Apa saja Karakteristik Kepribadian seorang Pemimpin Dalam Politik Luar Negeri?

Kepribadian individu pembuat keputusan (pemimpin) seringkali tercermin dalam reaksinya terhadap dinamika lingkungan yang terjadi di sekitarnya.

Apa saja Karakteristik Kepribadian Dalam Politik Luar Negeri ?

image

Untuk mempelajari idiosyncratic maka perlu dipelajari kepribadian seseorang tersebut. Kepribadian seseorang sering kali diklasifikasikan menjadi tipe pribadi yang tertutup dan pribadi yang terbuka.

Disisi lain terdapat pula pengklasifikasian kepribadian berdasarkan tinggi rendahnya karakter dominasi seseorang. Oleh Etheredge ke dua klasifikasi tersebut dihubungkan sehingga dapat ditemukan karakteristik kepribadian yang dapat mempengaruhi politik luar negeri yaitu sebagai berikut:

  1. Block Leaders
    Merupakan gabungan antara kepribadian yang tertutup dan sangat mendominasi. Individu memiliki ciri ulet dan mendominasi pada satu sentral.

  2. World Leaders
    Merupakan gabungan antara kepribadian yang terbuka dan sangat mendominasi ciri-ciri dari pemimpin ini adalah kecenderungan mempergunakan kekuatan militer, fleksibel, dan pragmatis.

  3. Maintaners
    Merupakan gabungan antara kepribadian yang tertutup dan kurang mendominasi. Memiliki kecenderungan untuk mempertahankan status quo.

  4. Conciliators
    Merupakan gabungan antara kepribadian yang terbuka dan kurang mendominasi. Bercirikan penolong dan kurang konsisten (Hopple, tt: 78-79).

Kemudian diperjelas lagi oleh Margaret G. Hermann yang menggambarkan karakter kepribadian yang ada dalam masing-masing pemimpin negara didunia, yaitu:

  • Terlatih dalam urusan-urusan luar negeri (training in foreign affairs)
    Terlatih disini dimaksudkan pada individu yang telah memegang posisi penting dalam politik atau pemerintahan yang akan memberikan pengetahuan tentang urusan-urusan luar negeri dan proses pembuatan keputusan.

  • Nasionalisme
    Seberapa pengaruh keterkaitan emosi yang dimilikinya terhadap bangsanya, khususnya rasa cinta tanah air. Lebih lanjut adanya tekanan agar menegakkan kehormatan dan kedaulatan negaranya.

  • Percaya pada kemampuan sendiri untuk mengendalikan situasi (believe in one’s own ability to control events)
    Karakter ini melihat kemampuan individu dalam mengatasi masalah- masalah yang dihadapi sehingga dapat mengendalikan keadaan.

  • Kebutuhan akan kekuatan
    Hal ini merujuk pada perhatian individu untuk mendirikan, memelihara atau mengembalikan kekuatan negaranya.

  • Kebutuhan akan persatuan
    Konseptualisasi dari perhatian akan kebutuhan untuk hubungan kekerabatan dan persatuan yang damai.

  • Conceptual complexity
    Tingkat perbedaan seseorang dalam menganalisa lingkungannya dimana masing-masing individu memiliki pandangan yang berbeda dalam mengamati suatu kejadian.

  • Rasa tidak percaya kepada orang lain
    Karakter yang penuh dengan ketidakpercayaan atau rasa curiga yang diikuti dengan perasaan ragu, kesukaran, tidak ingin memberi dan ketakutan akan orang lain. Sehingga meningkatnya prasangka buruk dan ragu terhadap orang lain (Falkowski. 1979: 18-19).

    Karakteristik individu akan menghasilkan perbedaan pada orientasi individu tersebut terhadap kepribadian politik. Berdasarkan kerangka yang diuraikan, maka Hermann dalam Falkowski memberikan karakteristik pribadi yang merefleksikan kepribadian politik, yaitu :

  • Expansionist
    Individu tidak ingin kehilangan kontrol. Mempunyai keinginan untuk memiliki kontrol yang besar (high need for power), memiliki kemampuan yang rendah dalam menyadari adanya beberapa alternatif pilihan pembuatan keputusan (low conceptual complexity) dan mempunyai ketidakpercayaan terhadap orang lain (high distrust of others).

    Namum individu yang berkarakter nasionalis mempunyai kehendak yang kuat dalam memelihara kedaulatan dan integrasi negara (high nasionalism). Individu tidak mementingkan arti hubungan pertemanan (low need for affiliation) dan memiliki tingkat inisiatif yang tinggi (high believe in control over events). Tipe expasionist ini menggunakan agresifitas dalam mewujudkan tujuannya.

  • Active Independent
    Individu semacam ini memiliki keinginan besar untuk berpartisipasi dalam komunitas internasional tanpa membahayakan hubungan yang sudah terjalin dengan negara-negara lain. Individu akan berusaha mempertahankan kebebasan berusaha untuk menggalang hubungan sebanyak mungkin.

    Ciri-ciri dari individu yang termasuk golongan ini adalah high nasionalism, high conceptual complexity, low distrust of others, high believe in own control, high need for affiliation, low need for power.

  • Influental
    Individu berusaha untuk menjadi pusat dari lingkungan, mempunyai kehendak dan hasrat untuk mempengaruhi kebijakan politik luar negeri negara lain. Pemimpin dengan karakter seperti ini akan menciptakan bahwa tujuannnya adalah yang paling penting dibandingkan yang lain. Pemimpin negara akan bersikap protektif negara-negara yang menentangnya.

    Ciri-cirinya adalah low nasionalism, low conceptual complexity, low distrust of others, high believe in own control, high need for affiliation, high need for power.

  • Mediator
    Karakter individu ini sering manyatukan perbedaan diantara negara dan memainkan peran “go-between”. Pemimpin mendapatkan negara-negara sebagai perwujudan perdamaian dunia dan selalu mencoba untuk menyelesaikan permasalahan dunia.

    Ciri-cirinya adalah low nasionalism, high conceptual complexity, low distrust of others, high believe in own control, high need for affiliation, high need for power.

    Pada umumnya pemimpin seperti ini senang berada dibelakang layar. Meskipun memberikan implikasi kepada negara lain namun menghindari intervensi.

  • Opportunist
    Seseorang yang berusaha untuk tampil bijaksana, yang bertujuan untuk mengambil keuntungan dari keadaan yang dihadapi. Pemimpin seperti ini biasanya mengeluarkan kebijakan berdasarkan apa yang ia anggap perlu dan sedikit mengesampingkan komitmen ideologi.

    Ciri-cirinya adalah low nasionalism, high conceptual complexity, low distrust of others, low believe in own control, low need for affiliation, low need for power.

  • Participative
    Mempunyai hasrat untuk memfasilitasi keterlibatan sebuah negara dalam arena internasional. individu seperti ini tertarik untuk mencari yang berharga untuk negara dan mencari alternatif solusi dari permasalahan yang dihadapi negara atau negara lain.

    Ciri-cirinya adalah low nasionalism, high conceptual complexity, low distrust of others, low believe in own control, high need for affiliation, low need for power (Falkowski. 1979: 20).