Apa saja Jenis Penyakit Ternak Yang Sering Ditemukan?

Penyakit Ternak bisa disebabkan oleh banyak hal seperti manajemen perkandangan yang kurang bagus, serangan agen infeksius virus, bakteri, parasit, jamur.

Penyakit Ternak bisa disebabkan oleh banyak hal seperti manajemen perkandangan yang kurang bagus, serangan agen infeksius virus, bakteri, parasit, jamur. Bahkan sekarang ini ditemukan penyakit pada sapi yang disebabkan oleh prion, yaitu sejenis molekul protein yang telah berubah susuan konfigurasinya. Beberapa jenis penyakit ternak diketahui dapat menular ke manusia.

Pencegahan terhadap serangan penyakit pada hewan adalah salah satu hal terbaik yang bisa dilakukan. Faktor kebersihan, serta sanitasi kandang memegang peranan utama sebagai penghalau serangan penyakit. Pemberian berbagai pakan ternak dengan komposisi nutrisi yang bagus dan berimbang juga sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan ternak. Vaksinasi juga bisa digunakan terhadap berbagai penyakit menular yang memiliki resiko tinggi, baik itu resiko terhadap hewan itu sendiri ataupun resiko menular kepada manusia.

Berikut ini Beberapa Jenis Penyakit Pada Ternak:

  • Penyakit karena bakteri
  • Brucellosis
  • Radang Hati Nekrotik Menular
  • Leptospirosis
  • Infeksi Salmonella
  • Penyakit Antraks
  • Penyakit karena virus
  • Penyakit jembrana
  • Penyakit PMK atau yang dikenal dengan nama penyakit mulut dan kuku
  • Demam Tiga Hari ( BEF )
  • Bovine Viral Diarrhea
  • Penyakit karena Prion
  • BSE atau penyakit sapi gila
  • Scrapie pada domba dan kambing

Demikian ulasan singkat tentang berbagai Jenis Penyakit Ternak Yang Sering Ditemukan. Pada kasus dilapangan terdapat banyak sekali penyakit lainnya yang mungkin dapat menyerang ternak. Penyebabnya bisa dari berbagai agen infeksius seperti yang disebutkan di atas, virus, bakteri dan prion atau malah penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor selain hal tersebut.

Salah satu contoh penyakit metabolisme dan juga pencernaan yang disebabkan oleh agen non infeksius adalah penyakit sapi karena faktor perubahan pakan. Hal tersebut bisa terjadi karena sistem pencernaan sapi tidak bisa menerima perubahan makanan yang dilakukan secara mendadak. Bila ingin mengganti pakan yang lain dari biasanya, maka perubahan makanan ternak tersebut hendaknya diberikan secara bertahap dan pelan-pelan.

Referensi:
http://iphk.fkh.ipb.ac.id/?p=3248

1. Radang Limpa (Antraks)
Penyakit ini disebabkan oleh bacillus anthracis, yakni sejenis bakteri atau kuman yang dapat membentuk spora sehingga dapat hidup bertahun-tahun di dalam tanah. Kuman masuk dalam tubuh melalui tanah, air dan pakan. Infeksi melalui tanah merupakan cara penularan yang penting, terutama musim kemarau. Dimana ternak lebih banyak makan rumput yang tercemar tanah yang mengansung spora antraks. Antraks termasuk penyakit zoonis, yaitu penyakit hewan menular yang dapat berjangkit pada manusia melalui makanan, kontak langsung atau alat pernapasan.sumber penularan yang penting ialah daging atau bagian lainnyayang dimakan dari ternak penderita antraks. Penderita akan menemui ajalnya 2-4 hari sesudah makan daging ternak yang sakit.

Gejala klinis yang timbul adalah sebagai berikut:

  1. Pada penyakit yang berlangsung per akut, terjadi kematian yang singkat, dari beberapa menit sampai beberapa hari.
  2. Badan hewan mengalami kelemahan yang mendadak disertai demam, denyut nadi cepat, sesak napas, kekejangan, tidak ada nafsu makan, dan keluarnya darah dari lubang-lubang tubuh.
  3. Limpa membesar dan rapuh.
  4. Terjadi pendarahan pada paruparu dan otak.

2. Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis, yaitu sejenis bakteri berbentuk basil. Penularan penyakit melalui saluran pernapsan dan pencernaan atau secara kontak.hewan yang sakit dapat mengeluarkan sputum atau riak yang berbahaya bagi hewan lain yang sehat atau manusia disekitar penderita. Selanjutnya bila terjadi infeksi kuman ke dalam paru-paru akan mengakibatkan terjadinya lesio.
Gejala klinis yang timbul adalah sebagai berikut:

  1. Tubuh tampak kurus, lesu, lemah.
  2. Batuk-batuk dan pernapasan terganggu.
  3. Bulunya kering tidak mengkilat
  4. Nafsu makan menurun, dan
  5. Bila teradi infeksi terjadi pada usus, maka akan terjadi kolik, sedang bila ginjal yang terkena infeksi dapat menyebabkan urine berdarah.

