Apa saja jenis-jenis tembang macapat?

Apa saja jenis-jenis tembang macapat ?

Salah satu bentuk sastra jawa yang tidak dapat dipisahkan dengan melodi adalah “tembang”. terdapat banyak jenis tembang yang ada dalam budaya masyarakat Jawa tapi tiga diantaranya yang paling banyak dikenal adalah tembang gede, tembang macapat, dan tembang tengahan. Apa saja jenis-jenis tembang macapat yang Anda ketahui ?

Ada beberapa jenis tembang macapat. masing-masing jenis tembang tersebut memiliki aturan berupaguru lagu dan guru wilangan masing-masing yang berbeda-beda. Yang paling dikenal umum ada 11 jenis tembang macapat yaitu :

  1. Pangkur berasal dari nama punggawa dalam kalangan kependetaan seperti tercantum dalam piagam-piagam berbahasa jawa kuno. Dalam Serat Purwaukara, Pangkur diberiarti buntut atauekor. Oleh karena itu Pangkur kadang-kadang diberi sasmita atau isyarat tut pungkur berartimengekor dan tut wuntat berarti mengikuti.

  2. Maskumambang berasal dari kata mas dan kumambang. Mas dari kata Premas yaitu punggawadalam upacara Shaministis. Kumambang dari kata Kambang dengan sisipan – um. Kambang darikata Ka- dan Ambang. Kambangselain berarti terapung, juga berarti Kamwang atau kembang.Ambang ada kaitannya dengan Ambangse yang berarti menembang atau mengidung. Dengandemikian, Maskumambang dapat diberi arti punggawa yang melaksanakan upacara Shamanistis,mengucap mantra atau lafal dengan menembang disertai sajian bunga. Dalam Serat Purwaukara,Maskumambang diberi arti Ulam Toya yang berari ikan air tawar, sehingga kadang-kadang diisyaratkan dengan lukisan atau ikan berenang.

  3. Sinom ada hubungannya dengan kata Sinoman, yaitu perkumpulan para pemuda untuk membantuorang punya hajat. Pendapat lain menyatakan bahwa Sinom ada kaitannya dengan upacara-upacara bagi anak-anak muada zaman dahulu. Dalam Serat Purwaukara, Sinom diberi artiseskaring rambut yang berarti anak rambut. Selain itu, Sinom juga diartikan daun muda sehinggakadang-kadang diberi isyarat dengan lukisan daun muda.

  4. Asmaradana berasal dari kata Asmara dan Dhana. Asmara adalah nama dewa percintaan. Dhana berasal dari kata Dahana yang berarti api. Nama Asmaradana berkaitan denga peristiwahangusnya dewa Asmara oleh sorot mata ketiga dewa Siwa seperti disebutkan dalam kakawinSmaradhana karya Mpu Darmaja. Dalam Serat Purwaukara, Smarandana diberi arti remen ing paweweh, berarti suka memberi.

  5. Dhangdhanggula diambil dari nama kata raja Kediri, Prabu Dhandhanggendis yang terkenalsesudah prabu Jayabaya. Dalam Serat Purwaukara, Dhandhanggula diberi arti ngajeng-ajengkasaean, bermakna menanti-nanti kebaikan.

  6. Durma dari kata jawa klasik yang berarti harimau. Sesuai dengan arti itu, tembangDurma berwatak atau biasa diguanakan dalam suasana seram.

  7. Mijil berarti keluar. Selain itu , Mijil ada hubungannya dengan Wijil yang bersinonim denganlawang atau pintu. Kata Lawang juga berarti nama sejenis tumbuh-tumbuhan yang bunganya berbau wangi. Bunga tumbuh-tumbuhan itu dalam bahasa latin disebut heritiera littoralis.

  8. Kinanthi berarti bergandengan, teman, nama zat atau benda , nam bunga. Sesuai arti itu, tembangKinanthi berwatak atau biasa digunakan dalam suasana mesra dan senang.

  9. Gambuh berarti ronggeng, tahu, terbiasa, nama tetumbuhan. Berkenaan dengan hal itu, tembangGambuh berwatak atau biasa diguanakan dalam suasana tidak ragu-ragu.

  10. Pucung adalah nama biji kepayang, yang dalam bahasa latin disebut Pengium edule. Dalam SeratPurwaukara, Pucung berarti kudhuping gegodhongan ( kuncup dedaunan ) yang biasanya tampak segar. Ucapan cung dalam Pucung cenderung mengacu pada hal-hal yang bersifat lucu, yangmenimbulkan kesegaran, misalnya kucung dan kacung. Sehingga tembang Pucung berwatak atau biasa digunakan dalam suasana santai.

  11. Megatruh berasal dari awalan am, pega dan ruh. Pegat berarti putus, tamat, pisah, cerai. Dan ruh berarti roh. Dalam Serat Purwaukara, Megatruh diberi arti mbucal kan sarwa ala ( membuang yang serba jelek ). Pegat ada hubungannya dengan peget yang berarti istana, tempat tinggal.Pameget atau pamegat yang berarti jabatan. Samgat atau samget berarti jabatan ahli, guru agama.Dengan demikian, Megatruh berarti petugs yang ahli dalam kerohanian yang selalu menghindari perbuatan jahat.

1 Like

Macapat adalah têmbang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra , dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata ( guru wilangan ) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu . Guru wilangan adalah jumlah suku kata ( wanda ) dalam tiap baris . Guru lagu adalah jatuhnya huruf vokal di akhir baris ( gatra ) dalam têmbang macapat . Guru gatra adalah jumlah baris dalam satu bait.

Têmbang macapat berjumlah 11, yaitu Mijil , Kinanthi , Sinom , Asmaradhana , Dhandhanggula , Gambuh , Maskumambang , Durma , Pangkur , Megatruh , dan Pucung (Suwarna, 2008).

Tabel Metrum Têmbang Macapat dan Patokannya
image

Keterangan:

  • Angka arab 6-12 menunjukkan jumlah suku kata setiap baris.

  • Huruf Latin a, i, u, e/o menunjukkan vokal akhir setiap baris.