Apa Saja Keuntungan Dari Menyusui?

Menyusui memiliki banyak keuntungan, baik bagi ibu dan bayi. Apa saja keuntungan dari menyusui?

Manfaat pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dijelaskan oleh Utami (2008), sebagai berikut :

1. Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi

ASI yang keluar dari setiap ibu, secara spesifik disesuaikan untuk bayinya sendiri. ASI dari seorang ibu yang mengalami premature, komposisinya akan berbdda dengan ASI yang dihasilkan dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.

Selain itu, komposisi ASI juga berbeda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7 (colostrums) berbeda dengan ASI yang keluar dari hari ke- 4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14 setelah kelahiran (ASI transisi).

Komposisi ini akan berbeda lagi pada hari ke-14 dan seterusnya (ASI matang), bahkan terdapat pula perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit (Utami, 2008). Sebagai contoh, kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui.

Pada permulaan menyusui (5 menit pertana) disebut foremilk dimana kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk (ASI yang dihasilkan pad akhr mrnyusui, setelah 15-20 menit). Kadar lemak bisa mencapai 3 kali dibandingkan dengan foremilk (Sidi, dkk, 2010).

ASI memilki komposisi gizi yang paling ideal dan seimbang guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan neonatus. Dengan demikian, melalui manajemen dan penatalaksanaan yang benar, ASI akan cukup memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan neonatus dan bayi normal sampai usia 6 bulan

2. Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan daya tahan tubuh.

Pada masa neonatus ASI akan berperan sebagai zat kebal yang melindungi bayi ketika kekebalan aktif bawaan menurun saat lahir. Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Namun akan cepat menurun segera setelah bayi lahir.

Tubuh bayi akan memproduksi zat imunitas dalam jumlah yang banyak pada usia 9-12 bulan. Perlindungan yang diberikan ASI ketika terjadi penurunan kadar kekebalan neonatus terjadi karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi neonatus dan bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur (Utami, 2008).

Penelitian Nurmiati dan Besral (2008) menemukan hasil bahwa ketahanan hidup bayi yang pernah mendapat ASI adalah 984 per 1000, sedangkan ketahanan yang tidak mendapatkan ASI hanya 455 per 1000, bahkan durasi pemberian ASI 4-5 bulan dapat meningkatkan ketahanan hidup bayi 2,6 kali lebih baik dari bayi yang diberikan ASI dengan durasi kurang dari 4 bulan.

Menurut Utami (2008), penurunan daya imunitas pada awal masa kehidupan neonatus akan berkurang jika neonatus tidak diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.

Lebih lanjut menurut Utami (2010), pada suatu penelitian di Brazil Selatan, neonatus yang tidak diberikan ASI eksklusif memiliki kemungkinan meninggal karena diare 14,2 kali dari pada neonatus yang diberikan ASI eksklusif.

3. Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kecerdasan

Pemberian ASI eksklusif mendorong meningkatkan kecerdasan melalui pertumbuhan otak yang optimal. Hal ini terjadi karena ASI mengandung nutrien khusus yang diperlukan otak bayi untuk tumbuh secara cepat dan optimal.

Nutrien khusus tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat dalam susu sapi, seperti : taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang ( AA, DHA, omega-3 dan omega-6). Memperhatikan hal tersebut , dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula (Utami, 2008).

Hasil penelitian Gurnida (2008) menjelaskan bahwa suplementasi gangliosida dalam susu formula sebesar 530 ug/100 mL susu formula berpengaruh terhadap kadar gangliosida serum (bayi yang mendapat suplementasi versus tanpa suplementasi) dan berpengaruh pada fungsi perkembangan kognitif Intelligence Quotient (IQ) total melalui peningkatan IQ koordinasi tangan dan mata serta IQ performa

4. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Dia juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah dikenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Utami, 2008)

Pendapat lain tentang manfaat ASI disampaikan Briawan (2004), keuntungan ASI dibandingkan susu buatan dapat di klasifikasikan kedalam empat kelompok, yaitu :

  1. keuntungan bagi bayi untuk memperoleh zat gizi dan kekebalan tubuh yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan,

  2. keuntungan bagi ibu untuk pemulihan uterus, pendarahan, dan efek kontraseptif,

  3. keuntungan bagi masyarakat karena mengurangi perawatan kesehatan, dan keuntungan ekonomis bagi keluarga,

  4. keuntungan bagi lingkungan karena mengurangi sampah dari susu buatan.

