Obligasi adalah suatu pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga-lembaga lain sebagai pihak yang berhutang yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap.
Secara umum, obligasi dapat dibagi berdasarkan empat karakter berikut (Agus Salim; 2002):
Fitur Intrinsik (Intrinsic Features)
Kupon, waktu jatuh tempo, dan tipe kepemilikan obligasi merupakan fitur intrinsik yang penting bagi suatu obligasi. Kupon dari suatu obligasi mengindikasikan pendapatan periodik yang akan diperoleh investor selama usia dari obligasi tersebut atau selama periode kepemilikannya. Kupon juga dikenal sebagai pendapatan bunga (interest income).
Waktu jatuh tempo adalah tanggal yang spesifik saat usia obligasi berakhir. Pada tanggal tersebut emiten wajib membayar pokok beserta kupon terakhir dari obligasinya. Nilai pokok obligasi adalah nilai sebenarnya dari suatu obligasi. Tipe kepemilikan obligasi terbagi menjadi obligasi atas unjuk (bearer bonds) yang berarti bahwa kepemilikan obligasi berdasarkan siapa yang memegang obligasi tersebut dan yang kedua adalah obligasi tanpa warkat (registered bonds) yang berarti bahwa kepemilikan obligasi berdasarkan siapa yang tercatat sebagai pemilik di kustodian sentral.
Tipe Emisi
Berbeda dengan saham, suatu perusahaan dapat memiliki berbagai jenis obligasi outstanding yang berbeda-beda pada saat bersamaan. Tipe obligasi dapat dibedakan berdasarkan senioritas klaim dari obligasi tersebut mulai dari yang paling aman, yaitu obligasi senior (secured bonds), obligasi paripassu (unsecured / debenture bonds), hingga obligasi subordinate (junior bonds) yang mempunyai hak klaim atas pendapatan maupun pembayaran pokok paling terakhir.
Provisi Indenture
Indenture adalah kontrak antara emiten dan investor berkaitan dengan aspek legal dari obligasi. Trustee, yang umumnya adalah bank, bertindak atas nama pemegang obligasi untuk memastikan bahwa semua provisi indenture dipenuhi oleh emiten, termasuk pembayaran bunga dan pokok obligasi yang tepat waktu.
Fitur yang Mempengaruhi Jatuh Tempo
Investor harus sadar akan adanya fitur yang dimiliki oleh obligasi yang dapat mengakibatkan obligasi jatuh tempo sebelum waktunya, yaitu opsi call yang memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk melunasi obligasinya pada suatu waktu sebelum jatuh tempo. Selain itu juga ada opsi put yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk meminta pelunasan obligasi lebih cepat sebelum waktu jatuh tempo serta Sinking Fund yang secara spesifik membuat obligasi dilunasi secara bertahap, sistematik, dan periodik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Menurut Gitman (2003), biaya yang dikeluarkan oleh penerbit obligasi biasanya lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk pinjaman jangka pendek. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi biaya tersebut:
Waktu jatuh tempo
Pada umumnya, hutang jangka panjang membayar tingkat bunga yang lebih tinggi daripada hutang jangka pendek. Semakin lama waktu jatuh tempo dari suatu obligasi, maka semakin rendah akurasi untuk memperkirakan tingkat bunga di masa depan, sehingga semakin besar pula risiko yang ditanggung oleh pemegang obligasi.
Besarnya obligasi yang ditawarkan
Besarnya nilai obligasi yang ditawarkan juga mempengaruhi biaya bagi penerbit obligasi. Semakin besar nilai obligasi yang ditawarkan, semakin rendah biayanya. Hal ini disebabkan oleh biaya administrasi per dollar yang dipinjam menurun seiring dengan peningkatan nilai obligasi yang ditawarkan.
Risiko default penerbit obligasi
Semakin besar risiko default dari penerbit obligasi, maka semakin tinggi pula tingkat bunga obligasi. Pemegang obligasi tentu ingin menerima kompensasi dengan return yang lebih tinggi jika harus menanggung risiko yang lebih besar. Biasanya investor mempercayakan pada peringkat obligasi suatu perusahaan untuk menentukan risiko penerbit obligasi.