Apa saja jenis diet untuk proses penyembuhan dari penyakit?

Apa saja jenis diet untuk proses penyembuhan dari penyakit ?

Diet tidak hanya dilakukan untuk mengurangi berat badan. dalam kondisi tertentuk, diet digunakan sebagai alternatif cara penyembuhan terhadap suatu penyakit. Lalu, apa saja jenis diet untuk proses penyembuhan dari penyakit ?

1 Like
  1. Diet gizi seimbang
    Diet ini diperuntukan orang sehat yang jumlah kalorinya disesuaikan dengan kebutuhannya.

  2. Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
    Diet ini diberikan kepada pasien yang membutuhkan energi dan protein tinggi biasanya pada pasien HIV aids, malnutrisi kurang, pre dan post operasi, luka bakar, Kanker dan post partum. Yaitu :
    Energi = 40-45 kkal x BB. Dan protein= 2 -2,5 kkal x BB

  3. Diet HIV Aids
    Diet ini diberikan kepada pasien pengidap penyakit HIV Aids (B26). Diet HIV Aids adalah Diet TKTP. Dibagi menjadi 3 :

  • Diet HIV Aids I : diberikan kepada pasien HIV akut. Pasien yang mengalami panas badan, sariawan , sesak nafas berat, kesulitan menelan dan diare, bentuk makanan cair atau lumat
  • Diet HIV Aids II : perpindahan dari diet HIV Aids I , bentuk makananya Makanan Lunak Bubur , atau Bubur Lauk Pauk Cincang.
  • Diet HIV Aids III : perpindahan dari diet HIV Aids II. Bentuk makanannya lunak Tim atau makanan biasa.
  1. Diet Rendah Energi
    Diet ini biasanya di berikan kepada pasien yang memiliki IMT > 25 . untuk kebutuhan gizinya biasanya di kurangi 500 kkal untuk penurunan 0,1 kg dalam 1 minggu.
    *Diet Rendah Energi 1 = 1200 Kkal
    *Diet Rendah energi II = 1500 Kkal

  2. Diet Rendah Garam ( RG)
    Diet ini membatasi asupan natrium. Menurut WHO kebutuhan garam yang sesuai adalah 6 gram ( 2400 mg Natrium). Diet ini biasanya di khususkan untuk pasien yang memiliki penyakit penyakit degeneratif seperti hipertensi.

  • Diet RG I (200-400 mg Natrium)
    Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, atau hipertensi berat. Tidak di berikan garam dapur.
  • Diet RG II ( 400-600 mg natrium)
    Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi sedang. Garam dapur diberikan 2 gram/hari.
  • Diet RG III ( 1000-1200 mg natrium)
    Diet ini diberikan kepada pasien hipertensi ringan. Garam dapur diberikan 4 gram/hari.
  1. Diet Tinggi Serat
    Diet ini diberikan kepada pasien konstipasi kronis dan diverticulitis tujuannya agar proses pencernaan atau defekasi normal. Anjuran serat WHO orang sehat 24-30 gram/hari. Sedangkan pada diet Tinggi serat diberikan 30 – 50 gram/hari.

  2. Diet Rendah Serat
    Diet ini diberikan kepada pasien dengan masalah pencernaan seperti Diare, peradangan saluran cerna, divertikulitis akut, obstipasi spastik, haemoroid, serta pra dan pasca bedah saluran cerna.

