Apa saja jenis Cinta atau macam-macam cinta dalam suatu hubungan percintaan?

Cinta

Cinta adalah suatu sikap yang diarahkan seseorang terhadap orang lain yang dianggap istimewa, yang mempengaruhi cara berfikir, merasa dan bertingkah laku.

Apa saja jenis Cinta yang ada dalam suatu hubungan percintaan ?

Menurut Stenberg, terdapat tujuh bentuk cinta, yang didasarkan pada ada atau tidaknya komponen cinta. Bentuk-bentuk cinta tersebut adalah:

  1. Liking

    Bentuk cinta dimana yang ada hanya unsur keintiman tanpa gairah dan komitmen. Ada pada hubungan persahabatan (bisa sesama jenis kelamin). Perasaan-perasaan yang muncul dikarakteristikkan dengan hubungan pertemanan. Individu akan merasa dekat, saling terkait dan nyaman terhadap orang yang dijadikan subjek “liking” tanpa adanya gairah maupun komitmen membentuk hubungan jangka panjang. Secara emosional ada ikatan dengan orang tersebut, tetapi tidak ada gairah yang muncul atau keinginan untuk menghabiskan hidup bersama orang tersebut. Ada kemungkinan bahwa hubungan pertemanan akan memunculkan gairah atau komitmen jangka panjang, tetapi kebanyakan hubungan pertemanan hanya sebatas memunculkan perasaan suka (liking).

  2. Infatuated Love

    Bentuk cinta dimana yang ada hanya elemen gairah tanpa komitmen dan keintiman. Ada pada cinta pada pandangan pertama (biasa disebut infatuasi), atau pada ketertarikan fisik yang biasanya mudah hilang. Biasanya ini muncul karena adanya pengalaman keterbangkitan gairah tanpa adanya keintiman atau komitmen Infatuasi ini dapat muncul secara cepat dan menghilang dengan cepat pula. Infatuasi secara umum diperlihatkan dengan adanya keterbangkitan psikofisiologis dan tanda-tanda fisik seperti detak jantung yang meningkat, atau bahkan jantung yang beredar keras, peningkatan sekresi hormon dan adanya ereksi pada organ genital.

  3. Empty love

    Bentuk cinta dimana yang ada hanya elemen komitmen tanpa gairah dan Keintiman. Biasanya ditemukan pada pasangan yang telah menikah dalam waktu yang panjang (misalnya pada pasangan usia lanjut). Ini adalah bentuk cinta dimana hubungan tersebut telah menemukan kejenuhan. Hubungan tersebut telah berjalan beberapa tahun namun masing-masing telah kehilangan keterlibatan emosional satu sama lain dan juga tidak ada lagi ketertarikan fisik di antara mereka. Di beberapa masyarakat, jenis cinta ini berada di akhir dari sebuah hubungan jangka panjang. Namun di masyarakat tertentu, jenis cinta ini justru merupakan awal dari sebuah hubungan jangka panjang. Individu memulainya dengan perkawinan dan artinya memulai hubungan dengan sebuah komitmen dan berharap hubungan tersebut akan diikuti dan dipenuhi dengan gairah dan keintiman dan dari situlah hubungan tersebut dimulai.

  4. Romantic Love

    Bentuk cinta dimana di dalamnya terdapat komponen keintiman dan gairah yang kuat tanpa adanya komitmen. Biasa terdapat pada orang-orang yang berpacaran. Pada bentuk cinta ini, pasangan tersebut tidak hanya saling tertarik secara fisik tetapi ada keterikatan emosional di antara keduanya.

  5. Companionate Love

    Hubungan jangka panjang yang tidak melibatkan unsur gairah, hanya ada komponen keintiman dan komitmen. Biasanya terdapat pada hubungan persahabatan. Jenis hubungan ini adalah hubungan yang jangka panjang, pertemanan yang memiliki komitmen, hubungan pernikahan yang ketertarikan fisik di antaranya sudah pudar.

  6. Fatous Love

    Bentuk cinta yang di dalamnya terdapat komponen gairah dan komitmen namun tanpa keintiman. Biasa terdapat hubungan suami istri yang sudah kehilangan keintimannya. Jenis cinta ini terjadi jika pasangan saling berkomitmen satu sama lainnya dengan dasar adanya gairah dia antara mereka tapa ada munculnya keintiman. Jika gairah yang muncul terjadi dengan cepat, dan tidak ada munculnya keintiman untuk selanjutnya, maka hubungan yang didasarkan pada bentuk cinta ini tidak akan bertahan lama.

