Apa saja keutamaan malam Nishfu Sya’ban ?

Malam nisfu Sya'ban

Malam nisfu Sya’ban (malam 15 Sya’ban) adalah malam mulia menurut sebagian kalangan. Apa saja keutamaan malam Nishfu Sya’ban ?

Keutamaan malam Nishfu Sya’ban telah banyak ditulis dalam hadits Nabi Muhammad SAW, diantaranya adalah :

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam :

“Tidak wahai Rasulullah, sungguh aku telah mengira engkau telah mendatangi sebagian isteri-isterimu”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Alloh menyeru hambanya di malam Nishfu Sya’ban kemudian mengampuninya dengan pengampunan yang lebih banyak dari bilangan bulu domba Bani Kilab (maksudnya pengampunan yang sangat banyak)”. (HR. Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Ibnu Hibban beliau berkata hadits ini shohih)

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Baihaqi :

Dari Sayyidina Mu’ad Bin Jabal, dari Nabi SAW beliau berkata : “Alloh Tabaraka wa
Ta’ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu Alloh mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a. :

Dari Sayyidina Ali bin Abu Thalib bahwasanya Rasulullah bersabda, “Apabila tiba malam Nishfu Sya’ban, shalatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Alloh menyeru hambanya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman,

‘Adakah yang meminta ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rizki kepada-Ku, niscaya akan memberinya rizki, Adakah yang sakit, niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian (maksudnya Alloh akan mengkabul hajat hambanya yang memohon pada waktu itu)…. Adakah yang demikian…. Sampai terbit fajar.”

Hadits yang diriwayatkan Imam Abu Nu’aim dan dikatakan shohih oleh Imam Ibnu Hibban begitu juga Imam Thabrani berkata semua perowinya adalah orang yang dapat dipercaya (Tsiqah) :

Dari Abu Musa Al-asy’ari r.a. , dari Rasulullah SAW, beliau berkata :

“ Sesungguhnya Allah SWT melihat kepada hambaNya di malam nishfu Sya’ban maka Allah SWT mengampuni semua makhlukNya kecuali orang yang menyekutukan Allah atau orang munafik “

C. KOMENTAR PARA ULAMA TENTANG MALAM NISHFU SYA’BAN

Pendapat para ulama tentang Malam Nisfu Sya’ban

Beberapa pendapat para ulama tentang keutamaan dari malam Nisfu Sya’ban adalah sebagai berikut :

1. Al-Hafidz Ibnu Rojab Al-Hambali

Al-Hafidz Ibnu Rojab Al-Hambali berkata dalam kitabnya Lathoiful Ma’arif hal 199 – 201 :

“Dan malan nishfu sya’ban adalah malam yang para tabi’in negara syam seperti kholid bin Ma’dan, Makhul, Luqman Bin Amir dan yang lainnya mereka mengagungkan malam Nishfu Sya’ban dan mereka bersungguh- sungguh dalam beribadah di malam tersebut. Dan dari mereka lah umat islam mengambil faham keutamaannya dan keagungannya.”

Dan ibnu hajar melanjutkan :

Mereka melakukan sholat di masjid pada malam itu. Dan pendapat ini disetujui oleh Ishaq Ibnu Rohawih dan beliau berkata ”Ini bukanlah sebuah bid’ah”

Berkata Imam Syafi’i : Telah sampai berita kepada kami bahwa doa akan di Kabul di lima malam, malam jum’at, malam 2 hari raya, dan Awal Rajab Dan Nifsu Sya’ban.

2. Imam Adz-Dzahabi

Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya Tadzkirotul Khufadz juz 4 hal 1328 disaat menjelakan biografinya Ibnu Asyakir beliau katakan :

Ulama Syam berbeda pendapat dalam menghidupkan malam Nishfu Sya’ban :

Pendapat Pertama : Disunnahkan menghidupkannya secara berjamaah di masjid. Dan para ulama tersebut di atas mereka mengenakan pakaian yang paling bagus yang mereka miliki serta membakar kayu harum dan memakai celak.

