapan akan surga.

Khauf dan rajâ’ itu menguatkan sabar.

Sumber : Al-Ghazali, Ihy â’ ‘Ulûm al-Dîn

Rasa takut atau khauf kepada Allah swt merupakan suatu keharusan yang harus dimiliki oleh manusia. Rasa takut kepada Allah sangat berguna bagi manusia itu sendiri. Pentingnya rasa takut takut kepada Allah swt adalah sebagai berikut :

  • Agar terhindar dari kemaksiatan. Sebab nafsu senantiasa mengajak kepada kejahatan, kecenderungannya kapada hal-hal yang menjerumuskan manusia kedalam neraka, selalu suka melirik bermain mata melihat yang haram, tangan sering diarahkan untuk mengambil yang bukan hak. Nafsu itu, tidak henti-henti mengajak yang demikian, kecuali ia dibuat takut dan diancam. Nafsu tidak mempunyai tabi’at yang baik, sehingga tidak malu berbuat apa saja yang bertentangan dengan keyakinan dan kehormatan.

  • Agar tidak ujub (membangga-banggakan dengan sombong) akan ketaatan dan amal shalehnya. Sebab, jika nafsu sampai ujub maka akan menyebabkannya celaka. Maka nafsu ini harus selalu dipaksa, dengan dicela dan dihinakan mengenai apa yang ada padanya yang berupa kejahatannya, dosa-dosa dan berbagai macam keinginannya.

Dengan adanya sikap khauf pada diri manusia, maka senantiasa nafsu dibuatnya jera dan takut dengan dicela dan dihina berupa ucapan, tindakan maupun pikiran, agar nafsunya sadar akan kejahatan dan keburukan. Sebagaiaman yang dikisahkan oleh orang saleh, “suatu ketika, nafsunya mengajak berbuat maksiat. Lalu ia keluar dan melepas pakaiannya, kemudian berguling-guling diatas tanah yang panas, seraya berkata pada dirinya sendiri: “Rasakanlah! Neraka jahannam itu lebih panas daripada apa yang kamu rasakan ini.

Sikap perilaku khauf kepada Allah dapat membimbing manusia senantiasa taat dan patuh atas segala perintah-Nya, serta menghindari apa yang dilarang-Nya. sebab takut kepada Allah dapat pula diartikan takut akan azab dan siksa-Nya, takut ibadahnya tidak diterima oleh Allah sehingga berhati-hati dalam melakukannya. Selain itu, sikap perilaku takut kepada Allah juga dapat diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan atas ajaran agama yang telah disampaikan oleh Allah SWT, sehingga mencapai kemenangan dunia dan akhirat.

Dalam hal ini Allah berfirman:

Artinya : Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan. (Q.S. An-Nur: 52).