Lebih lanjut dijelaskan Briawan, saat ini berbagai jenis zat gizi oleh produsen susu buatan ditambahkan untuk menyamai komposisi ASI seperti omega-3, DHA, Arachidonic acid, kolostrum dan sebagainya, yang sebenarnya zat tersebut sudah ada pada ASI.

ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Suraatmaja, dalam Soetjiningsih, 1997).

ASI secara optimal memenuhi kebutuhan gizi bayi. ASI memiliki komposisi unik yang sangat cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir (Suraatmaja, dalam Soejtiningsih, 1997).

Komposisi ASI


Terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi berbeda yaitu kolostrum, ASI transisi/peralihan, dan ASI matang/mature (Suraatmaja, dalam Soejtiningsih 1997).

  • Kolostrum adalah cairan kental kekuning - kuningan yang disekresi oleh kelenjar payudara sejak hari pertama sampai hari ketiga atau hari keempat setelah melahirkan, yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150 – 300 ml/hari.

  • ASI transisi adalah ASI yang disekresi setelah kolostrum yaitu dari hari keempat sampai hari kesepuluh dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein serta mineral lebih rendah.

  • ASI matang adalah ASI yang disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya dengan volume bervariasi yaitu 300 – 850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi\menyusui (Suraatmaja, dalam Soejtiningsih 1997).

Kandungan ASI


ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrient serta zat imunologis. yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

A. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan serfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula (Hendarto & Pringgadini, dalam IDAI 2008).

B. Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

C. Lemak

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi.

Terdapat beberapa perbedaan antara lemak yang ditemukan dalam ASI. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. ASI juga mengandung banyak asm lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

Susu sapi tidak mengandung kedua komponen tersebut, karena itu hampir semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA, tetapi tidak sebaik yang ada dalam ASI (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

D. Vitamin dan Mineral

  1. Vitamin K
    Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan darah. Kadar vitamin K dalam ASI hanya seperempat dari kadar vitamin K dalam susu formula, karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan suntikan vitamin K. (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

  2. Vitamin D
    ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

  3. Vitamin E
    Kandungan vitamin E dalam ASI tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

  4. Vitamin A
    Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata, pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan. ASI tidak hanya mengandung vitamin A yang tinggi tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten.Hal inilah yang menyebabkan bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik. (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

  5. Vitamin yang larut dalam air
    Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat dan vitamin C terdapat dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

  6. Mineral
    Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tetapi tingkat penyerapannya lebih besar. kandungan Zat besi dan Zink dalam ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapannya lebih baik. Mineral yang tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. (Hendarto & pringgadini, dalam IDAI 2008).

F. Zat Imunologis

Menurut Suraatmaja (dalam Soetjiningsih, 1997), aspek imunologis yang terdapat dalam ASI adalah:

  1. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

  2. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
    Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

  3. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

  4. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.

  5. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.
    Terdiri dari 3 macam yaitu Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

  6. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

Manfaat Pemberian ASI


Menurut Roesli (2000) manfaat pemberian ASI dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu manfaat bagi bayi dan manfaat bagi ibu (menyusui).

A. Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi

  1. ASI Sebagai Nutrisi
    ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Komposisi ASI sangat ideal dan seimbang, tidak sama dari waktu ke waktu dan sesuai dengan pertumbuhan bayi. Melalui proses menyusui yang benar, ASI adalah makanan tunggal yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan bayi sampai usia enam bulan (Roesli, 2000).

  2. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi
    Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan zat kekebalan dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan menurun segera setelah bayi lahir, padahal sampai usia beberapa bulan bayi belum dapat membentuk sendiri zat kekebalan secara sempurna. Hal ini akan tertutupi jika bayi mengkonsumsi ASI, karena ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari bahaya penyakit dan infeksi (Roesli, 2000; Linkages, 2004).

  3. ASI meningkatkan Kecerdasan Bayi
    Bulan-bulan pertama kehidupan bayi adalah periode dimana terjadi pertumbuhan otak yang pesat. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Pertumbuahan otak sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan baik kualitas maupun kuantitasnya dan nutrisi tersebut didapatkan dari ASI (Roesli, 2000).