“Ibnu Asyakir adalah seorang hafidz muhaddits Syam yang mempunyai banyak karangan, berkata putra Ibnu Asyakir, yaitu Baha Uddin Al-Qosim berkata “Ayahku (Ibnu Asyakir) selalu berjamaah serta membaca Al-Qur’an dan hatam setiap jum’at dan setiap hari di bulan ramadhan dan selalu ber i’tikaf di menara Asyarqiyah di Damaskus.

Beliau selalu memperbanyak sholat sunnah dan dzikir serta menghidupkan malam Nishfu sya’ban dan malam ‘id dengan sholat dan dzikir .

3. Imam Ibnu Haj

Berkata Imam Ibnu Haj dalam kitabnya Al-Madkhol juz 1 hal 257 :

“Malam Nishfu sya’ban meskipun bukan malam lailatul qodar akan tetapi adalah malam yang mempunyai keutamaan yang sangat agung dan kebaikan yang sangat banyak. Ulama salaf mengagungkannya serta bersungguh-sungguh dalam menyambut kedatangannnya. Dan tidak datang malam Nishfu sya’ban kepada mereka kecuali mereka sudah siap menghidupkannya seperti yang telah diketahui dari mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang mengagungkan syiar Alloh

4. Ibnu Taimiyah

Berkata Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa nya, (Ibnu Taimiyah adalah tokoh kebanggaan orang-orang yang mengingkari kegiatan di Malam Nishfu Sya’ban). Ibnu Taimiyah berfatwa :

“Apabila ada orang sholat di malam Nishfu Sya’ban dengan sendirian atau berjama’ah sebagaimana yang dilakukan sebagian kaum muslimin itu merupakan hal yang baik”.

Beliau juga berkata dalam kitab yang sama hal 132 “Adapun keutamaan malam Nishfu Sya’ban telah diriwayatkan dari hadits-hadits dan atsar (perkataan para sahabat dan tabi’in) dan sejumlah dari ulama salaf sesungguhnya mereka menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan sholat. Adapun sholatnya seseorang dengan sendirian pada malam Nishfu Sya’ban cara seperti itu telah dilakukan oleh ulama salaf dan dengan hujjah-hujjah (dalil-dalil) yang jelas maka hal ini tidak boleh di ingkari. Adapun sholat jamaah yang mereka lakukan di malam Nishfu Sya’ban ini berdasarkan atas qoidah umum bahwa dianjurkan berkumpul dalam melakukan ketaatan dan ibadah.

Ibnu Taymiyah menjelaskan dalam kitab Iqtidho Shirotol Mustaqim hal 266 :

Malam Nishfu sya’ban keutamaannya telah diriwayatkan dari banyak hadits-hadits dan atsar (perkataan sahabat dan tabi’in) yang kesimpulannya, “Malam Nishfu sya’ban adalah malam yang diutamakan”. Dan sebagian ulama salaf ada yang mengkhususkannya dengan melakukan ibadah sholat. Dan berpuasa di bulan Sya’ban telah diriwayatkan dari hadits- hadits yang shohih. Ada sebagian ulama salaf dari penduduk kota madinah dan juga sebagian ulama kholaf yang mengingkarinya dan berusaha mencederai hadits-hadits yang menunjukan keutamaannya seperti hadits :

“Sesungguhnya Alloh mengampuni di malam Nishfu Sya’ban terhadap dosa dengan pengampunan yang lebih banyak dari bulu domba bani kilab”.

Setelah Mereka yang mencederai hadits tersebut akhirnya mereka berkata bahwa tidak ada perbedaan diantara bulan sya’ban dan bulan lainnya.

Akan tetapi kebanyakan ulama-ulama salaf telah mengutamakan (menghidupkan) malam Nishfu Sya’ban sebagaimana nash riwayat yang jelas dari Imam Ahmad karena banyaknya hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaannya dan juga karena banyaknya perkataan-perkataan dari para ulama salaf yang tersebut dalam kitab musnad-musnad dan sunan-sunan. Meskipun memang ada beberapa riwayat yang lain yang dipalsukan.”