Apa saja jenis-jenis atau macam-macam penyakit jantung?

Penyakit Jantung

Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri.

Jenis penyakit jantung bervariasi dan dapat dibedakan berdasarkan gejala atau kondisi khusus yang mendasarinya. Penyebabnya juga bisa menjadi acuan dari kategori penyakit ini.

Pengelompokkan berikut dilakukan agar kewaspadaan menjadi lebih tinggi sehingga tindakan atau pengobatan akan tepat sasaran. Adapun jenis penyakit pada jantung berdasarkan penyebabnya antara lain:

  1. Penyakit Jantung Koroner
    Dalam survei sample registration system (SRS) yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2014, tercatat bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi setelah stroke. Tak heran bila kondisi ini termasuk penyakit yang patut kita waspadai.

    Jenis penyakit kardiovaskuler ini muncul ketika ada hambatan yang mengganggu suplai darah menuju jantung. Penyumbatan bisa berupa penumpukan lemak atau kolesterol dalam pembuluh darah jantung.

    Dalam dunia medis, proses penumpukan tersebut dikenal dengan istilah atherosclerosis dan biasanya tidak terdeteksi sebelum seseorang merasakan adanya gejala. Oleh sebab itu, sumbatan ini akan makin parah seiring waktu.

  2. Aritmia
    Irama jantung tidak normal atau aritmia bisa ditandai dengan detak jantung penderita yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cacat jantung bawaan, penyakit arteri koroner, gangguan katup jantung, maupun tekanan darah tinggi.

    Tidak cuma itu, ada juga sejumlah kondisi lain yang bisa menyebabkan keabnormalan pada jantung ini, seperti diabetes, merokok, konsumsi alkohol atau kafein berlebih, obat-obatan terlarang, ataupun stres. Penggunaan obat-obatan bebas, suplemen diet, maupun obat herbal juga bisa berpengaruh.

  3. Cacat Jantung Kongenital
    Cacat jantung kongenital merupakan cacat bawaan yang muncul sejak bayi masih dalam kandungan. Kondisi ini biasa berkembang seiring dengan pematangan proses pembentukan jantung pada janin.

    Beberapa faktor yang diduga berperan sebagai penyebab penyakit jantung ini antara lain kelainan pada gen atau kromosom anak, maupun penyakit tertentu yang diderita oleh sang ibu selama kehamilan. Pemakaian obat-obatan tertentu atau terlarang selama mengandung juga termasuk faktor risikonya.

    Selain pada bayi, kondisi ini bisa muncul saat seseorang sudah dewasa. Hal ini terjadi karena seiring bertambahnya usia, struktur jantung mungkin akan mengalami perubahan yang menyebabkan gangguan pada jantung.

  4. Penyakit Katup Jantung
    Penyebab terjadinya masalah pada katup jantung mungkin bervariasi. Bisa saja hal ini telah diderita sejak lahir alias bawaan atau berkembang seiring waktu.

    Beberapa kondisi medis, seperti demam reumatik, infeksi, dan gangguan jaringan ikat, juga bisa menjadi penyebab munculnya penyakit katup jantung.

  5. Kardiomiopati atau Lemah Jantung
    Jenis penyakit jantung lainnya adalah kardiomiopati atau lemah jantung. Kondisi kronis ini dapat memicu penebalan atau pembesaran dinding bilik jantung, maupun kekakuan pada otot bilik jantung. Kondisi ini akan memengaruhi kemampuan otot jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

    Berbagai faktor bisa memengaruhi risiko kardiomiopati pada seseorang. Misalnya, faktor keturunan, hipertensi, obesitas, diabetes, kecanduan alkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, mengidap penyakit jantung lain, menjalani pengobatan kanker, maupun ganguan tiroid.

  6. Infeksi Jantung atau Endokarditis
    Jantung bisa pula mengalami infeksi, misalnya saja endokarditis. Infeksi pada lapisan dalam jantung (endokardium) ini umumnya terjadi ketika zat penyebab iritasi, seperti bakteri, virus, ataupun parasit yang mencapai otot jantung.

Sumber

The State Government of Victoria, 2004 mendefinisikan penyakit jantung adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh darah di jantung. Risiko penyakit jantung dapat dikurangi dengan menjalankan beberapa tahap untuk mencegah dan mengontrol faktor risiko yang memperburuk terjadinya penyakit jantung atau serangan jantung (Islamaee, 2008).

Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan suatu kelainan yang terjadi pada organ jantung dengan akibat terjadinya gangguan fungsional, anatomis serta sistem hemodinamis (Hull, 1993).