3. Penyakit ngorok (septhichaemia epizootica/SE)
Penyakit ngorok disebabkan oleh kuman pasteurella mulcotida. Penyakit tersebut merupakan bentuk khusus dari pasteurelosis.
Cara penularan penyakit ngorok biasanya melalui saluran pencernaan dan pernapasan. Infeksi kuman ini berlangsung melalui tonsil. infeksi ini pada mulanya akan menimbulkan pembengkakan di daerah faring (tekak).
Penyakit ngorok yang diderita ternak ditandai dengan gejala sebagai berikut:

  1. Suhu badan naik (demam) mencapai 400-410C.
  2. Timbul pembengkakan (busung), meluas didaerah, leher dan tekak dada.
  3. Nafsu makan berkurang.
  4. Dari mulut yang menganga keluar buih (saliva).
  5. Sulit bernapas dan napasnya terdengar seperti ngorok.

4. Mastitis
Mastitis atau radang ambing adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sejumlah bakteri yang berbeda-beda jenisnya seperti, streptococcus, escherichia, dan aerobacter.
Mastitis sering terjadi pada ternak penghasil susu seperti pada sapi perah. Pencemaran kuman dapat terjadi melalui tangan pemerah, mesin perah, lantai kandang, kulit, dan bulu ternak.
Gejala-gejala yang timbul karena radang ambing yang akut yaitu:

  1. Ambing membengkak.
  2. Ambing terasa panas.
  3. Ambing sakit waktu di tekan.
  4. Terjadi kenaikan suhu tubuh.
  5. Ambing berwarna kemerahan.
  6. Air susu pecah, bercampur endapan atau jonjot fibrin dan konsistensi air susu lebih encer dengan warna agak kebiruan atau putih pucat.
  7. Hewan tampak lesu dan nafsu makan berkurang.
  8. Produksi susu menurun.

5. Radang paha (blackleg)
Penyakit radang paha dissebabkan oleh kuman clostridium chauvei. Radang paha biasanya terjadi pada sapi-sapi muda berumur 6-18 bulan, yang dipelihara dipadang penggembalaan. Infeksi kuman terjadi melalui luka-luka di kulit. Kuman mapu menghasilkan toksin yang menyebabkan kematian begitu cepat. Pada umumnya penyakit ini tidak mungkin disembuhkan.
Penyakit radang paha biasanya ditandai dengan:

  1. Kematian mendaadak.
  2. Sapi penderita yang masih tahan menunjukan kepincangan otot kaki.
  3. Kehilanga nafsu makan, lesu, dan demam yang biasanya berlangsung singkat.
  4. Adanya lesio pada otot gerak.
  5. Memperlihatkan gejala ngorok beberapa jam sebelum mengalami kematian.

6. Paratuberkulosis
Penyebab penyakit paratuberkulosis adalah kuman mycobacterium paratuberculosis atau penyakit Johne dan kuman ini tahan terhadap asam. Kuman ini berbentuk bulat pendek, dan gemuk dengan ujung-ujungnya bulat. Penularan penyakit ini terjadi melalui pakan dan air minum yang tercemar kotoran hewan yang sakit. Infeksi penyakit berlangsung melalui saluran pencernaan, terutama saluran usus. Akibatnya timbul gangguan radang usus yang kronis disertai diare. Penyakit ini hampir selalu berakhir dengan kematian setelah beberapa bulan memperlihatkan gejala klinis.
Gejala klinis sering dijumpai setelah sapi berumur 2-6 tahun meliputi:

Penurunan kondisi tubuh yang terjadi sedikit demi sedikit.

  1. Rambut, kulit tampak kasar, dan berwarna pucat.

  2. Produksi air susu menurun.

  3. Diare terjadi terus menerus.

7. Leptospirosis

Penyebab leptospirosis adalah sejenis kuman yang disebut leptospira interogens . Serovar leptospira yang paling banyak ditemukan adalah leptospira pomona . Infeksi kuman terjadi melalui selaput lendir dan luka-luka di kulit. Sebagai sumber pencemaran dapat berupa air kencing yang berasal dari hewan yang sembuh atau dari hewan yang mengidap penyakit tanpa adanya gejala sakit.

Gejala klinis yang dijumpai meliputi:

  1. Terjadi sepsis berat.

  2. Penderita tampak lesu.

  3. Suhu tubuh tinggi (demam) mencapai 400.

  4. Terjadi pendarahan titik dan hewan mengalami anemia, hemoglobinuria (kencing darah), dan icterus (penyakit kuning).

Pada pemeriksaan patologi anatomis mungkin ditemukan adanya tukak-tukak dan pendarahan pada selaput lendir abomasum.

8. Vibriosis

Vibriosis disebut juga infertilita menular. Penyebabnya adalah dua galur kuman campylobacter , yaitu campylobacter fetus var. veneralis dan campylobacter verentermedius . Penyakit vibriosis merupakan penyakit kelamin sejati yang penularannya melalui kopulasi (sanggama) atau perkawinan alam. Penularan dapat pula melalui inseminasi buatan bila semen yang digunakan berasal dari pejantan yang sakit.