  4. ASI Meningkatkan Jalinan Kasih Sayang
    Pada waktu menyusu bayi berada sangat dekat dengan ibunya, yaitu dalam dekapan ibunya. Semakin sering bayi berada dalam dekapan ibunya maka bayi akan semakin merasakan kasih saying ibunya, ia juga akan merasa aman, tentram dan nyaman terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah dikenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan disayangi ini akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk ikatan yang erat antara ibu dan bayi (Aritonang, 2007; Roesli, 2000).

B. Manfaat Menyusui Bagi Ibu

  1. Mengurangi Perdarahan setelah Melahirkan serta Mengecilkan Rahim
    Menyusui bayi segera setelah melahirkan akan meningkatkan kadar oksitosin di dalam tubuh ibu. Oksitosin berguna untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini juga dapat mengurangi terjadinya anemia pada ibu. Selain itu kadar oksitosin yang meningkat juga sangat membantu mempercepat rahim kembali ke ukuran sebelum hamil (Roesli, 2000).

  2. Menjarangkan Kehamilan
    Menyusui merupakan cara kontrasepsi alamiah yang aman , murah dan cukup berhasil (Roesli, 2000).

  3. Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan
    Menyusui memerlukan energi yang besar, sehingga tubuh akan mengambil sumber energy dari lemak yang tertimbun selama hamil terutama di bagian paha dan lengan atas. Dengan demikian, berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan semula (Roesli, 2000).

  4. Mengurangi Kemungkinan Menderita Kanker
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara dan akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur (Roesli, 2000).

  5. Lebih Ekonomis dan Murah
    ASI adalah jenis makanan bermutu yang murah dan sederhana dan tidak memerlukan perlengkapan menyusui sehingga dapat menghemat pengeluaran. Bayi yang diberi ASI mempunyai daya tahan tubuh yang kuat sehingga bayi akan terhindar dari berbagai penyakit, hal ini akan menghemat pengeluaran untuk berobat ke dokter atau ke rumah sakit.

  6. Tidak Merepotkan dan Hemat Waktu
    ASI sangat mudah diberikan tanpa harus menyiapkan atau memasak air dan tanpa harus mencuci botol. ASI mempunyai suhu yang tepat sehingga dapat langsung diminum tanpa khawatir terlalu panas atau dingin. ASI dapat diberikan kapan saja dan tidak perlu takut persediaan habis.

  7. Praktis
    ASI mudah dibawa kemana-mana, siap kapan saja dan dimana saja dibutuhkan. Pada saat bepergian tidak perlu membawa peralatan untuk menghangatkan suhu (Roesli, 2000).

  8. Memberi Kepuasan kepada Ibu
    Ibu yang berhasil memberikan ASI, akan merasa puas, bangga dan bahagia yang mendalam (Roesli, 2000).

Berikut adalah keuntungan dari menyusui anak secara eksklusif,

  • Cukup efektif dalam mencegah kehamilan dalam 6 bulan pertama
  • Dapat dilakukan segera setelah bayi lahir
  • Tidak mengganggu hubungan seks
  • Tidak ada efek samping sistemik
  • Tidak perlu dilakukan pengawasan medis
  • Tidak perlu pasokan ulangan, cukup dengan selalu menyusui eksklusif bagi bayinya
  • Tidak membutuhkan biaya apapun

Bagi anak:

  • Perlindungan terhadap berbagai penyakit infeksi, misalnya campak
  • Sumber makanan terbaik bagi bayi
  • Mengurangi terkenanya kontaminasi dalam air, susu atau formula lain, atau pada peralatan sehingga mencegah terjadinya diare

Bagi Ibu:

  • Mengurangi perdarahan pascapersalinan dan membantu percepatan kembalinya uterus.
  • Mengeratkan hubungan psikologis ibu-anak
  • Mengurangi risiko anemia

Banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang. Beberapa contoh diantaranya, kolostrum (ASI pada hari 1-5) kaya protein, laktosa ASI sebagai sumber karbohidrat diserap lebih baik dibanding yang terdapat di dalam susu formula.

Komposisi protein yang lebih banyak whey sehingga lebih mudah diserap oleh usus bayi. Beberapa asam amino dan nukleotida yang berperan pada perkebangan jaringan otak, saraf, kematangan usus, penyerapan besi, dan daya tahan tubuh berada dalam jumlah yang lebih besar dibanding dalam susu formula.