Kerusakan jantung tersebut dapat berupa:

  1. Aterosklerosis
    Penyebab primer dari penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis yang merupakan pergeseran arteri. Aterosklerosis ditandai oleh penimbunan lemak yang progesif-lambat pada dinding-dinding arteri yang disebut plak yang dapat mengurangi atau memblokir aliran darah ke jaringan. Bila sel- sel otot arteri tertimbun lemak maka elastisistasnya akan menghilang dan kurang dapat mengatur tekananan darah yang dapat berakibat serangan jantung, stroke, dan hipertensi (Hull, 1993).

  2. Tekanan darah tinggi
    Tekanan darah tinggi menimbulkan tegangan pada jantung dan pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengeras. Tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi miokardium dan mempercepat proses aterosklerosis pada pembuluh darah koroner (Kusumawijaja, 1973).

  3. Gagal jantung
    Gagal jantung terjadi ketika jantung menjadi kaku atau lelah karena bekerja terlalu keras. Hal ini terjadi karena jantung memompa terlalu kuat atau karena kehilangan otot jantung. Gagal jantung terjadi secara lambat. Penyebab utama gagal jantung antara lain hipertensi, katup jantung yang menyempit, katup jantung bocor, infeksi virus, alkohol, dan infesiensi jantung dalam memompa darah (Cohen, 1992).

  4. Aritmia
    Aritmia merupakan denyutan jantung secara abnormal karena masalah listrik jantung. Masalah tersebut dapat berupa debaran (denyutan) terlalu perlahan (bradicardia) atau terlalu cepat (tachycardia). Kegagalan kompleks sistem listrik akan mengakibatkan jantung tidak berdetak, karena kontraksi otot jantung tidak normal dan dapat mengakibatkan kematian (Soeharto, 2004).

  5. Penyakit jantung katup
    Jantung mempunyai empat katup, dua diantaranya terletak di kanan jantung yaitu katup pulmonik dan tricuspid, sedangkan dua linnya terletak di sebelah kiri jantung yaitu katup aortik dan katup mitral. Katup-katup tersebut mengontrol aliran darah melalui ruangan-ruangan dalam jantung dan ke seluruh tubuh. Penyakit ini terjadi ketika satu atau lebih katup jantung mengalami malfungsi atau gagal berfungsi dengan baik (Cohen, 1992).

  6. Penyakit jantung bawaan
    Penyakit jantung bawaan merupakan kegagalan dalam anatomi jantung yang didapat sejak lahir. Etiologi kelainan jantung bawaan ialah diantaranya berbagai pengaruh genetik dan lingkungan. Adanya virus rubella pada trimester pertama kehalmilan, dapat menyebabakan 25-50% calon bayi tersebut akan menderita kelainan bawaan pada berbagai alat tubuh, termaksud jantung. Demikian halnya ibu hamil yang minum berbagai obat-obatan seperti thalidomine, cortison , dan busulfa n dapat menyebabkan kelainan jantung bawaan. Kelainan jantung bawaan sendiri sekitar 20-30% disebabkan oleh defek septum ventrikel (Kusumawijaja, 1973).

Menurut Oetoro( 2008) terdapat tiga bentuk penyakit kardiovaskular,
yaitu:

  1. Penyakit jantung koroner adalah penyakit akibat penyempitan arteri koroner pada jantung. Implikasinya meliputi infark miokard (serangan jantung), angina (nyeri dada), dan aritmia (irama jantung abnormal).

  2. Penyakit serebrovaskular adalah penyakit akibat berkurangnya suplai darah ke otak, biasanya disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat bekuan darah. Implikasinya meliputi stroke (kerusakan sel otak karena kurangnya suplai darah) dan transient ischaemic attack (kerusakan sementara pada penglihatan, kemampuan berbicara, rasa atau gerakan).

  3. Penyakit vaskular perifer adalah penyakit akibat berkurangnya suplai
    darah ke tangan dan kaki yang berakibat rasa sakit yang sebentar datang dan pergi, serta rasa sakit karena kram otot kaki saat olah raga.

