Apa saja jenis-jenis kesepian?

Jenis-jenis Kesepian

Kesepian adalah ketika merasa bahwa tidak seorang pun memahami dengan baik, merasa terisolasi, dan tidak memiliki seorang pun untuk dijadikan pelarian, saat dibutuhkan atau saat stress.

Apa saja jenis-jenis Kesepian ?

Bruno (2000), membagi kesepian yang terjadi pada individu menjadi tiga golongan, yaitu, pertama, kesepian kognitif ( cognitive loneliness ). Kesepian kognitif terjadi jika individu mempunyai sedikit teman untuk berbagi pikiran atau gagasan yang dianggap penting. Kedua, adalah kesepian perilaku ( behavioral loneliness ). Kesepian perilaku terjadi jika seseorang kurang atau tidak mempunyai teman sewaktu berjalan atau melakukan kegiatan di luar rumah, misalnya seseorang ingin nonton film atau ingin makan di restoran tetapi tidak memiliki seorang teman yang dapat diajak. Terakhir, kesepian emosional ( emotional loneliness ) yang terjadi ketika individu membutuhkan kasih sayang tapi tidak mendapatkannya. Inilah kesepian yang sangat penting dan sangat buruk dampaknya.

Ahli lainnya yaitu Bednar (2000) membagi jenis kesepian yang sering terjadi pada individu menjadi dua jenis:

1. Emotional Loneliness (Kesepian Emosi)

Kesepian emosi terjadi ketika seseorang mengalami kondisi kehilangan figur lekatnya secara emosional (Bednar, 2000; Junttila, dkk, 2013). Intinya adalah bahwa emotional loneliness mengacu pada emosi negatif yang muncul akibat ketidakpuasan pada hubungan yang bersifat intim (Bednar, 2000). Berdasarkan hasil penelitian, kesepian emosi sering terjadi pada pasangan yang bercerai (Weiss, 1973; Dykstra dan Fokkema, 2007). Laki-laki kebih mengalami kesepian emosi dibanding perempuan pasca perceraian (Dykstra dan Fokkema, 2007). Sedangkan orang-orang yang menikah lebih sedikit menderita kesepian emosi (Weiss, 1973). Kesepian emosi juga memiliki dampak pada kesehatan sebagai mekanisme biologis dan tidak berhubungan dengan ukuran hubungan sosial yang dimiliki seseorang (Steptoe, Shankar, Demakakos, dan Wardell, 2013).

2. Social Loneliness (Kesepian Sosial)

Kesepian sosial terjadi ketika seseorang mengalami kekurangan hubungan sosial (Bednar, 2000; Boss, Kang dan Branson, 2015) dan hilangnya kebermaknaan hubungan dalam hidupnya (Boss, Kang dan Branson, 2015). Individu yang mengalami kesepian jenis ditandai dengan adanya perasaan bosan dan perasaan terpinggirkan. Biasanya, individu merasa bahwa dirinya bukan bagian anggota dari sebuah kelompok atau komunitas atau individu tersebut memiliki teman yang tidak dapat diandalkan saat dirinya sedang merasa kesulitan (Nurdiani, 2014).

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kesepian sosial adalah pindah rumah, kehilangan pekerjaan, didiskriminasikan oleh anggota kelompok dan tidak memiliki kelompok atau kumpulan komunitas (Bednar, 2000). Kesepian sosial berhubungan positif dengan depresi dan berhubungan negatif dengan penerimaan diri ( self acceptance ) (Robinson, Ditommaso, Barrett dan Hajizadeh, 2013).

Pendapat lainnya, Sadler (1978) mengelompokkan kesepian menjadi lima tipe, sebagai berikut :

1. Interpersonal Loneliness

Interpersonal loneliness didefinisikan sama dengan interpersonal loneliness (Pradhan, 2016). Interpersonal loneliness terjadi ketika individu merindukan seseorang yang dahulu pernah dekat dengannya dan melibatkan kesedihan yang mendalam sehingga individu mencari-cari orang baru untuk dicintai. Tapi jika menemukan orang yang potensial menjadi pasangan baru sebelum individu mampu mengatasi kesedihan terdahulu, maka individu akan takut atau menolak (Oktaria, 2015).

