Apa saja jenis dan macam Gangguan Tidur atau Sleep Disorder?

ins

Tidur merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Tidur dapat menjaga kinerja dan performa tubuh agar tetap bekerja secara optimal. Namun, apa jadinya bila kita mengalami Gangguan Tidur atau Sleep Disorder? Pasti hidup kita akan kacau dan kebahagian kita akan menurun.

Apa Itu Gangguan Tidur atau Sleep Disorder?

Gangguan Tidur atau Sleep Disorder adalah kelainan yang membuat penderitanya mengalami kesulitan akan mengatur pola tidurnya. Ciri-ciri penderita Gangguan Tidur atau Sleep Disorde antara lain: bangun tidur tak segar, cepat mengantuk, sulit berkonsentrasi, cepat lelah dan daya ingat yang terus menurun.

Jenis-jenis Penyakit Gangguan Tidur atau Sleep Disorder

Berikut adalah beberapa jenis penyakit gangguan tidur atau sleep disorder yang umum terjadi:

  1. Insomnia
    ins
    Insomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ketika penderita kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur. Atau dengan kata lain gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.

  2. Narkolepsi
    ins2
    Narkolepsi adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ini secara umum ditandai munculnya keinginan tidur di siang hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di sembarang waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari. Narkolepsi adalah kelainan neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis yang melibatkan system saraf pusat tubuh.

  3. Hypersomnia
    ins3
    Hipersomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dengan rasa kantuk yang berlebihan walaupun sudah tidur cukup. Penderita hipersomnia bisa tidur 16 sampai 20 jam sehari. Menurut World Sleep Foundation, hipersomnia terdiri dari 3 tipe. Tipe hipersomnia adalah hipersomnia berulang, hipersomnia idiopatik dan hipersomnia post-trauma.

  4. Parasomnia
    ins4
    Parasomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang membuat penderitanya melakkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan. Parasomnia adalah suatu kelainan yang disebabkan kejadia perilaku atau psikologis abnormal yang muncul di kala tidur. Tahapan tertentu atau transisi fase tidur-terjaga.

  5. Sleep Apnea
    ins5
    Tidur Apnea adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dimana terjadinya penghetian napas disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi. Tidur apnea bisa muncul pada segala kelompok usia dan jenis kelamin, namun lebih umum menimpa kaum pria.

  6. Sleep Paralisis
    ins6
    Paralisis tidur adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ditandai dengan kelumpuhan mendadak saat tidur. Hal ini merujuk pada ketidakmampuan bergerak ketika kita sedang tidur atau terjaga dari tidur. Sleep Paralisis biasanya akan mengalami masalah untuk menggerakkan anggota badan, tidak bisa bersuara dan lain sebagainya.

Berikut ini gangguan-gangguan tidur, antara lain :

  1. Insomnia primer
    Insomnia adalah masalah kesehatan umum. Hal ini dapat menyebabkan kantuk di siang hari yang berlebihan dan kekurangan energi. Insomnia jangka panjang dapat menyebabkan anda merasa tertekan atau marah, mengalami kesulitan member perhatian, belajar, dan mengingat, dan tidak melakukan yang terbaik pada pekerjaan atau di sekolah. Insomnia juga dapat membatasi energi yang anda miliki untuk menghabiskan waktu dengan teman-teman atau keluarga. Insomnia dapat ringan sampai berat tergantung pada seberapa sering terjadi dan untuk berapa lama. Insomnia kronis berarti memiliki gejala minimal 3 malam per minggu selama lebih dari sebulan (American sleep association,2007). Insomnia primer didiagnosis jika keluhan utama adalah tidur yang tidak bersifat menyegarkan atau kesulitan memulai atau mempertahankan tidur. Istilah primer menunjukkan bahawa insomnia bebas dari adanya gangguan fisik atau psikologis (Sadock,2010). Insomnia primer adalah sulit tidur yang tidak disebabkan oleh penyebab medis, kejiwaan, maupun lingkungan (McVearry,2013). Insomnia primer bukanlah efek samping dari obat-obatan atau masalah medis lainnya. Ini adalah gangguan sendiri,dan umumnya berlangsung selama minimal 1 bulan atau lebih (Sadock,2010).