Berdasarkan Depkes RI (2007), jenis penyakit yang dapat digolongkan ke dalam penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu:

  1. Penyakit jantung koroner (PJK, penyakit jantung iskemik, serangan jantung, infark miokard, dan angina pektoris)
  2. Penyakit pembuluh darah otak (stroke, TIA)
  3. Penyakit jantung hipertensi
  4. Penyakit pembuluh darah
  5. Penyakit gagal jantung
  6. Penyakit jantung rematik
  7. Penyakit jantung bawaan
  8. Penyakit kardiomiophati
  9. Penyakit jantung katup

Beberapa penyakit jantung yang sering atau kadang-kadang terdapat dalam masyarakat Indonesia, dikelompokkan menurut sebab-sebab yang diketahui (Kertohoesodo, 1987), yaitu:

1. Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Penyakit jantung bawaan dinamakan juga cacat jantung kongenital (CJK) karena pada jantung penderita terdapat kelainan anatomis, sebagai akibat dari terganggunya perkembangan jantung ketika masih dalam kandungan ibunya. Penyakit jantung bawaan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu PJB sianotik, PJB potensial sianotik dan PJB yang tidak sianotik. Pada PJB sianotik terdapat adanya “shunt dari kanan ke kiri” artinya darah yang mestinya dari jantung kanan lebih dahulu mengalir ke paru-paru sebelum diteruskan ke jantung kiri, kini untuk sebagian dapat melalui jalur pendek atau “shunt”, langsung mengalir dari jantung kanan ke jantung kiri. Oleh sebab itu darah dalam sirkulasi sistemik, tercampur dengan darah veneus yang berkadar “reduced Hb” tinggi. Hal ini mengakibatkan kadar reduced Hb dalam sirkulasi sistemik melebihi 5 g.% maka darah yang mengalir di bawah kulit, akan menyebabkan warna kulit kebiru-biruan atau sianotik.

Pada PJB potensial sianotik ada kelainan anatomis yang memungkinkan terjadinya shunt juga, akan tetapi selama tekanan darah sirkulasi sistemik lebih tinggi daripada tekanan darah sirkulasi pulmonal, arah shunt adalah dari kiri ke kanan, sehingga tidak terjadi sianose. Walaupun pada mulanya tidak ada sianosis pada PJB jenis ini, namun lambat laun tekanan sirkulasi paru-paru dapat sedemikian meningkat, sehingga ada kemungkinan bahwa kadang-kadang tekanan pulmonal menjadi lebih tinggi daripada tekanan sistemik, misalnya jikalau penderita menangis, menderita penyakit paru-paru atau sedang meningkatkan aktivitas fisiknya. Pada saat itu, darah dari sirkulasi paru-paru yang terdesak oleh tekanan paru-paru yang lebih tinggi, masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan menyebabkan timbulnya sianose. Terjadinya sianose pada penderita dengan shunt yang mula-mula tidak sianotik, dikarenakan telah terjadi “reversed shunt” shunt yang terbalik arah. Sementara itu, pada PJB yang tidak sianotik tidak ada shunt, sehingga tidak ada kemungkinan untuk menjadi sianose.

2. Penyakit Jantung Akibat Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi pada umumnya dapat mengakibatkan beredarnya kuman-kuman yang menyebabkannya, dalam peredaran darah dan dengan demikian dapat menyebabkan radang pula pada berbagai organ tubuh lain, termasuk pada jantung. Sebagai akibat berbagai macam penyakit infeksi, berbagai lapisan dinding jantung dapat radang sehingga dapat terjadi endokarditis, miokarditis ataupun perikarditis, bahkan kadang-kadang ketiga-tiga lapisan dinding jantung atau pankarditis.

3. Penyakit Jantung Rematik (PJR)

Demam rematik menyebabkan penyakit jantung rematik, suatu penyakit jantung yang sering terdapat dalam masyarakat Indonesia. Demam rematik adalah suatu penyakit jaringan ikat yang dapat terjadi pada seluruh tubuh, 1-2 minggu setelah orang mendapat infeksi Beta Streptokokkus Hemolitikus . Penyakit terjadi bukan karena kuman-kuman itu, melainkan sebagai akibat imun reaksi tubuh terhadap kuman tersebut. Pada awal penyakit yang akut kadang-kadang jantung sudah terserang juga. Dalam hal ini penderita dikatakan menderita penyakit jantung rematik akut. Jikalau kemudian demam rematik itu sudah nampak sembuh, masih ada kemungkinan demam rematik tersebut akan kambuh berulang-ulang dan setiap kali kambuh, akan kemungkinan jantungnya akan ikut terserang juga.

4. Cacat Katup Jantung

Katup jantung bertugas menjaga supaya pada waktu sistole dan diastole ventrikel, darah mengalir dengan lancar dari atrium ke ventrikel dan dari ventrikel ke batang nadi. Tugas ini akan terganggu karena sesuatu sebab, katup tidak dapat membuka dengan baik (stenotik), tidak dapat tertutup rapat (insufisien atau bocor) atau kedua-duanya (stenose dan insufisien) sekaligus.