  7. Consummate Love

    Bentuk cinta yang didalamnya terdapat semua komponen, baik keintiman, gairah maupun komitmen dalam proporsi yang seimbang. Bentuk cinta ini merupakan bentuk yang ideal oleh sebab itu orang berusaha untuk mendapatkannya.

  8. Non Love

    Merupakan bentuk hubungan dimana tidak satupun dari ketiga komponen cinta yang telah dikemukakan muncul. Ini terjadi pada banyak hubungan yang sederhana, dimana yang terjadi hanya interaksi biasa tanpa adanya cinta bahkan rasa suka.

Menurut Stenberg, setiap komponen pada setiap individu berbeda tingkatannya. Cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen tersebut berada pada proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah itu berlanjut pada komponen gairah yang disertai komitmen yang lebih besar, misalnya melalui pernikahan.

Berikut beberapa macam cinta yang biasanya dialami oleh para remaja,

  • Gaya cinta storage.

    Gaya cinta ini merupakan gambaran gaya cinta yang lekat akan persahabatan. Gaya cinta ini sesuai dengan masa remaja. pada masa remaja muncul dorongan dari diri remaja untuk hidup dan muncul kebutuhan akan teman yang dapat memahami dan menolongnya. Para remaja membutuhkan teman yang dapat turut merasakan suka dan duka yang mereka alami (Agustiani, 2009). Remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebaya mereka.mereka akan merasa nyaman jika berada dalam kelompok teman sebaya mereka. Setelah kebutuhan relasi pertemanan sudah terpenuhi kemudian barulah mereka memenuhi kebutuhan kelekatan dan kebutuhan seksual.

  • Gaya cinta agape.

    Gaya cinta ini mengutamakan pengorbanan dan kepercayaan terhadap pasangan. Dalam salah satu kasus perkembangan psikososial intimacy, remaja mengalami perubahan penting yaitu kemampuan untuk menjalin kedekatan dengan orang lain khususnya teman sebaya. Pertemuan muncul pertama kali dengan melibatkan keterbukaan, kejujuran, loyalitas, dan kepercayaan. Kencan menjadi penting sebagai konsekuensi kemampuan mereka dalam menjalin hubungan melalui kepercayaan dan cinta (Agustiani, 2009). Remaja melakukan hubungan seksual yaitu suka sama suka sebanyak 75,8% dan 6,1% karena dibohongi (Soejoeti, 2001). Pada saat si pacar meminta dan membujuk pasangannya agar mau melakukan hubungan seksual pasangannya akan menuruti keinginan si pacar karena ada rasa percaya, pengorbanan yang tinggi sehingga mau melakukan apapun demi pasangannya. Motivasi remaja melakukan hubungan seksual berasal dari bujukan atau permintaan pacar (Musthofa, 2010).

  • Gaya cinta Ludus

    Gaya cinta ludus merupakan gaya cinta yang ditandai dengan menikmati permainan cinta dan memenangkannya. Hubungan dengan cinta seperti ini tidah mampu bertahan lama, akan berakhir ketika pasangannya merasa bosan dan terlalu serius. Dalam masa ini remaja mencoba untuk mencari jati diri. Kerap kali remaja bergonta ganti pacar sebagai cara mereka untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka. Tetapi mereka akan segera mengahiri hubungan pacaran ketika sang pacar mulai meminta untuk menjalani hubungan yang lebih serius karena masa remaja merupakan masa peralihan yang syarat akan berbagai perubahan dalam dirinya. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan lebih menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggungjawab pada akibat dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut (Nurihsan & Agustin, 2011).

  • Gaya cinta eros.

    Gaya cinta eros memiliki ciri mudah tertarik dan jatuh cinta pada pandangan pertama tanpa mempertimbangkan latarbelakang. Remaja memiliki perkembangan emosi yang tidak menentu. Remaja lebih mendahulukan pemikiran emosional daripada pemikiran yang rasional. Dengan pemikiran emosional mereka akan cenderung lebih ceroboh dan tergesah-gesah dalam memilih pacar (Nurihsan & Agustin, 2011).

