Apa saja Jenis-jenis Mendengarkan apabila dilihat dari Tujuannya?

mendengarkan

Mendengarkan adalah merespon atau menerima bunyi atau suara secara disengaja. Memperhatikan dengan baik apa yang dikatakan oleh orang lain.

Tujuan dari proses mendengarkan untuk menangkap, memahami, dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang di dengarkannya atau sesuatu yang di katakan oleh orang lain kepadanya.

Sehingga, mendengarkan dalam arti luas adalah usaha untuk memproleh pengertian dengan mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk mengadakan interpretasi terhadap berita atau pesan yang di terima baik secara lisan maupun tertulis.

Apa saja jenis-jenis mendengarkan apabila dilihat dari tujuannya ?

Berdasar tujuannya, kegiatan mendengarkan dapat dibedakan menjadi tiga kategori: mendengarkan isi (content listening), mendengarkan kritis (critical listening), dan mendengarkan empatis (emphatic listening).

(1) Mendengarkan isi (content listening)

Mendengarkan isi adalah tindakan yang bertujuan untuk mengerti dan menyimpan informasi yang disampaikan oleh pembicara. Tugas kita dalam proses mendengarkan adalah menemukan ide-ide pokok dalam ucapan pembicara, maka kita harus berkonsentrasi dan memusatkan perhatian pada tanda-tanda kunci yang menunjukkan struktur, perkembangan hubungan, rangkuman, dan topik-topik yang disam-paikan.

Kita membuat gambaran garis besar pemikiran dari pembicara, agar kemudian dapat memeriksa kembali apa yang sudah kita pelajari. Akhirnya, kita mendengarkan dengan saksama, terlepas dari kita setuju ide-ide pembicara, karena tujuan kita melakukan content listening adalah mengerti pesan yang disampaikan pembicara;

(2) Mendengarkan kritis (critical listening)

Mendengarkan kritis dilakukan untuk mengevaluasi pesan pembicara berdasarkan beberapa dimensi, atau sudut pandang, termasuk logika, argumen-tasi, kekuatan bukti, validitas konklusi, implikasi pesan bagi kita dan organisasi, maksud dan motivasi pembicara, dan pengabaian beberapa hal penting oleh pembicara.

Namun melakukan pemahaman dan pengevaluasian sekaligus adalah sulit. Maka dalam mendengarkan kita mengutamakan pemahaman pesan, evaluasi baru dilakukan kemudian seusai paparan atau ceramah. Mendengarkan kritis dilakukan dengan tujuan untuk menyingkap ’pandangan’ dan ’ideologi’ pembicara.

Yang juga tidak kalah pentingnya adalah mengevaluasi kredibilitas pembicara. Tanda-tanda nirkata adalah kunci penting yang harus diperhatikan;

(3) Mendengarkan empatis (emphatic listening)

Mendengarkan empatis bertujuan untuk memahami perasaan, kebutuhan, dan keinginan pembicara dengan maksud untuk menghargai butir-butir pandangan— terlepas dari sejalan atau tidaknya pandangan kita sendiri.

Konsep ’mendengarkan empatis’ diperkenalkan oleh Carl Rogers sebagai ’mendengarkan aktif’ (active listening). Dengan teknik mendengarkan aktif atau empatis ini kita membantu pembicara untuk ’menyalurkan’ perasaan dan emosi, sehingga ia tidak mendekati masalah-masalah dengan putus asa atau kehilangan semangat.

Godaan terbesar dalam mendengarkan empatis adalah ’keinginan untuk memberi nasehat’. Namun perlu difahami, pembicara tidak mem-butuhkan nasehat. Dia juga tidak membutuhkan komentar tentang benar atau salah perasaan yang diungkapkan. Dalam situasi ini ia hanya ingin berbicara dan butuh pendengar yang baik.

Menyimak atau mendengarkan intensif adalah menyimak yang dilakukan untuk memahami makna yang dikehendaki atau tujuan yang ingin dicapai. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam menyimak intensif diantaranya yaitu menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman, menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pemikiran dan perasaan yang tinggi, menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal dan menyimak intensif memerlukan produksi materi yang disimak.

Jenis-jenis yang termasuk dalam menyimak intensif diantaranya adalah:

1. Menyimak Kritis (critical listening)

Sejenis kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Pada umumnya menyimak kritis lebih cenderung meneliti letak kekurangan, kekeliruan, dan ketidaktelitian yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan seseorang.

2. Menyimak Konsentratif (concentrative listening)

Sering juga disebut menyimak sejenis telaah. Menurut Dawson (dalam Tarigan: 2008) kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif yaitu:

  • Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan

  • Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan, serta sebab-akibat

  • Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu

  • Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam

  • Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran, ataupun pengorganisasiannya

  • Memahami ide-ide sang pembicara

  • Mencari dan mencatat fakta-fakta penting.

3. Menyimak Kreatif (creative listening)

Sejenis kegiatan dalam menyimak yang mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya. Dalam kegiatan menyimak kreatif ini tercakup kegiatan-kegiatan:

  • Menghubungkan makna-makna dengan segala jenis pengalaman menyimak;

  • Membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji visual dengan baik sementara

  • Menyimak menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan

  • Mencapai penyelesaian atau pemecahan masalah-masalah serta sekaligus memeriksa dan menguji hasil-hasil pemecahan atau penyelesaian tersebut.

4. Menyimak Eksplorasif exploratoty listening

Sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. Dalam kegiatan menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian, informasi tambahan mengenai suatu topik dan isu, penggunjingan atau buah mulut yang menarik.

5. Menyimak Interogatif (interrogative listening)

Sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara. Dawson (dalam Tarigan, 2008).

Menyimak selektif adalah menyimak secara cerdas dan cermat aneka ragam ciri-ciri bahasa yang berurutan (nada suara, bunyi, bunyi asing, bunyi-bunyi yang bersamaan, kata dan frase, serta bentuk-bentuk ketatabahasaan). Satu- satunya cara yang mungkin membuat kita terbiasa dengan bentuk akustik bahasa ialah mendengarkannya atau menyimaknya secara selektif.

Salah satu keuntungan utama menyimak secara selektif pada struktur-struktur ketatabahasaan ialah struktur-struktur yang diserap oleh proses ini cenderung membuat kebiasaan-kebiasaan dalam otak kita. Bahkan setelah kita berhenti menyimak pun, terutama bagi susunan kata-kata seperti itu, otak kita terus melanjutkan proses pengklasifikasian secara otomatis segala sesuatu yang telah kita dengar itu.