Apa saja jenis lumut yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu?

Indonesia memiliki kawasan hutan hujan tropis yang luas, tidak kurang dari 138 juta ha (MENHUT 2010). Hutan hujan tropis merupakan tempat paling banyak ditemukannya jenis lumut dibandingkan dengan ekosistem utama lain yang ada di dunia (Magill 2010). Keanekaragaman dan kelimpahan lumut bervariasi bergantung pada ketinggian tempat (Gradstein et al. 2000). Ketinggian tempat menghasilkan perbedaan tipe struktur hutan, yang berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro dan ketersediaan habitat di hutan (Benavides et al. 2004).

Lumut diwakili oleh tiga divisi, yaitu Marchantiophyta (lumut hati), Anthocerotophyta (lumut tanduk), dan Bryophyta (lumut sejati) (Pharo & Zartman 2007). Perkiraan saat ini untuk keanekaragaman lumut hati adalah 7500 jenis (Von Konrat et al. 2010), lumut tanduk 200-250 jenis (Villareal et al. 2010) dan lumut sejati sekitar 12700 jenis (Cox et al. 2010).

Penelitian mengenai lumut telah banyak dilakukan dalam berbagai bidang, seperti digunakan dalam menentukan filogeni tumbuhan (Nishiyama et al. 2007), biomonitor lingkungan (Rhoades 1999), konservasi wilayah (Hallingback & Tan 2010), penghasil senyawa antimikrob (Bodade et al. 2008) dan perannya dalam menjaga kualitas udara melalui pertukaran gas karbondioksida dalam fotosintesis, serta kaitannya dengan perubahan iklim (Delucia et al. 2003).

Memahami keanekaragaman lokal dapat berperan dalam melengkapi pemahaman keanekaragaman secara global, yang diperlukan antara lain dalam studi taksonomi dan kisaran persebaran geografi suatu taksa (Soderstrom et al . 2008). Penelitian keanekaragaman lumut Jawa telah dilakukan sejak masa penjajahan Belanda, namun kebanyakan lumut yang dilaporkan berasal dari Jawa Barat (Fleischer 1902). Penelitian lumut di Jawa akhir-akhir ini juga dilakukan di Jawa Barat (Tan et al. 2006; Haerida et al. 2010; Gradstein et al. 2010).

Salah satu lokasi yang memiliki potensi keaneragaman hayati yang tinggi adalah daerah Gunung Merbabu. Apa saja jenis lumut yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu?

Gunung Merbabu tergolong gunung api tua yang kawahnya sudah tidak aktif dan pada puncaknya membentuk dataran tinggi yang lebar. Gunung ini termasuk iklim tipe B dengan curah hujan 2000-3000 mm dan suhu sepanjang tahun 17-30 oC. Untuk mencapai puncak Gunung Merbabu, dapat ditempuh dari tiga jalur pendakian, yaitu jalur Selo, Tekelan, dan Wekas. Pada setiap jalur pendakian, dijumpai formasi ekosistem hutan hujan tropis pegunungan bawah (PB) (1000- 2000 m), ekosistem hutan hujan tropis pegunungan atas (PA) (2000-3000 m), dan formasi hutan sub alpin (SA) (lebih dari 3000 m). Hal ini menjadikan Gunung Merbabu memiliki vegetasi yang beragam.

Vegetasi yang mendominasi pada jalur pendakian adalah pohon akasia ( Acacia decurens) , puspa ( Schima wallichii) , dan pinus ( Pinus merkusii) . Pada ketinggian 2700 m dpl dijumpai vegetasi savana dengan banyak edelweis ( Anaphalis javanicus) dan di dekat puncak banyak dijumpai sengon gunung ( Albizia montana) , cantigi ( Vaccinium varingifolium) dan rerumputan (Satyatama 2008).