Infeksi kuman pada hewan jantan terdapat di dalam rongga preputium, pada selaput lendir glans penis dan uretrabagian distal. Pada hewan betina tempat infeksi kuman berada di dalam saluran alat-alat kelamin seperti vagina , servix , uterus , dan oviduk .
Gejala umum yang lazim dijumpai pada sapi-sapi betina penderita
vibriosis adalah :

  1. Kegagalan perkawinan
  2. Penderita menunjukkan tanda-tanda estrus setelah 3-5 bulan dan hanya 30% yang jadi bunting jika dikawinkan.
  3. Pada hewan betina yang mengidap penyakit, mungkin dapat menjadi bunting, tetapi akhirnya mengalami keguguran pada umur kebuntingan 5 bulan.

9. Brucellosis
Brucellosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri berbentuk basil genus brucella. Brucellosis lazim dikenal sebagai penyakit keguguran menular, yaitu penyakit menular yang menyerang saluran reproduksi.kuman brucella dapat dibebaskan melalui air susu, air kencing, dan tinja dari hewan yang mengidap brucellosis.
Gejala yang dijumpai yaitu :

  1. Pada sapi betina mengalami keguguran pada masa kehamilan umur 5-8 bulan.
  2. Pada sapi jantan, menunjukan gejala peradangan di dalam epididimis, testis dan saluran kelamin jantan lainnya.

10. Penyakit jembrana
Penyebab penyakit ini adalah sejenis microorganisme yang dikenal sebagai rickettsia. Penyakit yang disebabkan oleh rickettsia ini ditularkan melalui gigitan caplak yang bertindak sebagai vektor.
Sapi yang diserang penyakit ini menunjukan gejala sebagai berikut :

  1. Suhu badan mengalami kenaikan antara 400-420C.
  2. Diare atau disentri
  3. Terdapat bintik-bintik darah di permukaan kulit.
  4. Lesu dan kehilangan nafsu makan.
  5. Pengeluaran ingus yang berlebihan, hipersalivasi, dan anemia.
  6. Pembengkakan kelenjar limfe.
  7. Bulu kasar, berdiri dan kurang mengkilat.
  8. Pernapasan dan denyut nadi lebih cepat.
  9. Pendarahan pada selaput lendir alat kelamin.
  10. Sapi yang bunting sering mengalami keguguran.

11. Salmonellosis
Salmonellosis disebabkan oleh kuman Salmonella sp. Hewan penderita dapat mengeluarkan kuman dari tubuhnya melalui faeses dan air susu sehingga dapat menjadi sumber penularan.
Gejala yang ditimbulkan antara lain :

  1. Mengalami kenaikan suhu tubuh.
  2. Terjadi diare berbentuk cair dan feses berbau busuk.
  3. Kehilangan nafsu makan.
  4. Frekuensi pulsus meningkat, tetapi intensitas lemah.
  5. Pada sapi betina dapat terjadi keguguran.
  6. Produksi susu terhenti.
  7. Terjadi kematian dalam kurun waktu 2-5 hari.

12. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh toksin atau racun yang dihasilkan oleh kuman
Clostridium tetani.
Gejala penyakit tetanus yang sering dijumpai adalah :

  1. Kelihatan malas dan bodoh.
  2. Tampak kaku, sukar berjalan dan sukar menelan.
  3. Otot leher, rahang, dan kaki kelihatan kaku serta kepala sering digerakkan ke belakang atau ke samping.
  4. Kematian terjadi karena kehabisan tenaga.

13. Radang mata (pinkeye)
Pinkeye atau radang mata disebut juga keratitis (infectious kerato conjungtivitis). Penyebabnya adalah hemophilus bouis. Infeksi terjadi melalui luka pada mata. Penyakit ini mudah menyebar di dalam peternakan atau kelompok ternak.
Gejala-gejala yang tampak adalah :

  1. Mata merah, bengkak, berair, dan sapi berusaha menghindari sinar.
  2. Keluar cairan yang bercampur nanah dan mungkin juga darah.
  3. Kornea hampir selalau tampak keruh dengan warna putih susu.
  4. Penglihatannya berkurang.
  5. Pada kejadian lebih lanjut dapat berakibat kerusakan pada seluruh mata.
  6. Kehilangan nafsu makan.
  7. Berat badan turun.

14. Radang paru-paru (pneumonia)
Penyebab radang paru-paru adalah pneumonia aspirasi. Gejala yang diperlihatkan oleh penderita yaitu :

  1. Kenaikan suhu tubuh.
  2. Batuk yang mula-mula kering dan lama kelamaan berubah menjadi basah dan pendek-pendek.
  3. Keluar cairan dari hidung.
  4. Nafsu makan berkurang.
  5. Produksi susu menurun,
  6. Mengalami kesulitan bernapas.
  7. Tubuh lemah sekali.
  8. Pada pemeriksaan auskultasi terdengar suara abnormal dan tercium juga bau abnormal dari pernapasan penderita.
  9. Pada keadaan kronis ternak menjadi kurus dengan rambut kusam dan suram.