Lemak dalam ASI selain jumlahnya lebih besar, profilnya juga berbeda dibanding lemak di dalam susu formula. Lemak juga diperlukan untuk pertumbuhan jaringan saraf dan retina mata. Disamping itu, ASI juga kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk pembentukan sel dan jaringan.

Yang perlu dipahami dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang tidak selalu sama setiap harinya; yaitu antara 450 - 1200 ml per hari, sehingga bila dalam 1 hari dirasakan produksinya berkurang, maka belum tentu akan begitu seterusnya. Bahkan pada 1-2 hari kemudian jumlahnya akan melebihi rata-rata sehingga secara kumulatif akan mencukupi kebutuhan bayi.

SETELAH 6 BULAN MAKAN APA YANG SEBAIKNYA DIBERIKAN?

Setelah usia 6 bulan, ASI tetap diteruskan, tetapi sesuai dengan perkembangan sistem saluran cerna, bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI secara bertahap baik jumlah maupun jenis makanannya. Dimulai dengan memberikan biskuit dan buah, dilanjutkan dengan bubur susu dan nasi tim. Pemberian nasi tim blender perlu mendapat perhatian; tidak perlu atau hanya sementara (1 bulan), yaitu sebagai peralihan dari bubur susu ke nasi tim saring. Pemberian nasi tim blender terlalu lama seringkali membuat bayi sulit berpindah ke makanan bertekstur yang akhirnya menyebabkan gangguan makan pada anak di kemudian hari.

SALURAN CERNA SEHAT MERUPAKAN KUNCI KESEHATAN ANAK KESELURUHAN

Saluran cerna merupakan organ yang unik. Bagaikan sebuah tabung yang terbentang dari mulut sampai ke anus dengan berbagai fungsi yang berkesinambungan pada tiap bagiannya. Dengan bantuan enzim yang terkandung pada air liur, makanan dikunyah dan didorong sampai ke dalam lambung. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, makanan didorong ke dalam usus halus dan usus besar. Di dalam usus halus, makan dicerna dan diserap sebagai zat nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Saluran cerna juga berfungsi sebagai barier antara dunia luar dan dalam dari tubuh manusia.

Saluran cerna tersusun dari jaringan limfoid (40%) dan 80% selnya menghasilkan antibodi. Jaringan limfoid saluran cerna sendiri merupakan jaringan limfoid terbesar di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, wajar bila saluran cerna sangat berperan dalam mekanisme pertahanan (sistem imun) tubuh secara keseluruhan.

Diharapkan dengan mempunyai saluran cerna yang sehat, anak lebih terproteksi dari berbagai bakteri patogen dan lebih tolerans dari bahan makanan yang bersifat alergen (menimbulkan penyakit alergi). Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa dengan saluran cerna yang sehat akan menghasilkan sistem pertahanan tubuh yang baik sehingga anak lebih jarang sakit dan dapat tumbuh serta berkembang secara optimal

Pesan yang dapat diberikan adalah berikan nutrisi yang terbaik sesuai usia anak. ASI merupakan nutrisi pilihan pertama dan utama bagi bayi berusia 0-6 bulan. Makanan pendamping ASI harus diberikan setelah bayi berusia 6 bulan.Menciptakan lingkungan saluran cerna yang didominasi oleh bakteri baik merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan saluran cerna. ASI secara eksklusif telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kesehatan saluran cerna.Pada akhirnya, anakharus diajarkan dan dibiasakan pola hidup sehat dan makan makanan yang sehat.

Menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi akan tetapi juga memberikan keuntungan dan manfaat bagi ibu terutama dengan menyusui bayi secara ekslusif. Manfaat untuk bayi adalah : menerima nutrisi terbaik, baik kualitas maupun kuantitasnya, meningkatkan daya tahan tubuh , jalinan kasih sayang (bonding), dan meningkatkan kecerdasan.

Bagi ibu dapat mengurangi pendarahan pos partum (paska melahirkan), terjadinya anemia, kemungkinan penderita kanker payudara dan kanker indung telur, menjarangkan kelahiran, dapat mengembalikan lebih cepat berat badan dan besarnya rahim ke ukuran normal, ekonomis, hemat waktu, tidak merepotkan Universitas Sumatera Utara terutama saat menyusui dimalam hari, juga dapat memberikan kepuasan dan rasa bahagia bagi ibu (Supriyadi, 2002).

