1. Catalogue Photography
Saat ingin membeli baju di e-commerce atau marketplace, tentu Sista akan menemukan contoh foto model yang berpose dengan menggunakan busana-busana yang akan dijual. Begitu pun saat ingin memilih-milih pakaian dari fashion brand favorit Sista, masing-masing merek busana pasti juga memiliki ragam foto sampel produk yang diperagakan oleh model. Foto-foto tersebut yang disebut sebagai hasil dari catalogue photography.
Sesuai namanya, catalogue photography memang berkaitan erat dengan proses komersial, di mana tujuan akhirnya adalah untuk ‘menjual’ ragam busana yang ditampilkan pada konsumen. Karena tujuan itu juga, catalogue photography biasanya dikemas dalam konsep yang super simpel, mengandalkan background polos, dan biasanya dilakukan dengan sentuhan styling yang minimal. Hal ini dilakukan agar outfit yang dijual benar-benar menjadi point of interest atau fokus utama bagi orang-orang yang melihatnya.
2. Fashion Editorial Photography
Mendengar kata * editorial photography,* mungkin akan langsung tertuju pada media seperti majalah, koran, atau publication website lainnya. Ya, hal ini memang nggak sepenuhnya salah, karena editorial photography pada dasarnya memang ditujukan untuk melengkapi kebutuhan editorial dari sebuah media. Dengan kata lain, foto-foto yang dihasilkan dari proses editorial photography umumnya akan digunakan untuk mendampingi informasi atau cerita yang ingin disampaikan oleh si pembuat karya.
Karakteristik utama editorial photography adalah bersifat ‘ telling a story’ alias menyampaikan cerita. Dengan melihat serangkaian foto fashion editorial, pembaca diharapkan sudah bisa menangkap latar belakang kisah yang ada di baliknya tidak hanya lewat teks, namun juga melalui sajian visual. Umumnya, fashion editorial photography diciptakan dengan setting sesuai tema atau informasi yang ingin disampaikan. Nggak hanya berpose untuk menonjolkan fashion item , model harus bisa bergaya dan berekspresi sesuai aktivitas yang sejalan dengan konsep keseluruhan cerita.
3. Beauty Editorial Photography
Tidak jauh berbeda dengan fashion editorial, konsep dasar beauty editorial juga adalah sama-sama untuk menyampaikan cerita atau informasi melalui sajian visual. Bedanya, jika yang ingin ditonjolkan dalam fashion editorial adalah busana, maka beauty editorial lebih menjadikan riasan dan detail aksesori sebagai fokus utama objeknya.
Itu sebabnya, untuk menghasilkan karya beauty editorial, fotografer akan berfokus mengambil close-up shot dan bereksperimen dengan angle wajah atau tubuh bagian atas model. Namun tentu saja, sama seperti fashion editorial, karya beauty editorial juga dihadirkan dalam bentuk serangkaian foto agar tetap bisa menyampaikan cerita atau informasi pada orang-orang yang melihatnya.
4. Lookbook Photography
Perpaduan antara catalogue photography dan editorial photography adalah cara yang paling sederhana untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan lookbook photography. Secara visual, lookbook photography memang menampilkan model yang berpose dengan beragam ekspresi dan setting layaknya sebuah foto editorial, baik itu di luar ruangan maupun di studio . Namun, tidak akan bisa menemukan kandungan cerita di baliknya . Hal ini karena lookbook photography memang dibuat dengan tujuan yang lebih mirip sebuah karya katalog, yakni untuk menunjukkan dan ‘menjual’ produk fashion item pada konsumen.
Bedanya, lookbook photography dikemas dengan rangkaian aktivitas dan setting suasana, agar konsumen bisa membayangkan seperti apa fashion item itu bisa digunakan dalam berbagai aktivitas. Kalau foto katalog biasanya dibuat dengan konsep styling yang minimalis dan simpel, padu padan untuk foto lookbook juga dibuat lebih ekstra dan variatif agar item yang ditampilkan semakin terlihat menarik. Simpelnya nih, lookbook photography menyajikan ide pada konsumen tentang bagaimana pakaian tersebut bisa digunakan atau di- styling dalam kehidupan sehari-hari.
5. High Fashion Photography
Sesuai namanya, high fashion photography memang berkaitan erat dengan merek-merek busana high fashion dunia, sebut saja Gucci, Prada, Hermes, dsb. Biasanya, akan menemukan karya high fashion photography dalam bentuk iklan atau promosi dari merek-merek fashion kenamaan tersebut. Itu sebabnya, sebuah karya high fashion photography umumnya selalu dibuat dengan melibatkan proses dan kedetailan tingkat tinggi dan selektif, mulai dari pemilihan model, fotografer, lokasi, hingga konsep dan properti yang ditampilkan.
Tidak heran, jika akan mudah menemukan wajah dan nama-nama populer di industri fashion dunia yang terlibat dalam proses pembuatan high fashion photography. Media yang dipilih untuk menampilkan foto high fashion pun tidak sembarangan, dan biasanya cuma bisa Sista temukan pada majalah-majalan yang juga tidak kalah high-end seperti Vogue, Harper’s Bazaar, Elle, dan sebagainya. Kesan sophisticated, megah, dan ‘mahal’ juga sangat lekat dengan karya fotografi fashion yang satu ini.