  • Diet Rendah serat I a :
    Bentuk makanan lumat. Kandungan serat 4 gram.
  • Diet Rendah Serat II :
    Bentuk makanan lunak bubur,tim cincang. Kandungan serat 4-8 gram.
  1. Diet Pasca Bedah (Post Operasi)
    diet ini diberikan kepada pasien yang telah selesai melakukan operasi.
  • Diet pasca bedah I : Diet diberikan dalam bentuk air putih, teh manis, atau makanan cair jernih.
  • Diet pasca bedah II : Diet ini di berikan dalam bentuk cair kental, sirup, sari buah, sup, susu atau puding.
  • Diet pasca bedah III : Diet ini berupa makanan saring, biskuit.
  • Diet Pasca Bedah IV : diet ini diberikan dalam bentuk makanan lunak.
  1. Diet luka Bakar
    diet ini dikhususkan untuk pasien luka bakar.
  • Diet Luka Bakar I :
  • pada 0-8 jam pertama diberikan cairan ACGS ( Air Gula Garam Soda). energinya 5 kkal/ ml. Di berikan dengan kecepatan 50 ml/jam.
    -pada 8-16 jam energi ACGS ditingkatkan jadi 1 kkal/ml. Kecepatan pemberian 50ml/jam
    -pada 16-24 jam energi 1 kkal/ml tetapi kecepatan pemberian menjadi 75-100 ml/jam. Bila ada mual , larutan ACGS harus di dinginkan terlebih dahulu.
  • Diet Luka Bakar II : bentuk makanan sonde saring/ susu. Energi 1kkal/ml.
  1. Diet Hiperemesis
    diet ini biasanya di berikan kepada pasien dengan kehamilan. Yang mengalami mual dan muntah berlebihan. Prinsipnya yaitu : KH = 75-85 dari total energi. Lemak rendah = <10 . sedangkan protein = 10-15%.

  2. Diet preeklampsi
    Diet ini diberikan kepada pasien dengan kehamilan yang mengalami hipertensi, proteinuria, edema , mual, muntah, dll. Prinsip utama diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan protein. Protein = 1,5 – 2 x BB.

Referensi

Fajar, S A. Buku Saku Gizi (Pediatric, Youth, Adult, Geriatric) AZURA.

disini saya akan menjelaskan secara rinci tentang diet untuk penderita penyakit jantung :

Menurut BPOM RI (2006) keberhasilan penatalaksanaan diet bagi pasien penyakit jantung yang diberikan rumah sakit, merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam mempercepat masa penyembuhan penyakit pasien tersebut. Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa seperti makanan sehari-hari. Adapun komposisi zat gizi utama dari diet jantung yang diberikan dibedakan atas zat gizi kalori, protein, lemak, karbohidrat dan natrium (Arief, 2002).

Penderita hipertensi dengan komplikasi jantung menjalani rawat inap di 3 jenis kelas, yakni sebanyak 4 orang di kelas I, 8 orang di kelas II, dan 23 orang di kelas III. Lima jenis zat gizi utama tersebut dilihat dari masing-masing kelas rawat inap pasien. Kesesuaian zat gizi kalori diet jantung yang diberikan rumah sakit pada masing-masing kelas rawat inap.

Menurut Almatsier (2004), diet jantung yang diberikan kepada pasien hipertensi komplikasi jantung, haruslah sesuai dengan standar diet dalam hal pemberian diet maupun komposisi zat gizinya yang meliputi kalori, protein, lemak, karbohidrat dan natrium. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa komposisi zat gizi utama penyusun diet jantung IV yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien hipertensi komplikasi jantung dengan masing-masing kelas I, II dan III, tidaklah sesuai dengan standar diet yang ditentukan. Ketidaksesuaian tersebut didasari oleh adanya penetapan porsi makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi pasien tersebut. Sehingga ada zat gizi yang nilainya berlebih dan ada pula yang kurang dari nilai yang seharusnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalori yang terkandung dari diet yang diberikan rumah sakit adalah kurang, hal ini juga dikarenakan oleh sedikitnya bahan makanan kaya energy yang diberikan. Di samping itu, komposisi nilai protein juga dinilai kurang, karena bahan makanan yang diberikan sedikit kaya akan protein serta makanan cemilan yang diberikan juga sedikit mengandung protein, begitu juga dengan komposisi karbohidrat. Adapun komposisi lemak dan natrium yang melebihi dari nilai yang seharusnya. Hal ini dikarenakan oleh kecendrungan pihak rumah sakit yang sering menyajikan makanan yang digoreng, sehingga komposisi lemak melebihi dari yang seharusnya.

Ringkasan

Diza Fathamira. 2017. PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN. Jurnal JUMANTIK.Volume 2. nomor 1,