Keuntungan menyusui

Menyusui pada wanita mempunyai beberapa kebaikan yaitu:

  1. Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal bagi bayi baru lahir .
  2. Air susu ibu normalnya bebas dari ketidakmurnian.
  3. Air susu ibu mengandung kalori yang lebih banyak dari susu formula.
  4. Kurang terjadi infeksi pada bayi yang menyusu pada ibu karena ada imunisasi pasif.
  5. Menyusui anak mempercepat involusi rahim, dengan demikian alat reproduksi ibu lebih cepat kembali normal.
  6. Menyusui kadangkala lebih menyenangkan bagi ibu.
  7. Menyusui lebih ekonomis, baik bagi ibu maupun bagi masyarakat.
  8. IQ bayi prematur yang menyusu dilaporkan lebih tinggi dari pada bayi serupa yang tidak menyusu (Kristiyanasari, 2008).

Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun atau lebih. Berikut ini beberapa manfaat menyusui bagi bayi :

  1. ASI mengandung nutrisi yang optimal, baik kuantitas dan kualitasnya.
    ASI makhluk mamalia adalah spesifik spesies. Komposisi setiap spesies disesuaikan untuk tumbuh-kembang anaknya masing-masing. Jadi, susu kucing untuk anak kucing, susu sapi untuk anak sapi.

    • Komposisi ASI setiap ibu berbeda
      Kemampuan usus bayi untuk menyerap sangat mempengaruhi komposisi ASI setiap ibu.

    • Komposisi ASI ibu dari hari ke hari
      Komposisi ASI ibu dari hari ke hari juga tidak tetap. Komposisi ASI ibu hari ini disesuaikan dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang hari ini. Oleh karena itu, tidak ada satu haripun yang komposisi ASI-nya persis sama.

    Bahkan komposisi ASI isapan-isapan pertama tidak sama dengan komposisi ASI isapan-isapan terakhir. Isapan-isapan pertama merupakan susu awal yang banyak mengandung air, sedangkan isapan-isapan terakhir lebih banyak mengandung karbohidrat atau “nasi” dan lemak. Jadi sekali menyusu, bayi bisa mendapatkan air dan “nasi”.

  2. ASI meningkatkan kesehatan bayi
    Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu cukup banyak. Daya tahan tubuh ibu akan cepat menurun, sedangkan daya tahan tubuh yang dibuat bayi terbentuk lebih lambat. Ada saatnya daya tahan tubuh dari ibu sudah menurun, sedangkan daya tahan tubuh bayi belum cukup banyak terbentuk. Saat seperti ini, bayi ASI akan dilindungi oleh daya tahan tubuh dari ASI. Selain makanan, ASI mengandung cairan hidup yang terdiri atas zat hidup, misalnya daya tahan tubuh.

  3. Anak ASI 16 kali lebih jarang dirawat di rumah sakit.

  4. ASI meningkatkan kecerdasan bayi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak :

  1. Faktor genetic, kecerdasan yang diturunkan dari orang tua.

  2. Faktor lingkungan. Faktor ini dapat ditingkatkan melalui :

    • Asuh ; fisik-biomedis :

      • Kepandaian berhubungan dengan pertumbuhan otak.

      • Untuk pertumbuhan, asupan terpenting adalah nutrisi (makanan).

      • ASI eksklusif merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik. Masa lompatan pertumbuhan otak adalah 0-6 bulan, bahkan sampai dua tahun. Jika bayi mengalami kekurangan gizi berat pada masa ini, pengurangan jumlah sel otak akan terjadi sebanyak 15-20 %. Zat gizi dalam ASI yang berperan dalam pertumbuhan otak :

        • Lemak jenuh ikatan panjang (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina.
        • Kolesterol untuk mielinisasi jaringan saraf.
        • Taurin neurotransmitter inhibitor dan stabilisator membrane.
        • Laktosa untuk pertumbuhan otak.
        • Kolin untuk meningkatkan memori.
        • Mengandung lebih dari 100 macam enzim.
    • Asah
      Menyusui bukan hanya memberi makan, tetapi juga mendidik. Proses menyusui merupakan interaksi antara ibu dan bayinya. Dengan menyusui, akan merangsang indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa bahkan sensasi raba. Saat menyusui, ibu dianjurkan untuk berbicara kepada bayi. Lebih baik lagi jika ibu menyanyi. Melodi akan merangsang otak kanan dan kata-kata merangsang otak kiri.

    • Asih ; kebutuhan psikososial
      Anak ASI akan lebih sehat, memiliki IQ, EQ dan SQ lebih baik.

