Apa saja jenis-jenis wacana?

Apa saja jenis-jenis wacana?

Apa saja jenis-jenis wacana?

Wacana berdasarkan Bentuknya

Dengan mendasarkan pada bentuknya, Longacre (dalam Mulyana, 2005) membagi wacana menjadi enam jenis, yaitu wacana naratif, prosedural, ekspositori, hortatori, epistoleri, dan dramatik.

  • Wacana Naratif

    Wacana Naratif adalah bentuk wacana yang banyak dipergunakan untuk menceritakan suatu kisah. Contohnya sebagai berikut;

    Masyarakat Indonesia sebagai pemakai bahasa Indonesia dianjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Baik artinya sesuai dengan konteknya. Orang harus selalu berpikir, bagaimana sebaiknya menggunakan bahasa secara tepat sesuai dengan situasi dan kondisinya. Selain tepat, juga harus benar. Artinya, bahasa yang kita gunakan sebaiknya disampaikan atau ditulis dengan pola dan aturan yang benar sesuai dengan gramatikal bahasa.

  • Wacana Prosedural

    Wacana prosedural merupakan rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu secara berurutan yang tidak boleh dibolak-balik unsurnya, karena urgensi unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsur yang berikutnya. Wacana ini biasanya disusun untuk menjawab pertanyaan bagaimana sesuatu bekerja atau terjadi atau bagaimana cara mengerjakan sesuatu. Sedangkan tokohnya boleh orang pertama, orang kedua maupun ketiga dan yang dilukiskannya tidak terikat dengan urutan waktu (Syamsudin, 1986).

    Misalnya dalam menggunakan produk kosmetik agar hasil yang diharapkan sesuai dengan apa yang ditampilkan dalam produk, maka konsumen harus mengikuti petunjuk pemakaian yang ada dalam produk tersebut.

    Contoh:

    (a) Usapkan diseluruh tubuh sehabis mandi dan setiap anda memerlukannya. (b) Sesuai untuk semua jenis kulit. © Untuk hasil terbaik, gunakan secara teratur (data 3, Citra Hand and Body Lotion).

  • Wacana Ekspositoris

    Wacana ekspositoris bersifat menjelaskan sesuatu secara informatif. Bahasa yang digunakan cenderung denotatif dan rasional. Termasuk dalam wacana ini adalah ceramah ilmiah, artikel di media massa. Contohnya sebagai berikut.

    CDMA merupakan salah satu teknologi yang digunakan dalam sistem telekomunikasi. Beberapa operator seluler sebelumnya pernah muncul, menggunakan teknologi AMPS, misalnya metrosel. Lahir pula operator GSM seperti Telkomsel dan Indosat. Kini ada operator yang memanfaatkan teknologi CDMA. Ketiganya sama-sama teknologi yang diamplementasikan dalam penyediaan layanan komunikasi.

  • Wacana Hortatori

    Wacana hortatori digunakan untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang dikemukakan. Tujuannya adalah mencari pengikut/penganut agar bersedia melakukan, atau paling tidak menyetujui, pada hal yang disampaikan dalam wacana tersebut. Contohnya biasa digunakan dalam sebuah pidato, politik, iklan atau sejenisnya.

    Contoh wacana hortatori yang bernada persuasif.

    Saya menangis melihat jalannya pemerintahan. Banyak pejabat yang tidak bisa dijadikan teladan. Bahkan, mereka dengan terang-terangan berani memakan uang rakyat. Sudah saatnya kita menjemput semangat baru bernama demokrasi. Saudara-saudara sekalian, kalian tidak perlu takut, cemas atau khawatir. Bersama saya kita maju membuka lembaran baru. Bekerja keras membangun Indonesia baru! Setuju?!

  • Wacana Dramatik

    Wacana dramatik adalah bentuk wacana yang berisi percakapan antar penutur. Wacana ini biasanya digunakan dalam skenario film, sinetron, pentas wayang orang, ketoprak, sandiwara, dan lain-lain.

    Ibu: Anakku, kamu sudah dewasa. Apalagi sekarang ini Ibu sudah tua.

    Anak : Maksud Ibu?