Pada penelitian yang saya baca, yang dilakukan oleh Saiful Bachri dari IPB, pengambilan sampel lumut dilakukan di sepanjang jalur pendakian melalui jalur Selo dan Tekenan pada tahun 2010 lalu. Metode identifikasi lumut sejati acrocarp menggunakan A Handbook of Malesiana Mosses Volume I, II, dan III (Eddy 1988, 1990, 1996), lumut sejati pleurocarp dengan menggunakan Bartram (1939) dan revisi atau monografi taksa tertentu. Identifikasi lumut hati dan lumut tanduk menggunakan buku identifikasi Guide to the Liverworths and Hornworths of Java (Gradstein 2011).

Hasilnya adalah keanekaragaman lumut yang ditemukan di jalur pendakian Selo dan Tekelan TNGMb meliputi 57 jenis (39 marga, 25 suku), terdiri atas satu jenis lumut tanduk, delapan jenis lumut hati (tujuh marga, enam suku), dan 48 jenis lumut sejati (31 marga, 18 suku). Lumut hati terdiri atas lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Lumut hati bertalus yang ditemukan sebanyak tiga jenis (tiga marga, tiga suku) sedangkan lumut hati berdaun yang ditemukan lima jenis (empat marga, tiga suku). Lumut sejati terdiri atas lumut sejati acrocarp dan lumut sejati pleurocarp . Lumut sejati acrocarp yang ditemukan sebanyak 35 jenis (20 marga, 10 suku), lumut sejati pleurocarp 13 jenis (11 marga, delapan suku). Lumut tanduk yang ditemukan hanya satu jenis, yaitu Phaeoceros leavis

Berikut adalah keanergaman lumut di Taman Nasional Gunung Merbabu.

Di sini saya akan mendeskripsikan beberapa marga lumut yang terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu.

Aytoniaceae
Asterella. Lumut hati bertalus . Talus menggarpu (dikotom), permukaan atas memiliki pori besar dan bagian bawahnya memiliki jaringan yang menyerupai spons ( spongy ) . Pada penelitian ini, hanya dijumpai satu jenis, yaitu Asterella limbata . Talus kecil (3-5 mm), tipis, midrib tidak terlihat dengan jelas, sisik kecil, tidak bertumpuk, tersusun dua baris. Sisik ventral meruncing hingga berbentuk bulat telur yang besar berukuran lebar 0.5 mm. Receptacle berbentuk kerucut dengan permukaan yang kasar, pada bagian bawah receptacle terdapat lima involucre yang tidak berkembang, dan satu involucre yang berkembang berisi sporangium.

Fossombroniaceae
Fossombronia. Lumut hati yang telah memiliki daun, namun dalam klasifikasi dikelompokkan dengan lumut hati bertalus sederhana ( simple thalloid ). Susunan daun menggulung, dan memiliki kapsul berbentuk bulat . Jenis yang ditemukan di TNGMb adalah Fossombronia himalayaensis (Lampiran 5) , dikenali dengan daun tegak menggulung tidak beraturan , ujung daun bergelombang, rizoid berwarna cokelat muda, spora cokelat gelap kemerahan. Permukaan spora tuberculate tersebar tidak rapat , elater dengan 2-3 penebalan pita spiral.

Frullaniaceae
Frullania. Lumut hati berdaun, berwarnacokelat kemerahan, epifit pada batang pohon, ukuran bervariasi. Daun lateral cekung, memiliki cuping kecil ( lobule ) berbentuk seperti kantong, melekat pada cuping besar hanya dengan satu sel, daun ventral berbagi dua. Jenis yang ditemukan di TNGMb adalah Frullania neorota (Lampiran 5), lumut berukuran sedang hingga besar, lobule besar, percabangan menyirip tidak beraturan. Sel lembaran daun lateral berdinding tebal, berwarna jingga muda, trigon segitiga.

Jungermanniaceae
Solenostoma. Lumut hati berdaun, berwarna kekuningan, kecokelatan atau merah, berukuran kecil hingga sedang, cabang merayap hingga tegak dengan rizoid, daun tersusun dalam dua baris tanpa daun ventral. Sel daun berbentuk bulat, tebal, dan pada bagian basal sel lebih panjang. Jenis yang ditemukan adalah S. truncatum , susunan daun saling menempel rapat (seperti susunan genting), daun bulat telur hingga agak kotak, sel tepi daun menebal (1-4 deret), sel bagian pangkal lebih panjang, berdinding tipis, trigon berukuran sedang.

