Sekitar 5% dari kerak bumi adalah besi. Besi muncul di banyak mineral dan batuan. Bijih besi bijih yang menguntungkan secara komersial untuk dieksploitasi.
Sesuai komposisi mineralnya, bijih besi dapat diklasifikasikan menjadi magnetit, hematit, goetit, limonit, siderit, ilmenit, pirit, dll. Bijih besi juga diklasifikasikan berdasarkan kadarnya;
- kadar tinggi (+65% Fe),
- kadar sedang (+62–65% Fe), dan
- kadar rendah (-62% Fe).
Biasanya, pabrik baja menggunakan bijih besi kualitas sedang / tinggi, sedangkan pabrik sponge iron hanya membutuhkan bijih besi kualitas tinggi dengan kadar +67% Fe.
Hematit dan magnetit adalah dua jenis bijih besi terpenting untuk pembuatan besi. Hematit (Fe2O3) murni mengandung 69,94% zat besi. Hematit terdapat dalam beberapa bentuk seperti kidney ore , specularite , martite , dan rose iron. Bijih hematit merupakan jenis bijih besi yang mendominasi saat ini. Hematit mudah direduksi dalam blast furnace. Sedangkan magnetit murni (Fe3O4) mengandung 72,36% besi. Magnetit terutama berasal dari sedimentasi, tetapi dapat terjadi karena proses vulkanik. Gumpalan magnetit yang padat tidak mudah tereduksi di dalam blast furnace , namun dalam beberapa kasus tetap digunakan jika mengandung mangan. Selain itu, komposisi gangue dari magnetit berguna untuk menyempurnakan komposisi slag.
Siderit (FeCO3) dengan 48,2% Fe memiliki jumlah yang lebih kecil dari pada bijih besi lainnya. Erzberg di Austria meupakan tambang siderite tua (dari abad keempat) dan terkenal. Siderite harus diroasting atau disinter sebelum diisi di blast furnace. Goetit (FeO(OH)nH2O) dan limonit, campuran goetit dan mineral lainnya, merupakan bijih penting di zaman kuno, tetapi saat ini kepentingannya semakin menghilang.
Referensi :
Seetharaman, Seshadri. Treatise on Process Metallurgy Vol 3 . 2014. Elsevier : USA