2. Kesepian Sosial ( Social Loneliness )

Kesepian yang terjadi karena perasaan seseorang yang merasa terpisah dari penerimaan kelompok (Sadler, 1978; Pollio, Henley, Thompson, 1997). Perasaan terpisah tidak berlaku saat seseorang tetap menjalani komunikasi meskipun dari tempat yang jauh. Berdasarkan riset, penggunaan internet untuk komunikasi interpersonal (Chatting secara online, dan media sosial) memiliki hubungan dengan tingkat kesepian yang lebih rendah dan tingkat kesejahteraan yang tinggi pada remaja dan orang dewasa (Ong, Chang, dan Wang, 2011; Ryan dan Xenos, 2011; Sharabi, 2013).

3. Culture Shock

Terjadi ketika individu pindah ke suatu lingkungan kebudayaan baru (Oktaria, 2015). Biasanya dideskripsikan sebagai alineasi dan anomi (Sadler, 1978; Pollio, Henley, dan Thompson, 1997).

4. Kesepian Kosmik ( Cosmic Loneliness )

Dikenal dengan kesepian eksistensial yaitu perasaan ketidakmungkinan untuk menjalin suatu hubungan yang sempurna dengan orang lain (Oktaria, 2015). Sedangkan menurut Pollio, Henley, dan Thompson (1997) kesepian kosmik terjadi saat seseorang dikarenakan terpisah dari kekuatan terbesar dalam kebermaknaan dan hidup., seperti Tuhan atau alam.

5. Kesepian Psikologikal ( Psychological Loneliness )

Kesepian ini datang dari kedalaman hati individu, baik itu yang berasal dari situasi masa kini ataupun sebagai reaksi dari traumatrauma masa lalu (Oktaria, 2015).

Menurut Santrock (2002), terdapat dua bentuk kesepian berdasarkan kondisi sosial, yaitu:

  1. Kesepian emosional (emotional loneliness) , adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim, orang dewasa yang lajang, bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya sering mengalami kesepian jenis ini.

  2. Kesepian sosial (social loneliness) , adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya, tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok atau komunitas yang melibatkan adanya kebersamaan, minat yang sama, aktivitas yang terorganisasi, perang- peran yang berarti. Suatu bentuk kesepian yang dapat membuat seseorang merasa diasingkan, bosan dan cemas.

Menurut Weiten dan Lloyd (2008), berdasarkan durasi kesepian dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Transient Loneliness , yaitu perasaan kesepian yang singkat dan muncul sesekali, yang banyak dialami individu ketika kehidupan sosialnya sudah cukup layak. Transient Loneliness hanya berlangsung sebentar saja, seperti ketika mendengarkan sebuah lagu atau ekspresi yang mengingatkan pada seseorang yang dicintai yang telah pergi jauh.

  2. Transitional Loneliness , yaitu ketika individu yang sebelumnya sudah merasa puas dengan kehidupan sosialnya. Seseorang menjadi kesepian setelah mengalami gangguan dalam jaringan sosialnya tersebut (misalnya meninggalnya orang yang dicintai, bercerai atau pindah ke tempat baru).

  3. Chronic Loneliness , adalah kondisi ketika individu merasa tidak dapat memiliki kepuasan dalam jaringan sosial yang dimilikinya setelah jangka waktu tertentu. Kesepian kronis berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak dapat dihubungkan dengan stressor yang spesifik. Orang yang mengalami Kesepian kronis bisa saja berada dalam kontak sosial namun tidak memperoleh tingkat intimasi dalam interaksi tersebut dengan orang lain.

Menurut Deaux dkk (1993), berdasarkan sifatnya kesepian dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:

  1. Trait loneliness , yaitu kesepian yang cenderung menetap (stable pattern), sedikit berubah, dan biasanya dialami oleh orang yang memiliki self-esteem yang rendah, dan memiliki sedikit interaksi sosial yang berarti.

  2. State loneliness , yaitu kesepian yang bersifat temporer, biasanya disebabkan oleh pengalaman-pengalaman dramatis dalam kehidupan seseorang.