Marchantia
Marchantia. Lumut hati bertalus. Talus bercabang menggarpu (dikotom), sel epidermal tidak memiliki trigon, berdinding tipis atau sedikit tebal. Rongga udara tersusun dari satu lapis sel, dengan setiap rongga tersusun dari pori epidermis pada bagian permukaan atas. Pori epidermis dibatasi oleh beberapa sel yang membuat lingkaran, memiliki gemma cup . Pada penelitian ini hanya dijumpai satu jenis, yaitu Marchantia paleacea memiliki sisik tengah berbentuk bulat telur hingga membundar , biasanya dengan beberapa oil body , dan pori epidermis memiliki bukaan dalam yang besar. Receptacle berbentuk pipih, membelah menjadi 7-11 cuping, pada bagian bawah terdapat involucre berbentuk seperti silia.

Scapania
Scapania . Lumut hati berdaun. Hanya memiliki dua deret daun lateral terbagi menjadi ventral lobe dan dorsal lobe , tidak memiliki daun ventral. Bagian ventral lobe lebih besar dari dorsal lobe . Di TNGMb Scapania yang ditemukan memiliki ujung daun dengan gigi-gigi runcing yang tersusun dari beberapa sel. Pada penelitian ini hanya teridentifikasi Scapania hingga tingkat marga.

Bartramiaceae
Philonotis. Lumut sejati acrocarp dengan ukuran bervariasi, daun berbentuk seperti tombak dan ujung daun bergigi, tepi menggulung atau rata. Ciri yang mudah diamati dari marga ini adalah kapsulnya yang membentuk seperti buah pir atau seperti bola. Jenis yang ditemukan adalah Philonotis mollis dan Philonotis roylei. Pada P. mollis memiliki daun dengan tepi revolute, bergigi ganda, dan ujung daun agak meruncing , sedangkan P. roylei memiliki tepi recurved tidak terlalu revolute dan nyaris rata, ujung daun runcing. Brachytheciaceae

Eurhynchium . Lumut sejati pleurocarp , percabangan tidak beraturan, ujung daun runcing, bertulang daun satu, terkadang berakhir di tengah daun, bentuk sel linear, sel pada bagian pangkal daun terlihat lebih besar. Jenis yang ditemukan adalah Eurhynchium celebicum, lumut ini memiliki percabangan menyirip tidak beraturan dengan daun tersusun pipih dan rata , daun berbentuk bulat telur membesar, ujung daun runcing, tulang daun tidak terlihat jelas dan berakhir pada tengah daun.

Bryaceae
Lumut sejati acrocarp berukuran kecil hingga sedang. Susunan daun spiral, daun berbentuk bulat telur hingga seperti tombak , biasanya memiliki penebalan daun, tulang daun jelas. Sel helaian daun berbentuk belah ketupat memanjang atau segi enam, jarang memiliki dinding sel yang tebal. Jenis yang didapatkan adalah Rhodobryum ontariense , memiliki struktur daun membentuk kumpulan daun pada ujung batang, bentuk daun bulat telur, ujung daun meruncing, memiliki gigi pada tepi daun bagian atas, tepi daun dengan penebalan sel yang jelas . Jenis lain yang ditemukan dari suku ini adalah Bryum argenteum, B. apiculatum, B. australe, dan B. capillare.

Ciri B. argenteum dikenali dari bentuk daunnya bulat telur, sel pada daun bagian atas terlihat transparan, sedangkan sel bagian tengah daun berwarna hijau. Ciri B. apiculatum memiliki ujung daun meruncing, sel belah ketupat hingga persegi, tulang daun melebihi ujung daun, berwarna merah, daun revolute, tepi daun tersusun dari satu lapis sel . Ciri B. australe memiliki daun berwarna hijau kekuningan, ujung daun meruncing , tepi revolute di sepanjang daun dan B. capillare memiliki daun spathulate , tersusun secara spiral rapat, tulang daun melebihi ujung daun, membentuk seperti gigi panjang , tepi daun mengalami penebalan .