  • Gaya cinta mania.

    Gaya cinta mania ditandai dengan pengalaman emosional. Perasaannya mudah berubah - ubah dari yang sangat bahagia bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih dan putus asa, mudah cemburu dan takut tersisih. Ketika pacar tidak sedang bersama mereka, mereka akan selalu memantau keberadaan dan tingkahlaku pacar mereka. Mereka akan selalu ingin tahu kagiatan yang dilakukan pacar mereka. Remaja merupakan saat dimana mereka memiliki emosi yang tidak stabil menyebabkan perasaan mereka berubah-ubah setiap waktu. Remaja akan hidup berdasarkan pandangan mereka sendiri. Remaja memiliki pandangan yang tidak realistik. Pandangan yang tidak realistik tidak hanya mereka terapkan kepada diri mereka sendiri melainkan juga kepada orang lain. Remaja akan mudah sakit hati dan kecewa ketika orang lain meninggalkan atau mengecewakannya atau kalau dia tidak dapat mencapai apa yang diinginkannya.(Nurihsan & Agustin, 2011).

  • Gaya cinta pragmatik

    Gaya cinta ini merupakan gaya cinta yang paling jarang terjadi pada saat remaja. Gaya cinta ini memiliki ciri lebih mengutamakan pemikiran secara logika tentang kehidupan dimasa depan. Gaya cinta ini memikirkan secara matang sebelum memilih seseorang sebagai pasangannya. Dalam perkembangan kognitif remaja berada pada tahap formal operation suatu tahap dimana seseorang memiliki kemampuan berfikir secara abstrak. Pada tahap ini remaja mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Kemampuan kognitif yang terjadidapat dilihat dari kemampuan remaja untuk berfikir secara logis. Mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan dimasa depan (Jahja, 2011).

Pada dasarnya, biasanya pada setiap diri remaja terjadi gaya cinta kombinasi dimana merupakan gaya cinta campuran dari gaya cinta diatas. Setiap orang memiliki gaya cinta masing-masing. Beberapa orang memiliki gaya cinta murni tetapi ada juga sebagian yang memiliki gaya cinta kombinasi/campuran.

Menurut John Alan Lee cinta memiliki 3 jenis gaya cinta yang utama dan 3 jenis gaya cinta sekunder. Tiga jenis gayacinta primer adalah eros, ludus, dan storge. Sedangkan tiga jenis gaya cinta sekunder adalah mania, pragma, dan agape. Gaya cinta sekunder merupakan perpaduan antara gaya cinta primer.

Gaya cinta mania merupakan perpaduan antara gaya cinta eros dan gaya cinta ludus. Gaya cinta pragma adalah gaya cinta sebagai hasil perpaduan gaya cinta ludus dan storge. Sedangkan gaya cinta agape adalah perpaduan gaya cinta eros dan gaya cinta storge (Neto, 2012).

Perempuan memiliki skor tinggi pada pengungkapan empati dan dukungan emosional bagi orang lain di bandingkan dengan laki – laki. Sifat dan sikap demikian tercermin dalam gaya cinta storage yang mengutamakan perhatian terhadap pasangan (Neto, 2012).

Pria lebih cenderung pada gaya cinta erotic, cinta permainan dan agape sedangkan perempuan cenderung pada gaya cinta storage, mania dan pragmatic ( Frazier & Esterly, 1990)

Sternberg (2009) menyebutkan bahwa kombinasi dari ketiga komponen cinta tersebut akan menghasilkan jenis-jenis cinta yang berbeda. Jenis-jenis cinta ini memiliki perbedaan dalam jumlah komponen yang terlibat dan komponen mana yang menyusunnya. Jenis-jenis cinta tersebut yaitu:

  1. Tidak Ada Cinta ( Non Love )
    Merupakan jenis hubungan yang terjadi jika tidak terdapat satupun dari ketiga komponen cinta yang ada. Ini terjadi pada hubungan yang sederhana dan yang terjadi hanya interaksi biasa tanpa ada cinta. Contoh: perkenalan.
    image

  2. Menyukai ( Liking )
    Jenis cinta yang hanya memiliki komponen keintiman, tanpa gairah dan komitmen. Terdapat pada hubungan yang berciri pertemanan. Seseorang akan merasakan kedekatan, saling terikat dan nyaman tanpa adanya gairah maupun komitmen untuk membentuk hubungan jangka panjang.