  1. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak (bonding).
    Selain bermanfaat bagi bayi, menyusui juga memiliki keuntungan bagi ibu yakni :

    1. Mengurangi risiko kanker payudara (ca mamma).
    2. Mengurangi risiko kanker indung telur (ca ovarium) dan kanker rahim (ca endometrium).
    3. Mengurangi risiko keropos tulang (osteoporosis).
    4. Mengurangi risiko rheumatoid arthritis.
    5. Metode KB paling aman.
    6. Mengurangi risiko diabetes maternal.
    7. Menyusui mengurangi risiko diabetes tipe II pada ibu dalam hidupnya nanti. Lebih lama durasi menyusuinya, lebih rendah risiko terjadinya diabetes.
    8. Mengurangi stress dan gelisah. Ibu yang menyusui lebih banyak memiliki mood positif, peristiwa positif dan kejadian stres lebih rendah daripada ibu yang menggunakan susu formula. Ibu menyusui memiliki tingkat depresi dan kemarahan yang lebih rendah daripada ibu dengan susu formula (Roesli, 2008).
    9. Berat badan lebih cepat kembali normal. Waktu menyusui yang lebih lama memberikan kontribusi yang lebih banyak untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan (Roesli, 2008).

Referensi:
Roesli, U. 2008, Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Jakarta : Pustaka Bunda (Grup Puspa Swara).

Menyusui merupakan proses seorang bayi dalam menerima air susu yang dihasilkan oleh payudara ibunya (Ebrahim, 1986 ). Menyusui merupakan proses pemberian makanan untuk bayi yang ideal dan berfungsi untuk tumbuh kembang bayi serta memiliki pengaruh biologis dan kejiwaan yang baik untuk kesehatan ibu dan bayi (Chalik, dkk, 1990).

Menurut Kepmenkes RI No.237/Menkes/SK/IV/1997, ASI merupakan makanan yang paling baik bagi tumbuh kembang bayi, oleh sebab itu penggunaan ASI harus selalu dilindungi dan ditingkatkan secara terus menerus. ASI merupakan makanan paling sempurna bagi bayi, dimana ASI banyak mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi (Media Informasi Kesehatan, 2007).

Manfaat Menyusui

Manfaat Menyusui Bagi Bayi

Manfaat menyusui bagi sang bayi antara lain :

  1. ASI sebagai nutrisi yang cukup ideal dengan komposisi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan bayi, sangat baik untuk tumbuh kembang bayi, terutama pada 6 bulan pertama usia bayi (Roesli, 2000 ).

  2. ASI banyak mengandung enzim lipase yang dapat melancarkan sistem pencernaan bayi (Depkes RI: 2005).

  3. ASI dalam keadaan segar dan bebas dari pencemaran kuman mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan (Pudjiadi, 1990).

  4. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, dimana bayi baru lahir secara alamiah baru mendapat imunoglobulin dari ibunya melalui ari-ari, namun kadar ini akan cepat menurun segera setelah bayi dilahirkan (Roesli, 2000). ASI merupakan imunisasi alami bagi bayi yang banyak mengandung sel-sel hidup yang dapat mengurangi terjadinya infeksi dan alergi. Dalam jangka panjang, ASI dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kencing manis, kanker, dan jantung (Depkes RI, 2005).

  5. ASI membantu perkembangan sel otak, sehingga dapat meningkatkan kecerdasan yang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan, yang dapat ditingkatkan melalui ;

    • ASUH : kebutuhan untuk pertumbuhan fisik otak. Jika bayi mengalami kekurangan gizi berat maka pengurangan jumlah sel otak akan terjadi sebanyak 15%-20%. Berikut ini fungsi zat gizi untuk tumbuh otak ;

      • Lemak jenuh DHA dan AA untuk pertumbuhan otak dan retina.
      • Kolesterol untuk mielinasi jaringan saraf
      • Taurin neurotransmiter inhibitor dan stabilisator membran
      • Laktosa untuk pertumbuhan otak
      • Kolin untuk meningkatkan memori (Roesli, 2008).
    • ASAH : kebutuhan untuk perkembangan stimulasi, rangsangan, serta perkembangan intelektual dan sosialisasi. Menyusui dapat merangsang panca indera pada bayi, baik itu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa maupun sensai raba (Roesli, 2008). Seringnya bayi menyusu membuat bayi terbiasa berhubungan dengan manusia lain, dalam hal ini adalah ibunya sehingga kehidupan sosialisasinya akan berkembang baik di lingkungannya kelak (Roesli, 2000).

