Apa saja Jenis-Jenis Drama?

Drama

Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting) dan ketegangan pada para pendengar.

Apa saja Jenis-Jenis Drama ?

Berdasarkan penyajian lakonnya, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu :

  • Tragedi : drama yang penuh dengan kesedihan
  • Komedi : drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
  • Tragekomedi : perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
  • Opera : drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
  • Melodrama : drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
  • Farce : drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
  • Tablo : jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
  • Sendratari : gabungan antara seni drama dan seni tari.

Berdasarkan sarana pementasannya, drama dibagi menjadi antara lain :

  • Drama Panggung : drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
  • Drama Radio : drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
  • Drama Televisi : hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
  • Drama Film : drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
  • Drama Wayang : drama yang diiringi pegelaran wayang.
  • Drama Boneka : para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.

Berdasarkan ada tidaknya naskah drama, drama dibagi menjadi antara lain :

  • Drama Tradisional : tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
  • Drama Modern : tontonan drama menggunakan naskah.

Dalam sastra Jerman terdapat tiga jenis drama yaitu Tragödie, Komödie, dan Tragikomödie. Menurut Wilpert (1969) dalam kamus Literaturnya dijelaskan bahwa,

Tragödie: … im wesentlichen gleichbedeutend mit Trauerspiel, neben der Komödie zweite Hauptgattung und höchster Gipfelpunkt des Dramas; dichterische Gestaltung der Tragik als Darstellung eines unglöst bleibenden tragischen Konflikts mit der sittlichen Weltordnung, mit e. von auβen herantretenden Schicksal usw., der das Geschehen zum äuβeren oder inneren Zusammenbruch führt, doch nicht unbedingt im Tod des Helden, sondern in seinem Unterliegen vor dem Ausweglosen gipfelt.

Tragedi: … pada dasarnya tragedi identik dengan cerita sedih. Tragedi menggambarkan suatu nasib tragis yang tak terselesaikan bersama pesan moral, dengan itu nasib akan mendekat dan berlanjut, di mana kejadian dari luar maupun dalam dipastikan datang, tetapi tidak selalu memuncak pada kematian pahlawan, melainkan dalam kekalahan dan hilangnya harapan.

Tragedi adalah salah satu jenis drama yang akhir kisahnya duka cita. Tokoh utamanya mengalami nasib tragis dan terlibat dalam bencana atau masalah besar, ditandai dengan kemalangan dan keputusasaan tokoh utamanya.

Komödie: … der nach Entlarvung der Scheinwerte und Unzulänglichkeiten des Menschenlebens mit heiterer Überlegenheit über menschliche Schwächen gelöst wird; damit im Ggs. zu Tragödie und ernstem Schauspiel.

Komedi: … drama panggung yang lucu yang sejak awal pertunjukkan menampilkan kelemahan hidup manusia dan konflik nyata yang diselesaikan dengan gembira, berlawanan dengan tragedi dan drama serius.

Komedi merupakan drama yang bersifat suka cita. Pada setiap adegan selalu ada gelak tawa dan humor, tokoh utamanya konyol, bijaksana tetapi lucu. Setiap kekurangan-kekurangan manusia ditampilkan dengan rasa humor dan gembira.

Drama als Verbindung von Tragik und Komik im gleichen Stoff nicht zu eben lockeren Nebeneinander sondern zu inniger Durchdringung beider Elemente und Motive zur wechselseitigen Erhellung (Wilpert, 1969).

Drama, ketika hubungan dari penderitaan berat dan kelucuan dalam materi yang sama tidak pada kesempatan berdampingan melainkan lebih erat meliputi salah satu unsur dan alasan untuk penjelasan saat perubahan waktu.

Tragikomedi merupakan drama yang menampilkan tragedi namun terselip juga kegembiraan dalam setiap adegan-adegannya. Drama ini adalah perpaduan dua emosional yang mendasar pada manusia. Dalam setiap adegan ditampilkan bermacam-macam pendekatan mulai dari serius sampai humor.

Menurut Asmara (1983), drama dibedakan kedalam tiga kategori juga yaitu tragedi, sandiwara, dan komedi.