Dicranaceae
Lumut sejati acrocarp dengan ukuran yang bervariasi. Susunan daun spiral, daun berbentuk meruncing hingga linear. Tulang daun bervariasi dari sempit hingga lebar. Sel- sel pada lembaran daun umumnya memanjang. Bentuk sel beragam umumnya memiliki panjang dan lebar sama, beberapa jenis memiliki sel alar yang terdiferensiasi dengan jelas dan berwarna cokelat kemerahan. Dicranaceae yang ditemukan terdiri atas tujuh marga, 15 jenis.

Ciri yang mudah diamati pada Dicranaceae dapat dilihat dari bentuk selnya. Sel pada daun berbentuk segi empat dan berdinding tebal merupakan ciri yang mudah dikenali untuk Ceratodon purpureus . Ciri Ditrichium difficile memiliki sel-sel daun berbentuk persegi panjang, kapsul dengan gigi peristome tanpa sekat, dan dinding peristome berpapil, sedangkan Dicranella coarctata memiliki bentuk sel-sel daun persegi panjang (panjang dan sempit), dan tepi daun pada bagian ujung sedikit bergigi. Lumut yang mudah dikenali dengan apopisisnya panjang melebihi kapsulnya adalah Trematodon conformis . Ciri unik lainnya dari suku ini adalah dari marga Campylopodium medium yang memiliki sporofit melengkung seperti leher angsa.

Marga dengan jumlah jenis terbanyak adalah Campylopus sebanyak tujuh jenis. Lumut dari marga ini mudah diamati dengan melakukan sayatan melintang daun untuk melihat letak stereid dan hyalocist yang berada di atas atau di antara guide cell.

Salah satu ciri untuk mengamati Campylopus dapat dilihat dari sel alar yang berkembang dengan jelas dan berukuran besar, pada Campylopus ericoides dapat dikenali dengan sel alar besar dan berwarna kemerahan. Hampir mirip dengan ericoides, C. comosus memiliki sel alar yang lebih kecil, rata, dan berdinding tebal. Selain itu tulang daun C. comosus lebih kecil daripada C. ericoides yang mencapai 1/2 ukuran daun.

Beberapa Campylopus memiliki struktur gigi di balik tulang daun, terlihat jelas dengan melakukan sayatan melintang di bawah tulang daun dalam ukuran yang beragam, pada C. aureus hal ini merupakan ciri yang mudah diamati, selain memiliki tulang daun lebar mencapai 2/3 lebar daun, tidak menyempit pada bagian basalnya, ujung daunnya bergigi.

Letak guide cell berada di antara hyalocist dan stereid merupakan salah satu ciri yang dimiliki C. crispifolius, sayatan melintang memperlihatkan hyalocist lebih besar daripada guide cell dan sekumpulan stereid berada pada bagian dorsal (Lampiran 4). Tulang daun melebar pada bagian bawah daun mencapai ½ lebar daun. Sel alar tidak terdiferensiasi dengan jelas.

Ciri C. involutus adalah daunnya berbentuk linear , sel berbentuk bulat telur memanjang, dinding sel tebal, ujung daun meruncing , basal daun auriculate , dan memiliki gigi halus. Sayatan melintang pada daun menunjukkan berkas stereid kecil yang tersusun dalam 1-2 baris, tulang daun lebar mencapai ½ lebar daun.

Ciri C. umbelatus memiliki tepi daun menggulung dari bagian tengah daun hingga ujung daun, lumut ini memiliki tulang daun melebar pada bagian helaian daun. Pada sayatan melintangnya menunjukkan gigi yang jelas di balik tulang daun. Sel alar tidak terdiferensiasi dengan jelas.

Lumut yang memiliki hyalocist yang besar dan berdinding tebal merupakan ciri C. zollingerianus. Selain itu lumut ini memiliki tulang daun yang lebar mencapai ½ lebar daun, pada sayatan melintang daun, stereid tidak terlihat jelas. Sel alar tidak berkembang dengan baik.

Bryohumbertia walkeri memiliki sel berbentuk segi empat pada bagian ujung daun dan pada bagian bawah berbentuk segi empat namun lebih pendek dan berdinding tebal. Daun bagian atas melipat dan bergigi halus. Bagian pangkal lebar membentuk auriculate , tulang daun memiliki ukuran 1/4 — 1/3 dari lebar daun.