5. Penyakit Jantung Hipertensif (PJH)

Hipertensi sistemik merupakan salah satu sebab penyakit jantung, yang dinamakan penyakit jantung hipertensif. Bagi orang dewasa, tekanan darah yang dianggap normal adalah 90-140 mmHg sistolik dan 60-90 mmHg diastolik. Dikatakan ada hipertensi sistolik jika hanya tekanan sistolik yang naik dan dikatakan ada hipertensi diastolik jika hanya tekanan diastolik yang meningkat. Yang menjadi beban bagi jantung, adalah terutama tekanan diastolik, yang biasa juga mengawali terjadinya hipertensif sistemik, dimana pada hipertensi sistemik tekanan diastolik maupun sistolik meningkat.

Hipertensi dengan tensi antara 140/90 dan 165/95 mmHg dianggap sebagai hipertensi perbatasan atau borderline hypertension. Antara 160/95 dan 200/110 mmHg dianggap sebagai hipertensi ringan. Antara 200/110 – 230/120 mmHg sebagai hipertensi moderate dan 230/120 – 280/140 mmHg sebagai hipertensi berat. Ada juga hipertensi malignant, yakni hipertensi yang dari tingkatan mana saja, dengan cepat sekali meningkat sampai ≥230/130 mmHg. WHO mengadakan klasifikasi hipertensi sebagai berikut:

  • Kelas 1, hipertensi tanpa kelainan sesuatu organ tubuh.

  • Kelas 2, hipertensi dengan pembesaran jantung atau penyakit jantung hipertensif.

  • Kelas 3, hipertensi dengan kelainan pada organ-organ lain di samping jantung.

Dari kebanyakan hipertensi (90-95%) tidak diketahui sebabnya dan
hipertensi tersebut dinamakan hipertensi primer atau hipertensi essensial. Disangka bahwa faktor-faktor keturunan, hormonal metabolik, emosional, kebiasaan dan banyak faktor lain-lain.

6. Penyakit Jantung Karena Kelainan Paru-Paru

Kelainan paru-paru dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kardiovaskular, yang dinamakan Kor Pulmunale; jikalau terjadi mendadak Kor Pulmonale Akutum, jika terjadi secara menahun dinamakan Kor Pulmonale Khronikum.

Kor Pulmonale Akutum dapat terjadi sebagai akibat emboli paru-paru yang cukup besar, sehingga menyumbat batang arteri pulmonalis pada percabangan ke kanan dan ke kiri, atau menyumbat total salah satu dari cabang tersebut, sehingga separuh atau lebih dari darah yang seharusnya mengalir dari ventrikel kanan ke atrium kiri, tertutup jalannya. Karena itu darah yang dapat disampaikan kepada jantung kiri untuk diedarkan dalam tubuh sangat kurang, menyebabkan iskhemi dalam sirkulasi sistemik. Sebaliknya ventrikel kanan harus menampung darah yang tidak dapat diteruskan ke jantung kiri dan darah yang seperti biasan mengalir kembali ke jantung dari peredaran darah sistemik, melalui atrium kanan.

Oleh sebab itu, ventrikel kanan membesar secara mendadak karena dilatasi, yang dinamakan Kor Pulmonale Akutum . Kor Pulmonale Khronikum dapat terjadi sebagai kelanjutan dari Kor Pulmonale Akutum yang tidak kunjung sembuh. Kor Pulmonale Khronikum yang lebih khas adalah pembesaran ventrikel kanan akibat meningkatnya tekanan dalam sirkulasi paru-paru karena kerusakan pada paru-paru, termasuk dinding alveolinya dengan sarang kapiler yang antara lain bertugas sebagai jalan darah dari ventrikel kanan ke atrium kiri, menyebabkan jalan darah tersebut menjadi kurang jika dibandingkan dengan volume darah yang harus melaluinya, dan oleh sebab itu tekanan darah sirkulasi paru-paru meningkat.

7. Penyakit Jantung Aterosklerotik

Aterosklerose merupakan salah satu bentuk Arteriosklerose, yang berarti mengerasnya arteri. Selain menjadi keras, dinding arteri yang sakit tidak dapat memuai dengan baik. Aterosklerose merupakan bentuk arterisklerose yang menjadi sebab penting dari penyakit jantung aterosklerotik dan karena yang terutama diserang adalah pembuluh koroner jantung, dinamakan juga Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau Koroner Sklerose. Aterosklerose diawali dengan terjadinya endapan lipid, terutama kolesterol pada intima. Endapan ini kemudian dilapisi sel-sel endotil sehingga terjadi “subintimal plaques”.