    Ibu: Ibu ingin segera punya cucu. Ibu ingin sekali menjadi nenek. Kamu harus segera cari istri.

    Anak : Saya kan belum punya pekerjaan tetap, Bu! Bagaimana nanti saya menghidupi istri dan anak-anak saya.

    Ibu: Tidak usah khawatir. Ibu ada tabungan yang cukup buat kamu buka usaha. Tapi kamu harus pandai cari tambahan modal. Terima ini.

    Anak : Terimakasih, Bu.

  • Wacana Epistoleri

    Wacana epistoleri bisa dipergunakan dalam surat-menyurat. Pada umumnya memiliki bentuk dan sistem tertentu yang sudah menjadi kebiasaan atau aturan. Contohnya sebagai berikut:

    Kepada istriku tercinta Retno Evi Widiastuti di rumah. Seperti biasanya suami langsung kangen begitu menginjakkan kaki di negeri orang. Tapi aku sehat selamat sampai tujuan.

Berdasarkan Media Penyampaian

Berdasarkan media penyampaiannya, wacana dapat dipilah menjadi dua, yaitu wacana tulis dan wacana lisan (Mulyana, 2005).

  • Wacana Tulis

    Wacana tulis atau written discourse adalah wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis. Untuk menerima, memahami atau menikmatinya maka sang penerima harus membacanya.

    Wacana tulis (teks) merupakan produk komunikasi tulis yang melibatkan penulis dan pembaca. Aktivitas (penyapa/penulis) bersifat produktif, ekspresif atau kreatif (Sudaryat, 2009). Contoh wacana tulis ini ditemui dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari dalam koran, majalah, dan buku.

  • Wacana Lisan

    Wacana lisan atau speaken discourse adalah wacana yang disampaikan secara lisan, melalui media lisan. Untuk menerima, memahami atau menikmati wacana lisan ini, maka sang penerima harus menyimak atau mendengarkannya. Dengan kata lain pendengar adalah penyimak. Wacana lisan ini sering pula dikaitkan dengan interactive discourse atau wacana interaktive . Wacana lisan ini produktif dalam sastra lisan di seluruh tanah air kita ini, juga dalam sarana-sarana televisi, radio, khotbah, ceramah, pidato, kuliah.

Berdasarkan Jumlah Penutur

Berdasarkan jumlah penuturnya, wacana dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu wacana monolog dan wacana dialog (Mulyana, 2005).

  • Wacana Monolog

    Wacana monolog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang. Penuturannya bersifat satu arah, yaitu dari pihak penutur. Beberapa bentuk wacana monolog, yaitu pidato, pembacaan puisi, khotbah jumat, pembacaan berita, dan sebagainya.

  • Wacana Dialog

    Wacana dialog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih. Jenis wacana ini bisa berbentuk tulis atau pun lisan. Wacana dialog memiliki bentuk yang sama dengan wacana drama (dialog skenario, dialog ketoprak, lawakan dan sebagainya).

Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya, wacana dapat digolongkan menjadi dua, yaitu wacana fiksi dan wacana nonfiksi (Mulyana, 2005)

  • Wacana Fiksi

    Wacana fiksi adalah wacana yang bentuk dan isinya berorientasi pada imajinasi. Umumnya, penampilan dan rasa bahasanya dikemas secara literer atau estetis (indah). Contohnya pada novel, cerpen, puisi dan lagu. Novel, cerpen, puisi dan lagu biasanya berisi tentang khayalan (imajinasi) atau ungkapan perasaan si penulis. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa konotasi dan maknanya tersirat.

  • Wacana Nonfiksi

    Wacana nonfiksi disebut juga sebagai wacana ilmiah. Bahasa yang digunakan bersifat denotatif, lugas dan jelas. Aspek estetika bukan lagi menjadi tujuan utama. Beberapa contoh wacana nonfiksi, yaitu laporan penelitian, buku materi perkuliahan, petunjuk mengoperasikan pesawat terbang dan sebagainya.

    Dilihat dari jenis wacana tersebut, penulis hanya membahas wacana tulis yang prosedural dengan alasan karena jika dilihat dari bentuknya wacana yang peneliti teliti merupakan wacana prosedural dengan media penyampaiannya secara tertulis.