    • ASIH : kebutuhan psikososial akan berkembang baik dimana IQ, EQ dan SQ lebih baik (Roesli, 2008). ASI berperan dalam perkembangan emosi dan spiritual, dimana dengan pemberian kasih sayang membuat bayi berkembang menjadi manusia berbudi pekerti luhur

  6. Bayi akan merasa aman dan tenteram karena bayi yang berada dalam dekapan ibu pada saat proses menyusu dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan (Roesli, 2000).

Manfaat Menyusui Bagi Ibu

Adapun manfaat menyusui bagi sang ibu antara lain :

  1. ASI bersifat portabel dan praktis, dimana ASI dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan siap diminum, serta dalam suhu yang tepat serta tidak merepotkan dan menghemat waktu

  2. Mempercepat pengembalian ukuran rahim karena menyusui perlu energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil

  3. Lebih ekonomis yaitu dengan memberi ASI akan menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula (Roesli, 2000).

  4. Hormon saat menyusui menimbulkan rasa tenang dan nyaman (Depkes RI, 2005) sehingga dapat mengurangi rasa stres dan depresi, ini dibuktikan pada buku Groer MW, tahun 2005 yang menunjukkan bahwa ibu menyusui lebih banyak memiliki mood positif ( Roesli, 2008 ).

  5. Memperkuat hubungan kasih (Depkes RI, 2005).

  6. Mengurangi resiko terjadinya kanker payudara dan rahim, dibeberapa penelitian diketahui bahwa menyusui bayi hingga umur dua tahun akan menurunkan angka kejadian kanker payudara sampai 25%, dan resiko kanker indung telur akan berkurang sampai 20-25% (Roesli, 2000). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang ditulis pada buku Martin R, et al, tahun 2005, menunjukkan bahwa menyusui berpengaruh pada penurunan resiko timbulnya kanker payudara serta penelitian yang ditulis dalam buku Okamura C, et al, tahun 2006, menunjukkan bahwa resiko timbulnya kanker rahim lebih besar pada perempuan yang tidak menyusui

  7. Dapat mengurangi resiko diabetes, ini diperkuat pada penelitian di Harvard yang ditulis pada buku Stuebe AM, et al, tahun 2005 diketahui bahwa menyusui dapat mengurangi resiko ibu dari diabetes sebesar 15%

  8. Dapat memperkuat tulang dan mengurangi resiko patah tulang pada usia lanjut (Depkes RI, 2005). Berdasarkan penelitian yang ditulis dalam buku Karlsson MK, et al, tahun 2005 diketahui bahwa perempuan yang memiliki periode menyusui yang panjang memiliki kepadatan mineral tulang lebih tinggi sehingga dapat mengurangi resiko rheumatoid artritis (Roesli, 2008).

  9. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan, ibu menyusui mengalami peningkatan kadar oksitosin berfungsi untuk kontriksi pembuluh darah.

  10. Dapat menunda kehamilan, dimana 98% perempuan tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan (Roesli, 2000).

Referensi:

  • Ebrahim, J. 1986. Air Susu Ibu ‘Breast Feeding the Biological Option. Yayasan
    Essentia Medica. Jakarta: xi + 118 hlm.
  • Chalik, TMA, dkk. 1990. Melindungi, Meningkatkan dan Mendukung Menyusui.
    Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
  • Media Informasi Kesehatan. Agustus 2007. Asi Eksklusif “Modal Kecerdasan
    Anak’”. Vol.1. No.15. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah: 28 hlm.
  • Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Seri 1. Trubus Agriwidya. Jakarta: xi + 51hlm.
  • Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini ‘Plus ASI Eksklusif’. Pustaka Bunda. Jakarta: viii + 76 hlm.
  • Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1992. Manajemen Laktasi ’Buku Pegangan bagi Petugas Kesehatan’. Jakarta: ii + 40 hlm + lamp 1 & lamp 2.
  • Depkes RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2005. Petunjuk Praktis Bagi Kader Dalam Mendampingi Ibu Menyusui.
  • Pudjiadi, Solihin. 1990. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Fakultas Kedokteran
    Universitas Indonesia. Jakarta: x + 245 hlm.