Fissidentaceae
Fissiden. Lumut sejati acrocarp , tinggi tanaman bervariasi dari beberapa mm hingga beberapa cm. Susunan daun menyamping dalam baris berpasangan ( distichous ), ciri khas dari suku ini adalah daunnya memiliki pelepah daun ( sheating lamina atau vaginant lamina ) dan tulang daun yang jelas .

Fissiden yang ditemukan di TNGMb adalah Fissiden plagiochiloides dan F. robinsonii. Jenis F. plagiochiloides berukuran 2-6 cm, bentuk daun linear dengan ujung meruncing, tulang daun jelas, memiliki tepi crenulate, daun melebar pada bagian pangkal hingga ujung daun pelepah, jarak antar daun terlihat jelas, sedangkan jenis F. robinsonii berukuran lebih kecil (2-5 mm), daun berbentuk linear dengan ujung daun meruncing, tulang daun jelas dan melebihi ujung daun, tepi daun agak crenulate dan tepi daun tidak mengalami penebalan.

Sedikit melengkapi deskripsi marga-marga lumut dari jawaban di atas.

Funariaceae

Lumut sejati acrocarp , berukuran kecil hingga sedang. Susunan daun spiral, terkadang memiliki batas tepi daun. Sel lembaran daun berbentuk jajaran genjang atau persegi, berdinding tipis, dan tepi daun rata. Marga yang ditemukan dari suku ini adalah Funaria dan Enthostodon . Ciri dari Funaria adalah memiliki seta yang panjang, melengkung pada bagian ujung, kapsul asimetri, mulut kapsul besar, gigi peristome miring, pada penelitian ini ditemukan satu jenis yaitu Funaria hygometrica. Sedangkan ciri dari Ensthostodon yaitu memiliki seta yang panjang dan tegak, kapsul memiliki apopisis, mulut kapsul besar dengan gigi peristome tereduksi . Jenis yang ditemukan adalah Enthostodon mittenii, dan E. buseanus. Jenis E. mittenii memiliki ujung daun meruncing dengan basal yang lebih lebar daripada ujung daun, sel marginal mengalami diferensiasi, dan tepi daun tidak memiliki penebalan, dan E. buseanus memiliki daun bulat telur atau menyempit ke bawah daun, sel marginal tidak mengalami diferensiasi .

Grimmiaceae

Racomitrium . Lumut sejati acrocarp yang hidup di dataran tinggi. Ukuran lumut beragam, susunan daun spiral, ujung daun transparan dan meruncing, sel lamina memiliki dinding sel yang tebal dan bergelombang, tepi daun berpapil. Anggota suku ini yang ditemukan hanya satu jenis, yaitu Racomitrium lanuginosum . Lumut ini mudah dikenali dengan sepertiga bagian daun di ujung berwarna putih, bagian ini terdiri atas sel-sel daun transparan tanpa kloroplas, tepi daun bernodul banyak, dan tulang daun samar.

Hypnaceae

Ectropotechium. Lumut sejati pleurocarp dengan daun terlihat mengkilap, cabang merayap dengan percabangan menyirip beraturan. Bentuk daun bulat telur, ujung daun runcing, biasanya daun terlihat mengarah pada satu sisi ( falcate ). Tulang daun pendek, satu atau ganda, bentuk sel linear , sel-sel daun dengan sedikit papil, sel alar tidak terlalu terdiferensiasi. Jenis yang ditemukan di TNGMb adalah Ectropotechium dealbatum dengan ciri-ciri daun tersusun memipih, terlihat mengarah pada satu sisi, daun bulat telur meruncing, memiliki gigi pada bagian atas daunnya, sel helaian daun berukuran 12:1 hingga 16:1. Jenis lain yang ditemukan adalah E. ichnotocladum dengan ciri sel linear, jajaran genjang pada bagian ujung, bergigi halus pada daun bagian atas.

