Apa saja kebutuhan zat gizi dan energi pada masa prakonsepsi?

Apa saja kebutuhan zat gizi dan energi pada masa prakonsepsi ?

Apa saja kebutuhan zat gizi dan energi pada masa prakonsepsi ?

1 Like

The Reference Daily Intake (RDI) menyarankan untuk asupan harian bagi perempuan pada masa prakonsepsi mengandung zat gizi asam folat sebesar 400 mcg yang dapat diperoleh dari aneka ragam produk sayuran, buah-buahan, biji-bijian maupun suplementasi. Selain asam folat, ada suplementasi vitamin A maksimal 5000 IU serta pembatasan minuman yang mengandung alkohol selama masa prakonsepsi (Brown, 2011). Berikut adalah kebutuhan akan energi, zat gizi mikro, dan zat gizi makro pada masa prakonsepsi.

  1. Energi
    Makanan dikatakan sehat jika tersusun atas zat gizi mikro dan makro yang seimbang proporsinya. Makanan yang baik tidak hanya dilihat dari segi kuantitas tetapi juga dari segi kualitasnya. Energi pada masa prakonsepsi diberikan sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan tingkat aktivitas fisik (Brwon, 2011). Asupan total energi harus seimbang dengan energi yang dikeluarkan, baik untuk kebutuhan basal tubuh maupun tingkat aktivitas fisik yang dilakukan. Zat gizi makro meliputi protein, lemak, dan karbohidrat berkonstribusi dalam menyediakan total energi yang berasal dari makanan (Hanson et al., 2014).

  2. Zat gizi makro

    • Protein
      FIGO menyebutkan rekomendasi kecukupan protein dalam sehari pada masa sebelum kehamilan sebesar 60 g. Asupan protein yang cukup sangat penting sebelum kehamilan karena memengaruhi komposisi tubuh ibu dan anak serta kesehatan metabolik (Blumfield et al., 2012)

    • Lemak
      FIGO menyebutkan rekomendasi kecukupan lemak bagi perempuan pada masa prakonsepsi sebesar 15-30% dari total energi. Jenis lemak yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Lemak jenuh dan lemak trans perlu dibatasi, lebih utama adalah asam lemak tidak jenuh.

    • Karbohidrat
      Karbohidrat pada masa prakonsepsi direkomendasikan sebesar 130 g dalam sehari (Institute of Medicine, 2015). Jenis karbohidrat kompleks lebih diutamakan untuk perempuan dengan berat badan berlebih. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat misalnya seleria, beras merah, ubi, ketela, dan kacang-kacangan (Hanson et al., 2015)

    • Serat
      Data observasional menunjukkan bahwa konsumsi serat dalam jumlah cukup sangat baik untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus (Weickert dan Pfeiffer, 2008), stroke (Threapleton et al., 2013), maupun kanker (Liu et al., 2015). Sumber serat yang baik bagi kesehtan misalnya buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dalam bentuk utuh, bukan olahan (Hanson et al., 2014).

  3. Zat gizi mikro

    • Asam folat
      Pemberian asam folat bagi perempuan usia reproduktif disarankan dalam bentuk suplementasi karena asupan melalui makanan kurang adekuat untuk proses pencegahan cacat tabung syaraf otak (Bhutta dan Lassi, 2015). Perempuan usia reproduktif direkomendasikan mengonsumsi asam folat sebesar 400 mcg per hari dalambentuk suplementasi maupun makanan yang telah difortifikasi dengan asam folat.

    • Vitamin A
      Perempuan usia reproduktif yang mengonsumsi multivitamin secara rutin untuk menjaga kesehatan akan lebih potensial menjadi seorang ibu. Rekomendasi vitamin A per hari untuk perempuan sebelum kehamilan sebesar 700 mcg yang dapat diperoleh dari sumber makanan seperti sayuran berwarna kuning dan oranye, minyak ikan, telur, dan produk susu (Hanson et al., 2015).

    • Vitamin B
      Manfaat vitamin B adalah untuk membantu meningkatkan kesuburan pada wanita, terutama pada vitamin B6. Asupan vitamin B kompleks yang cukup dapat mencegah terjadinya cacat tabung syaraf otak sehingga kecukupannya harus tercapai sejak sebelum konsepsi (Furness et al., 2013).

    • Vitamin D
      FIGO merekomendasikan vitamin D untuk perempuan sebelum konsesi sebesar 400 IU dalam sehari, dengan catatan akan lebih efektif jika diimbangi dengan paparan sinar matahari yang cukup (Hanson et al., 2015).

    • Kolin
      Rekomendasi kolin dalam sehari sebelum kehamilan sebesar 400-425 mg yang dapat diperoleh dari bahan makanan seperti telur, daging, ikan, seafood, susu, dan hati sapi. Kolin berfungsi untuk pembentukan tabung syaraf, transmisi impuls syaraf, dan membantu perkembangan otak.

    • Zat besi
      Banyak penelitian melaporkan pemberian suplementasi zat besi selama awal masa kehamilan secara signifikan dapat menurunkan frekuensi bayi lahir dengan berat badan rendah. Kebutuhan zat besi dalam sehari disarankan sebesar 8 mg pada pria dan 18 mg pada wanita.

    • Yodium
      Pemberian suplementasi yodium pada masa prakonsepsi dapat mencapai simpanan yodium sebelum merencanakan kehamilan sehingga mencegah terjadinya defisiensi (Bhutta dan lansi, 2015).

    • Kalsium
      kalsium penting bagi kesehatan perempuan di masa prakonsepsi untuk fungsi vaskuler, kontraksi otot, perkembangan rangka tubuh, transmisi impuls syaraf, dan sekresi hormon.

Referensi

Anggraeny, Olivia dan Arietiningsih. 2017. Gizi Prakonsepsi, Ibu Hamil dan Menyusui. Malang : UB Press.