  2. Hipersomnia primer
    Hipersomnia primer didiagnosis dengan rasa mengantuk berlebihan untuk waktu sedikitnya 1 bulan (atau kurang jika berulang) yang tampak baik dengan episode tidur lama atau episode tidur siang hari yang terjadi hampir setiap hari. Gangguan ini harus diberi kode sebagai berulang jika pasien memiliki periode rasa mengantuk berlebihan yang berlangsung selama 3 hari dan terjadi beberapa kali dalam satu tahun selama sedikitnya 2 tahun. Gangguan ini tidak disebabkan oleh suatu zat atau keadaan medis umum (Sadock,2010). Pasien dengan hipersomnia primer tidur selama 10-12 jam pada malam hari dan tampak mengantuk dan tidur pada siang hari (David,2000).

  3. Narkolepsi
    Narkolepsi terdisi atas rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari serta manifestasi abnormal tidur rapid eye movement (REM) berulang ke dalam transisi antara tidur dan bangun mencakup hipnagogik atau hipnopompik atau paralisis tidur di awal atau akhir episode tidur yang terjadi setiap hari selama sedikitnya 3 bulan. Serangan tidur ini khasnya terjadi dua sampai enam kali sehari dan berlangsung 10 hingga 20 menit. Serangan ini dapat terjadi pada saat yang tidak tepat misalnya saat makan,berbicara,dan saat berhubungan seksual. Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum (Sadock,2010). Pada pasien dengan kantuk yang berlebihan di siang hari, kehadiran katapleksi adalah patognomonik narkolepsi. Katapleksi terdiri dari episode singkat kelumpuhan atau kelemahan otot volunter tanpa perubahan kesadaran, dan dipicu oleh emosi yang kuat tapi normal. Permulaan narkolepsi biasanya terjadi antara usia 15 dan 30 tahun, meskipun kasus telah dilaporkan dengan onset sejak usia 5 tahun dan hingga akhir 63 tahun. Pria dan wanita sama-sama terpengaruh. Kantuk di siang hari biasanya merupakan gejala pertama muncul (Williams,2000).

  4. Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan
    Merupakan gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan ditandai dengan penghentian tidur yang menyebabkan rasa mengantuk berlebihan atau insomnia yang disebabkan gangguan pernapasan terkait-tidur misalnya sindrom apnea tidur sentral atau obstruktif maupun sindrom hipoventilasi alveolar sentral. Gangguan pernapasan yang dapat terjadi selama tidur mencakup apnea, hipopnea, dan denaturasi oksigen. Pada apnea tidur sentral murni, upaya aliran udara dan pernafasan (abdomen dan dada) berhenti saat episode apnea dan mulai kembali saat bangun. Pada apnea tidur obstruktif murni, aliran udara berhenti tetapi upaya pernafasan meningkat selama period apnea. Pola ini menunjukkan adanya suatu obstruksi pada jalan nafas dan upaya yang bertambah oleh otot-otot abdomen dan toraks untuk mendorong udara melewati obstruksi ini. Episode ini juga berhenti saat bangun. Gangguan ini tidak disebabkan gangguan jiwa lain dan tidak disebabkan langsung suatu zat (Sadock,2010). Sindrom apnea tidur obstruktif jauh lebih umum. Apnea tidur sentral terlihat pada pasien dengan gangguan neurologis dan juga pada gagal jantung kongestif. Apnea tidur obstruktif disebabkan oleh gangguan di saluran udara dari mulut ke trakea. Ada beberapa daerah yang mungkin akan terpengaruh. Daerah ini termasuk langit-langit lunak, amandel, uvula dan lidah. Biasanya, mendengkur merupakan gejala peningkatan resistensi saluran napas pada lokasi anatomi. Sindrom apnea tidur obstruktif sering diperburuk oleh tindakan yang mengendurkan saluran napas bagian atas atau mengurangi ukuran jalan napas, termasuk minum alkohol, tidur di punggung seseorang, tidur REM dan berat badan (American Sleep Association,2001).

  5. Gangguan irama tidur sirkadian
    Gangguan dimana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki, walaupun jumlah tidurnya tetap. Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan, plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidur bangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami pergeseran. Perubahan yang jelas secara organik yang mengalami gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal. Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua bagian yaitu sementara (acute work shift, Jet lag) dan Menetap (shift worker). Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadian adalah sebagai berikut :

    • Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type)
      Ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Keluhan utama pasien adalah kesulitan jatuh tertidur pada waktu yang diinginkan seperti biasa,dan gangguan pasien mungkin tampak menyerupai onset tidur insomnia. Rasa mengantuk di siang hari sering terjadi akibat tidak tidur (Sadock,2010).