Hypopterygiaceae

Hypopterygium . Lumut sejati pleurocarp , dengan batang utama yang merayap yang sulit untuk dilihat dan percabangan tegak membentuk sekumpulan daun seperti pohon kelapa. Daun bulat telur, bergerigi, daun tersusun pipih dan memiliki amphigastria . Tepi daun memiliki penebalan sel dengan bentuk sel yang memanjang. Sel daun bulat atau segi enam, tulang daun satu, berakhir pada ujung daun atau melebihi ujung daun, ujung daun runcing. Jenis yang ditemukan adalah Hypopterygium ceylanicum dengan ciri tepi daun memiliki penebalan yang tersusun dari 1-2 baris sel, tepi daun bergigi hingga ujung, memiliki amphigastria yang berbentuk bulat telur yang lebar dan ujung daun meruncing.

Leucobryaceae

Leucobryum. Lumut sejati acrocarp mudah dikenali karena warnanya yang keputihan, sehingga sering disebut lumut putih. Ukuran beragam dari kecil hingga besar (lebih dari 3 cm). Daun tersusun spiral yang terlihat longgar. Bentuk daun linear dan ujungnya meruncing , sayatan melintang daun memperlihatkan struktur leucocyst yang bertumpuk (2-4 baris) dan chlorocyst dalam satu baris. Jenis yang ditemukan dari marga ini adalah Leucobryum candidum (Lampiran 5). Daun berbentuk seperti tombak, sel helaian daun bagian tengah berbentuk persegi sedangkan sel tepi berbentuk persegi panjang, sayatan melintang daun memperlihatkan satu baris chlorocyst yang berada di tengah daun.

Meteoriaceae

Papillaria . Lumut sejati pleurocarp dengan batang utama halus menyerupai benang, daun bulat telur, ujung daun meruncing , memiliki satu tulang daun, hanya mencapai di bawah ujung daun, sel alar tidak terbentuk jelas. Jenis yang ditemukan dari suku ini adalah Papillaria fuscescens dikenali dari bentuk basal daun auriculate , dan bergigi pada bagian tepinya. Sel daun berbentuk linear hingga jajaran genjang, sel daun berpapil, tulang daun tidak jelas dan berakhir pada tengah daun.

Neckeraceae

Lumut sejati pleurocarp , percabangan menyirip beraturan , susunan daun pipih, daun mengkilap. Tulang daun satu dan berukuran pendek. Sel halus, bentuk sel jajaran genjang pada bagian atas daun dan bentuk sel linear pada bagian bawah daun.

Jenis yang ditemukan adalahHomaliodendron scalpellifolium dan Neckera sundaencis. Jenis H. scalpellifolium dicirikan dengan ujung daun bergigi, gigi tersusun dari beberapa sel sehingga membentuk jari meruncing, tulang daun satu berakhir di tengah daun, bentuk sel jajaran genjang pada bagian atas dan linear pada bagian bawah. Jenis N. sundaencis memiliki sel daun linear , berpapil banyak pada sel helaian daun, ujung daun memiliki satu gigi besar, ujung daun bergelombang dan mengkilap, tidak memiliki tulang daun , tepi daun bergigi pada bagian ujung daun.

Orthotrichaceae

Macromitrium . Lumut sejati acrocarp dengan ukuran beragam. Daun tersusun spiral, tulang daun melebihi ujung daun, tepinya jarang memiliki penebalan, sel alar tidak terlihat, sel lamina biasanya berpapil. Sel bagian atas daun isodiametrik. Jenis yang ditemukan adalah Macromitrium orthostichum, daun berwarna kuning kecokelatan, tersusun spiral squarose, ujung daun runcing, sel lamina atas isodiamterik, basal daun memiliki rizoid adventif.

Polytrichaceae

Pogonatum. Lumut sejati acrocarp , dengan ukuran besar, susunan daun spiral, daun linear dengan tulang daun yang lebar hingga ¾ lebar daun, memiliki lamellae terdiferensiasi pada bagian tengah daun, tepi daun bergerigi. Kapsul memiliki struktur calyptra berambut (fibrose) , dan mulut kapsul memiliki epighram . Jenis yang ditemukan di TNGMb adalah Pogonatum nesii. Lumut ini dapat diidentifikasi dengan melakukan sayatan melintang pada daun dan memiliki struktur lamellae yang rapat dengan bagian ujung lamellae memiliki percabangan.