Terjadinya penyakit yang belum diketahui sebabnya ini, dapat terpengaruh oleh banyak faktor-faktor endogen maupun eksogen, misalnya faktor-faktor hormonal, gizi dan metabolisme, kadar kolesterol dan lipid dalam darah, faktor keturunan, umur, kelamin, obesitas dan sebagainya. Berbagai faktor yang dapat mempercepat terjadinya aterosklerose dinamakan faktor risiko. Diantaranya yang dianggap terpenting adalah hiperkholesterolemia, diabetes mellitus, hipertensi dan kepribadian tipe A.

Faktor risiko lainnya adalah keturunan, ketegangan batin, obesitas, kebanyakan merokok dan hipotiroid. Terdapatnya lebih dari satu faktor risiko pada seseorang melipatgandakan risikonya untuk mendapat aterosklerose.

Dinding pembuluh darah yang terserang koroner sklerose menjadi tebal dan kaku sedangkan rongga pembuluhnya menjadi sempit sehingga darah yang dapat melaluinya untuk disalurkan ke jaringan dinding rongga jantung menjadi kurang. Oleh sebab itu, penyakit jantung koroner dinamakan juga Penyakit Jantung Iskhemik.

Selanjutnya, koroner sklerose dapat dibedakan menjadi:

  • Angina Pektoris/Sindrom Anginal
    Angina pektoris dirasakan sebagai rasa nyeri di daerah prekordial, dibawah sternum, yang menekan dan mempersulit pernafasan. Jika aktivitas fisik yang telah menyebabkan timbulnya angina pektoris tersebut dihentikan dengan segera, rasa nyeri tersebut dapat hilang juga. Dalam hal ini, angina pektoris tersebut dinamakan typical angina atau angina pektoris khas.

    Biasanya angina pektoris khas merupakan gejala yang timbul terlebih dahulu, namun bukan menandakan gejala permulaan PJK, karena terjadinya angina pektoris menandakan bahwa pembuluh darah yang sakit telah menyempit sedemikian sehingga darah yang dapat melalui tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan jantung dan bahwa dinding pembuluh darah telah sedemikian keras dan kaku sehingga tidak dapat melakukan vasodilatasi lagi. Selama PJK hanya menyebabkan angina pektoris khas yang dapat diatasi, PJK tersebut dinamakan PJK stabil.

  • Insuffisiensi Arteri Koroner
    Yang dinamakan angina pektoris tidak khas adalah angina pektoris yang dapat datang setiap saat, dan tidak hilang walaupun aktivitas fisik telah dihentikan atau sudah minum obat antiangina. Dalam hal itu PJK dikatakan tidak stabil. Terjadinya PJK tidak stabil menandakan bahwa penyempitan pada pembuluh koroner telah lebih meningkat lagi, sehingga dalam keadaan santai pun darah yang dapat disampaikan kepada miokard melalui pembuluh darah
    yang telah menyempit tidak dapat memenuhi kebutuhan.

  • Infark Miokard Akut (IMA)
    IMK itu merupakan tingkatan terberat PJK yang dapat menyerang jantung, terutama ventrikel kiri. Infark atau nekrose iskhemik adalah kerusakan jaringan akibat arteri yang menyalurkan darah kepadanya tertutup secara mendadak. Mungkin telah terjadi serangan angina pektoris atau insufisiensi koroner beberapa kali, sebelum IMA itu terjadi. Dapat juga IMA terjadi pada penderita yang tidak pernah merasa ada gangguan pada jantungnya. IMA dapat terjadi juga untuk kedua atau ketiga kalinya sesudah yang pertama. IMA menimbulkan rasa nyeri seperti pada angina pektoris, akan tetapi lebih keras, berlangsung lebih lama dan tidak segera hilang dengan istirahat atau minum obat antiangina.

  • Miodegenaratio Kordis/Miokard Fibrose
    Penyempitan pembuluh darah semakin mengurangi volume darah yang tersalurkan kepada jarngan dinding jantung, terutama pada miokard. Miokard yang semakin lama semakin kurang mendapat darah akan semakin mundur kualitasnya, serabut-serabut otot yang asli diganti dengan serabut-serabut jaringan lain yang berkualitas lebih rendah, tidak mempunyai daya kuncup.