Apa saja kegiatan dalam identifikasi resiko?

Ada beberapa kegiatan di dalam identifikasi resiko.

  • Strategis – hal ini memberikan perhatian pada jangka panjang dengan tujuan strategis organisasi. Mereka dapat dipengaruhi oleh bidang-bidang seperti ketersediaan modal, kekuasaan dan risiko politik, perubahan hukum dan peraturan, reputasi dan perubahan dalam lingkungan fisik.

  • Operasional – hal ini memperhatikan isu dari hari ke hari bahwa organisasi dihadapkan dengan usaha-usaha untuk yang dihadapkan pada tujuan strategis.

  • Keuangan – perhatian ini menitik beratkan pada manajemen yang efektif dan pengendalian keuangan organisasi serta pengaruh factor eksternal seperti ketersediaan kredit, nilai tukar mata uang asing, suku bunga dan pergerakan tekanan pasar lainnya.

  • Pengetahuan manajemen – perhatian ini fokuss pada manajemen yang efektif dan pengendalian pengetahuan sumber daya, produksi, perlindungan dan komunikasi.
    Faktor eksternal mungkin termasuk pada penggunaan yang tidak sesuai atau penyalahgunaan intelektual properti, kegagalan wilayah kekuasaan, dan teknologi yang kompetitif. Faktor internal mungkin menjadi kerusakan system atau kehilangan staf yang menjadi kunci keberhasilan.

  • Kepatuhan – perhatian isu-isu ini seperti kesehatan & keselamatan, lingkungan, deskripsi perdagangan, perlindungan konsumen, perlindungan data, praktek kerja dan masalah regulasi.

Ringkasan

Identifikasi Resiko | Rimantho02's Weblog

Menurut Darmawi (2008) proses identifikasi harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain:

  • Brainstorming
  • Questionnaire
  • Industry benchmarking
  • Scenario analysis
  • Risk assessment workshop
  • Incident investigation
  • Auditing
  • Inspection
  • Checklist
  • HAZOP (Hazard and Operability Studies)

Adapun cara–cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek adalah :

  • Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.
  • Membuat daftar kerugian potensial. Dalam checklist ini dibuat daftar kerugian dan peringkat kerugian yang terjadi.
  • Membuat klasifikasi kerugian.
    • Kerugian atas kekayaan (property).
      • Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti kekayaan yang hilang atau rusak.
      • Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan permintaan, image perusahaan, dan sebagainya.
    • Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau cideranya pribadi orang lain.
    • Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua, pengangguran, sakit, dan sebagainya.

Manajemen risiko terdiri dari enam langkah, yaitu:

  • menentukan tujuan,
  • mengidentifikasi risiko,
  • menentukan ukuran risiko,
  • menyeleksi teknik analisis,
  • implementasi, dan
  • evaluasi.

Menentukan tujuan adalah langkah pertama dalam manajemen risiko. Tujuannya adalah untuk menentukan secara akurat manfaat program manajemen risiko bagi perusahaan. Untuk mencapainya dibutuhkan sebuah proses perencanaan yang komprehensip, termasuk penentuan tujuan setiap langkah dalam manajemen risiko serta orang yang bertanggung jawab. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi risiko potensial yang terdapat pada proyek properti yang akan dikerjakan. Risiko potensial dapat diidentifikasi melalui analisis risiko. Ukuran risiko harus diasosiasikan pada keberadaan risiko potensial. Ukuran risiko meliputi:

  1. probabilitas kerugian yang dapat terjadi,
  2. akibat dari kerugian,
  3. kemampuan memprediksi kerugian.

Kegiatan identifikasi risiko merupakan hal yang sangat penting bagi seorang manajer. Adapun langkah yang dilakukan manajer risiko adalah dengan membuat daftar (check-list) kerugian potensial yang mungkin terjadi menimpa setiap perusahaan atau usaha dagang dan menentukan kegiatan potensial yang tercantum dalam check list yang dihadapi perusahaan.

Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan daftar kerugian potensial diperoleh dari data perusahaanatau usahadagang asuransi.Daftar kerugian potensial digunakan oleh manajemen risiko dalam menentukan cara menanggulangi risiko yang dihadapi perusahaan atauusaha dagang. Selain itu digunakan dalam rangka me-reviewdan mengevaluasidari program yang dapat digunakan antara lain:

  1. Daftar pertanyaan (question)
    Untuk menganalisa risiko dari jawaban-jawaban terhadappertanyaan tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk-petunjuktentang dinamika informasi khusus, yang dapat dirancang secara sistematistentang risiko yang menyangkut kekayaan maupun operasi perusahaan atauusaha dagang.

  2. Menggunakan laporan keuangan
    Dengan menganalisa neraca, laporan pengoperasian dan catatan-catatan pendukung lainnya, akan dapat diketahui semua harta kekayaan,hutang piutang dan sebagainya. Sehingga dengan merangkaikan laporan-laporan tersebut berdasarkan ramalan-ramalan anggaran keuangan akandapat menentukan penanggulangan risiko di masa mendatang.

  3. Dengan inspeksi langsung di tempat
    Hal ini dilakukan dengan mengadakanpemeriksaan secaralangsung di tempat dimana dilakukan aktivitas perusahaan atau usahadagang. Sehingga dari pengamatan itu manajer risiko dapat belajar banyak mengenai kenyataan-kenyataan di lapangan, yang akan bermanfaat bagiupaya penanggulangan risiko.

