Apa saja kandungan pasta gigi dan fungsinya?

Pasta gigi

Kandungan pasta gigi yang digunakan dalam setiap produk pasta gigi selalu memiliki tidak hanya satu bahan aktif, tapi lebih. Ada kandungan-kandungan yang memang tergolong aman, tapi ada juga yang berbahaya. Pada umumnya, pasta gigi yang diproduksi dan diedarkan di negara kita memiliki kombinasi antara bahan-bahan terapeutik, deterjen dan bahan abrasif. Apa saja kandungan pasta gigi dan apa fungsinya?

  1. Bahan Terapeutik
    Bahan satu ini mungkin hanya sedikit kadarnya di dalam pasta gigi, tapi cukup esensial. Contoh bahan-bahan terapeutik pada pasta gigi adalah:

    • Fluoride – Fluoride pada pasta gigi sangat penting keberadaannya. Ini karena memang bahan satu inilah yang bekerja untuk membuat enamel gigi lebih kuat. Cara kerjanya adalah dengan membuat enamel resisten terhadap asam di mana bakteri pun akan ikut dihambat dalam hal produksi asam. Ada beberapa macam fluorode yang bisa dijumpai pada produk pasta gigi, yaitu sebagai berikut:

      • Sodium monfluorafosfat.

      • Sodium fluoride, yakni memang fluor yang kerap digunakan sebagai tambahan pada pasta gigi apapun. Hanya saja pemakaiannya tak boleh dikombinasikan bersama bahan-bahan abrasif.

      • Stannous fluoride, yakni dikenal juga dengan sebutan tin fluor yang ditambahkan pada pasta gigi. Untuk fluoride jenis ini pemakaian boleh bersama-sama dengan kalsium fosfat (salah satu bahan abrasif). Karena memiliki sifat antibakterial, bahan ini bagus tapi dapat menimbulkan stein keabu-abuan di gigi.

    • Bahan Antimikroba – Bahan ini meliputi bakteriostatik atau Zinc phosphate, Zinc Citrate, dan bakterisidal atau Trikolsan. Dengan adanya bahan ini pasta gigi yang kita gunakan akan mampu menghambat segala perkembangan bakteri di mulut. Guna bahan ini pun adalah sebagai pembunuh bakter-bakteri yang ada. Ekstrak daun sirih serta siwak juga ada sebagai bagian dari antimikroba pada pasta gigi yang merupakan bahan herbal.

    • Bahan Desensitisasi – Bahan ini biasanya dipakai pada pasta gigi dan contohnya adalah stronsium chloride serta potassium nitrat. Stronsium chloride berperan sebagai pemblokir tubulus dentin. Sementara itu, potassium nitrat bertugas sebagai pemblokir transmisi nyeri antar sel saraf.

  2. Pelembab atau Humectant
    Bahan yang menyerap air dari udara dan bisa membuat kelembaban terjaga dengan baik adalah humectant. Contoh paling sering kita jumpai adalah gliserin, bersama dengan asam laktat dan alpha hidroxy acid atau AHA. Pasta gigi bisa tetap lembab karena kandungan ini tentunya dengan kadar kira-kira 20-35 persen.

  3. Air
    Kandungan air pada pasta gigi rata-rata adalah sekitar 20-40 persen. Fungsi dari air ini adalah sebagai pelarut, jadi tanpa air, pasta gigi akan sulit larut.

  4. Bahan Penambah Rasa
    Kita semua tahu bahwa pasta gigi selalu ada rasanya, entah itu mint, kayu manis, stroberi, jeruk, dan sebagainya. Pemanis buatanlah yang digunakan pada produk pasta gigi tersebut sehingga cita rasanya bervariasi. Menggosok gigi akan lebih menyenangkan bagi anak-anak dengan tambahan rasa tersebut.

  5. Bahan Pengawet
    Pasta gigi merk dan jenis apapun selalu dibuat dengan bahan pengawet. Ethylparaben, Methylparaben, serta Sodium benzoate adalah bahan pengawet yang biasanya digunakan dan ditambahkan pada pasta gigi dalam proses pembuatannya. Pertumbuhan mikroorganisme yang dikhawatirkan terjadi pada pasta gigi akan dapat dicegah oleh bahan pengawet ini. Supaya pasta gigi tak mudah berjamur, tentu bahan pengawet dibutuhkan. Bila tak ada bahan pengawet, pasta gigi hanya akan dapat bertahan beberapa hari saja. Maka sudah pasti di setiap pasta gigi ada bahan pengawet yang membuatnya dapat bertahan hingga berbulan-bulan untuk pemakaian setiap hari.

Sumber: https://halosehat.com/farmasi/kimia/kandungan-pasta-gigi