Tragedi (Trauerspiel) merupakan jenis drama tertua yang muncul dari upacara kehidupan dan kematian bangsa Dyonesis di Yunani yang diarahkan ke dimensi-dimensi kehidupan dan karakter manusia yang serius. Standar tragedi Yunani telah digambarkan sejak lama oleh Aristoteles dalam bukunya Poetic, yang mengarahkan karakter utamanya pada kematian, putus asa atau kepahitan lewat berbagai kesalahan. Ide dasar dari balik tragedi Yunani adalah manusia belajar lewat penderitaan. Di samping itu juga terdapat catharsis (ikut merasakan), yaitu perasaan haru yang disebabkan oleh tragedi tersebut, atau disebut sebagai efek pembersih.

Dalam tragedi, tokoh utama berperang melawan lingkungan atau dirinya sendiri dan berakhir tragis. Pada jaman Antike, tragedi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar tokoh utama (contohnya: kekuasaan seorang raja terhadap tokoh utama), akan tetapi semenjak jaman Shakespeare, konflik terjadi di dalam diri pelaku utama sendiri yaitu kebimbangan pelaku utama antara kewajiban dan keinginannya. Shakespeare kemudian disebut sebagai pelopor drama tragedi modern (Haerkötter, 1971).

Sandiwara (Schauspiel) menurut Haerkötter adalah sebuah bentuk lain dari tragedi. Tragedi yang menakutkan dikalahkan. Di samping itu tidak ada elemen- elemen komedi di dalamnya, sedangkan pada karakter-karakter yang serius penyelesaiannya secara damai.

Komedi (Lustspiel), yaitu pelaku utamanya dilibatkan dalam kesalahan-kesalahan sendiri seperti kesombongan, kebanggaan atau dalam komplikasi hubungan-hubungan di luar dirinya. Konflik-konflik berkembang sampai batas tragis, akan tetapi sikap-sikap murah hati akhirnya membuat akhir cerita yang membahagiakan.

Apabila dilihat dari genre-nya, drama dibagi menjadi 4 jenis yaitu :

1. Drama Tragedi

Suatu karya tragedi haruslah memenuhi beberapa syarat, antara lain :

  • Suatu lakon tragis haruslah berhubungan erat atau menggarap suatu subjek yang serius.
  • Sang pahlawan atau pelaku utama dalam tragedi haruslah merupakan orang penting yang herois.
  • Tidak ada keyakinan kuat yang akan ditempatkan pada perubahan atau ko-insiden ; segala insiden yang terdapat dalam tragedi haruslah wajar. Apa yang seharusnya terjadi haruslah terjadi.
  • Rasa kasihan, sedih, atau takut merupakan emosi-emosi utama pada karya tragedi.

2. Drama Komedi

Ciri-ciri khas komedi, yaitu :

  • Komedi mungkin memerankan suatu subyek yang serius dan mungkin pula suatu subyek yang ringan, tetapi selamanya memperlakukan subyeknya itu dalam suatu tendensi yang ringan dan cerah.
  • Komedi memerankan kejadian-kejadian yang mungkin dan seakan-akan terjadi (possible and probable).
  • Segala yang terjadi muncul dari tokoh dan bukan dari situasi.
  • Kelucuan yang di hasilkannya merupakan sejenis humor yang serius, kelucuan yang tidak dibuat-buat.

3. Drama Melodrama

Ciri-ciri utama lakon melodrama antara lain :

  • Memerankan suatu subyek yang serius, tetapi para tokohnya tidak seotentik yang terdapat dalam tragedi.
  • Unsur-unsur perubahan ada masuk ke dalam melodrama.
  • Rasa kasihan memang adadi tonjolkan tetapi cenderung ke arah sentimentalis.
  • Sang pahlawan atau tokoh utama biasanya menang dalam perjuangan.

4. Drama Farce

Ciri-ciri utama farce adalah sebagai berikut :

  • Kejadian-kejadian dan tokohnya mungkin terjadi dan ada, tetapi tidaklah begitu besar kemungkinannya itu.
  • Menimbulkan kelucuan seenaknya, yang tidak teratur dan tidak menentu.
  • Bersifat episodik, hanya memerlukan krebidilitas atau peyakinan sementara terhadap aspek-aspeknya.
  • Segala sesuatu yang terjadi muncul dari situasi, bukan dari tokoh.