    • Tipe Jet lag
      Ialah mengantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat menurut jam setempat, hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebih dari satu zone waktu. Gambaran tidur menunjukkan latensi tidur yang panjang dengan tidur yang terputus-putus. Tipe jet lag biasanya hilang spontan dalam 2 hingga 7 hari (Sadock,2010).

    • Pergeseran kerja (shift work type)
      Pergeseran kerja terjadi pada orang yang secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur fase REM (Sadock,2010).

    • Sindrom memajukan fase tidur
      Ditandai dengan onset tidur dan waktu bangun yang lebih awal dari yang diinginkan. Keluhan utamanya adalah ketidakmampuan untuk tetap terjaga di sore hari dan tidur di pagi hari sampai waktu biasa yang diinginkan (Sadock,2010).

    • Tipe pola tidur-bangun kacau
      Tipe ini didefinisikan sebagai perilaku tidur dan bangun yang tidak teratur dan beragam serta yang mengganggu pola tidur-bangun biasa. Keadaan ini dikaitkan dengan seringnya tidur siang pada waktu yang tidak teratur dan istirahat di tempat tidur yang berlebihan. Tidur di malam hari lamanya tidak adekuat dan keadaan ini dapat tampak seperti insomnia, meskipun jumlah total tidur dalam 24 jam normal untuk usia pasien (Sadock,2010).

  6. Gangguan teror tidur
    Teror malam adalah episode berulang kebangkitan mendadak dari tidur yang ditandai dengan jeritan panik, rasa takut yang intens dan gairah otonom. Individu biasanya tidak ingat tentang rincian acara dan tidak responsif selama episode. Teror malam terjadi selama sepertiga pertama malam, selama tahap-tahap 3 dan 4 tidur NREM (Lubit,2012).

  7. Gangguan berjalan sambil tidur
    Gangguan tidur berjalan (sleep walking) merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks yang diawali pada sepertiga pertama malam selama tidur NREM yang dalam tahap 3 dan 4, dan sering dilanjutkan tanpa kesadaran penuh atau ingatan mengenai episode tersebut untuk meninggalkan tempat tidur dan berjalan berkeliling (Sadock,2010).

  8. Parasomnia
    Parasomnia adalah gangguan mimpi buruk dimana mimpi buruk adalah mimpi yang lama dan menakutkan yang membuat orang terbangun dengan rasa ketakutan. Seperti mimpi lain, mimpi buruk hampir selalu terjadi selama tidur REM dan biasanya setelah periode REM yang panjang di akhir malam. Beberapa orang sering mengalami mimpi buruk sebagai keadaan yang berlangsung seumur hidup, yang lainnya mengalami mimpi buruk terutama saat stress dan sakit (Sadock,2010).

  9. Gangguan tidur akibat gangguan jiwa lain
    Merupakan gangguan tidur yang berkaitan dengan gangguan jiwa lain sebagai keluhan gangguan tidur yang disebabkan oleh gangguan jiwa yang dapat didiagnosis tetapi cukup berat untuk memperoleh perhatian klinis. Insomnia yang terkait dengan gangguan depresif berat melibatkan onset tidur yang relatif normal tetapi disertai bangun berulang pada paruh kedua malam dan bangun sangat dini di pagi hari, biasanya dengan mood yang tidak nyaman di pagi hari. Polisomnografi menunjukkan berkurangnya tidur tahap 3 dan 4, sering disertai latensi REM singkat, dan periode REM pertama yang lama. Hipersomnia yang terjadi untuk selama sedikitnya 1 bulan dan terkait dengan gangguan jiwa ditemukan di dalam berbagai keadaan, termasuk gangguan mood. Rasa mengantuk di siang hari yang berlebihan mungkin dilaporkan pada tahap awal banyak gangguan depresi ringan iaitu pada fase depresi gangguan bipolar 1. Gangguan jiwa yang lain seperti gangguan keperibadian, gangguan disosiatif, gangguan somatoform, gangguan amnestik dapat menyebabkan hipersomnia (Sadock,2010).

  10. Gangguan tidur lain yang dicetuskan oleh zat
    Somnolen yang berkaitan dengan toleransi atau putus zat akibat stimulan sistem saraf pusat lazim terjadi pada orang-oarng dengan putus zat amfetamin, kokain, kafein, dan zat terkait.Somnolen dapat dikaitkan dengan depresi berat, yang kadang-kadang mencapai proporsi bunuh diri. Penggunaan depressan sistem saraf pusat yang berlangsung lama seperti alkohol, dapat menyebabkan somnolen (Sadock,2010).