Pottiaceae

Lumut acrocarp berukuran kecil (kurang dari 1 cm ) hingga besar (lebih dari 3 cm). Bentuk daun seperti lidah, ujung daun meruncing . Tepi daun tanpa gigi, biasanya melekuk ke bawah atau melekuk ke atas.Tulang daun jelas, biasanya melebihi ujung daun . Sel helaian daun berbentuk persegi, kebanyakan berpapil, sel basal biasanya halus, panjang, dan transparan.

Dari suku ini, sebanyak tiga jenis yang ditemukan di TNGMb, yaitu Hyophila involuta, Leptodontium aggregatum, dan Pseoudosymblepharis bombayensis. Jenis H. involuta memiliki susunan daun spiral , daun seperti lidah hingga spathulate , sel daunnya berbentuk persegi, tepi daun bergerigi, sel lamina tidak berpapil. Lumut L. aggregatum memiliki susunan daun squarrose-recurved , bagian ujung daun memiliki tepi bergigi, tulang daun tipis , sel helaian daun halus atau secara samar berpapil, serta P. bombayensis yang memiliki susunan daun agak squarrose , daun berbentuk linear , ujung daun runcing, sel basal persegi panjang membentuk daerah transisi warna antara sel basal yang transparan dengan sel lamina yang berwarna hijau, sel lamina berpapil hingga ujung, tepi daun rata.

Racopilaceae

Racopilum. Lumut sejati pleurocarp , berukuran kecil hingga sedang, percabangan agak menyirip ganda. Daun tersusun menyebar, daun berbentuk linear dan meruncing, dengan tulang daun melebihi ujung daun (+ 2 mm), tepi bergigi tidak beraturan pada ujung daun, sel daun segi enam, memiliki amphigastria dengan tulang daun yang panjang. Jenis yang ditemukan adalah Racopilum schimidii , dengan bentuk amphigastria berbentuk segitiga bulat telur, dan bergigi halus (denticulate) .

Sematophyllaceae

Lumut sejati pleurocarp dengan percabangan agak menyirip ganda yang tidak beraturan. Biasanya daun terlihat mengkilap, berbentuk bulat telur dan ujung daun runcing , tulang daun pendek, ganda, atau tidak ada. Bentuk sel daun linear, halus atau berpapil. Biasanya suku ini memiliki sel alar besar yang mencolok pada basal daun.

Sematophylaceae yang ditemukan di TNGMb ada tiga jenis yaitu Achanthorrincium papilatum, Taxithelium lindbergii, dan Warburgiella cupressinoides. Jenis A. papilatum mudah dikenali dari daun bulat telur, tepi daun bergigi, sel daun oval hingga jajaran genjang dan berpapil . Jenis T. lindbergii memiliki susunan daun complanate, ujung daun runcing dengan gigi halus pada ujung daunnya, sel daun linear dan sel alar tidak menggelembung , sedangkan

W. cupressinoides memiliki susunan daun falcate-secund, ujung daun runcing, sel daun memanjang, halus, dan sel alar besar menggelembung.

Thuidiaceae

Pelekium. Lumut pleurocarp epifit, percabangan menyirip tidak beraturan, daun tersusun spiral, daun berbentuk segitiga, ujung daun meruncing dengan tulang daun melebihi ujung daun. Ciri khusus suku ini adalah memiliki paraphyllia yang tersebar pada batang dan cabang. Jenis yang ditemukan di TNGMb adalah Pelekium contortulum yang memiliki struktur paraphyllia tanpa cabang.

Anthocerotaceae

Phaeoceros. Lumut ini merupakan satu- satunya lumut tanduk yang ditemukan di TNGMb. Lumut ini hidup pada substrat tanah, menempel di tebing atau pada jalan setapak jalur pendakian. Jenis yang ditemukan adalah Phaeoceros leavis mudah dikenali dengan gametofit bertalus, sporofit silindris panjang dengan ujungnya terlihat kekuningan, dan spora berwarna kuning.