  4. Mengadakan interaksi dengan departemen
    Tujuan dari interaksi antar departemen agar diperoleh informasitentang aktivitas dan kemungkinan kerugian yang dihadapinya.

  5. Mengadakan hubungan dengan pihak luar
    Mengadakan hubungan dengan perseorangan ataupun perusahaan atau usaha dagang lain, terutama pihak-pihak yang dapat membantu perusahaan atau usaha dagang dalam penanggulangan risiko, seperti akuntan, penasihat hukum, konsultan manajemen, perusahaan asuransi dan sebagainya. Mereka itu akan dapat banyak membantu dalam mengembangkan identifikasi terhadap kerugian-kerugian perusahaan atau usaha dagang.

  6. Analisa terhadap kontrak yang telah dibuat dengan pihak lain.
    Dari analisa tersebut akan dapat diketahui kemungkinan adanyarisiko dari kontrak tersebut, misalnya rekanan tidak dapat memenuhikewajibannya.

  7. Membuat dan menganalisa cacatan mengenai bermacam-macam kerugianyang telah pernah diderita.
    Dari catatan itu dapat diperhitungkan kemungkinan terulangnya suatu jenis risiko tertentu, di samping itu daricacatantersebut dapat diketahui penyebab, lokasi, jumlah dan variabel-variabel risiko lainnya, yang perlu diperhatikan dalam upaya penanggulangan risiko.

  8. Mengadakan analisa lingkungan
    Langkah itu sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yangmempengaruhi timbulnya risiko seperti konsumen,supplier, penyalur,pesaing, dan penguasa (pembuat peraturan atau perundangan-undangan).

Untuk melakukan pekerjaan itu semua, seorang manajer risiko dapat melakukan sendiri, menugaskan anak buah atau menggunakan jasa pihak ketiga, seperti konsultan manajemen, broker asuransi, perusahaan asuransi. Penggunaan jasa dari pihak ketiga di samping ada kelemahannya,juga ada keuntungannya, karena umumnya pihak ketiga itu sudah profesional di bidangnya, sehingga hasilnya akan lebih lengkap dan objektif. Sedangkan kelemahannya antara lain biayanya yang tidak murah, sedang bila menggunakan jasa broker atau perusahaan asuransi, identifikasinya akan lebih diarahkan pada risiko potensial yang dapat dialihkan terutama yang sesuai dengan bidangnya.

Identifikasi Risiko adalah usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko – risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan.

Metode Identifikasi Risiko

  1. Analisis data historis
  2. Pengamatan dan Survey (menggunakan questionnaire, inspeksi langsung, dan interaksi dengan unit kerja)
  3. Pengacuan (Benchmarking)
  4. Pendapat ahli

Proses Identifikasi Risiko

  1. Menentukan unit risiko
    Misalnya yang mau diidentifikasi adalah Unit Penjualan, maka risk owner nya adalah unit penjualan.
  2. Memahami proses bisnis
    Setiap unit memberikan layanan (atau menghasilkan produk) kepada unit yang lain atau kepada pelanggan. Dalam menghasilkan produk/jasa ini, setiap unit melakukan berbagai aktivitas. Dengan memahami proses bisnis, kita bisa mengetahui aktivitas-aktivitas yang ada pada suatu unit risiko. Pada umumnya, proses bisnis terdiri dari 2 kelompok aktivitas, yakni aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
  3. Menentukan aktivitas yang krusial.
    Yang dikatakan “krusial” atau “kritis” adalah apabila unit risiko tidak dapat menghasilkan produk atau jasa oleh karena aktivitas yang bersangkutan terganggu atau tidak berjalannya aktivitas dengan semestinya. Aktivitas yang tidak krusial dapat ‘diabaikan’ karena pengaruhnya tidak signifikan pada produk atau jasa yang dihasilkan.
  4. Menentukan barang dan orang yang ada pada aktivitas krusial tersebut.
    Siapa orang-orangnya ?? apa barang-barangnya??
  5. Menentukan bentuk kerugian yang dapat terjadi pada barang dan orang dari aktivitas krusial tersebut
  • Bentuk kerugian pada orang à cedera, sakit, meninggal, hilang, demonstrasi, mogok kerja, berhenti bekerja, berhalangan, dll.
  • Bentuk kerugian pada barang à rusak, hilang, tidak sesuai, usang, terbakar, tidak berkualitas, dicuri, diselewengkan, tak tertagih, dll.
  1. Menentukan penyebab terjadinya kerugian atau risiko
  • Risiko Keuangan : perubahan harga, nilai tukar, dan tingkat bunga.

  • Risiko Operasional

    • Manusia : kompetensi, moral, selera.
    • Teknologi : keusangan, kualitas, kesesuaian.
    • Alam : bencana alam, kondisi alam, makhluk selain manusia.

    Mengetahui penyebab risiko sangat penting karena penanganan risiko yang sama akan berbeda jika penyebabnya berbeda. Misalnya, penanganan risiko kebakaran karena listrik berbeda dengan karena tabung gas yang meledak.

  1. Membuat daftar risiko
    Berisi dua hal penting, yakni Pernyataan Risiko dan Penyebab Risiko. Untuk mengetahui apakah itu sebuah risiko ingat kembali 3 karakteristik risiko:
  • merupakan suatu kejadian
  • kejadian tersebut mengandung kemungkinan, dan
  • jika terjadi akan mengakibatkan kerugian.
Referensi

https://www.ipqi.org/manajemen-risiko-identifikasi-risiko/