  3. Cinta nafsu ( Infatuation love )
    Hanya memiliki komponen gairah tanpa ada komponen keintiman dan komitmen, biasanya merupakan cinta yang terjadi pada pandangan pertama. Jenis cinta ini dapat muncul secara cepat dan menghilang dengan cepat pula. Cinta nafsu dicirikan dengan adanya keterbangkitan psikofisiologis dan tanda-tanda fisik seperti detak jantung meningkat, jantung berdebar keras, peningkatan sekresi hormon dan adanya ereksi alat genital (penis atau klitoris).

  4. Cinta Hampa ( Empty love )
    Jenis cinta ini hanya didasarkan pada komponen komitmen tanpa ada komponen keintiman dan gairah. Biasanya terdapat pada pasangan yang telah lama menikah dalam waktu yang panjang, misalnya: terjadi pada pasangan usia lanjut. Pada jenis cinta ini, pasangan kehilangan keterlibatan emosional satu sama lain dan juga tidak ada lagi daya tarik fisik. Di masyarakat tertentu, jenis cinta ini berada diakhir hubungan jangka panjang. Namun di masyarakat lain, jenis cinta ini mungkin merupakan tahap pertama dari sebuah hubungan jangka panjang. Misalnya, individu memulai perkawinan dengan komitmen untuk mencintai satu sama lain atau mencoba mencintai satu sam lain.
    image

  5. Cinta Romantis (Romantic love)
    Jenis cinta ini merupakan kombinasi antara komponen keintiman dan gairah, tetapi tidak memiliki komponen komitmen. Sehingga pasangan yang jatuh cinta romantis ini merasakan saling tertarik secar fisik dan terikat secara emosional, tetapi tidak mengharapkan hubungan jangka panjang (pernikahan).

  6. Cinta persahabatan (Companionate love)
    Merupakan hasil kombinasi dari komponen keintiman dan komitmen tanpa adanya komponen gairah. Jenis cinta ini pada dasarnya merupakan pertemanan berkomitmen kuat, bersifat jangka panjang, dan dalam hubungan perkawinan yang lama ketertarikan fisik tidak akan menggairahkan lagi.

  7. Cinta buta (Fatous love)
    Merupakan hasil kombinasi dari komponen gairah dan komitmen tetapi tidak memiliki komponen keintiman. Cinta ini sulit untuk dipertahankan karena kurang adanya aspek emosi antar pasangan.

  8. Cinta sejati (Consummate love)
    Cinta sejati atau cinta sempurna merupakan cinta yang tersusun atas komponen keintiman, gairah, dan komitmen. Jenis cinta ini merupakan jenis cinta yang ideal sehingga setiap individu berusaha untuk mendapatkannya. Cinta jenis ini dapat dijumpai dalam hubungan cinta orang dewasa atau hubungan antara orang tua dan anak (Sears, 2009). Namun Sternberg (2009) mengungkapkan bahwa hal ini serupa dengan menurunkan berat badan yang mudah dilakukan dalam waktu sesaat, tetapi sulit untuk mempertahankan sepanjang waktu. Maka Sternberg (dalam Yudisia, 2013) mewanti-wanti bahwa memperoleh consummate love mungkin mudah, tetapi mempertahankannya yang sulit. Sehingga salah satu cara yang harus diperhatikan adalah mengimplementasikan masing- masing komponen cinta baik keintiman, gairah, komitmen dalam bentuk ekspresi dan aksi nyata. Sternberg (dalam Yudisia, 2013) mengatakan bahwa tanpa ekspresi dan aksi cinta yang besarpun dapat mati.

Menurut (Lemieux, R., & Hale, J. L., 2002), mengatakan ada 3 komponen cinta yaitu intimacy, passion, commitment memiliki hubungan yang signifikan dengan lamanya hubungan.

1. Komponen cinta intimacy atau keintiman.
Intimacy merupakan elemen emosional dimana meliputi perasaan yang menujukkan adanya kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan secara emosional kepada pasangan. Intimacy juga meliputi perasaan yang menimbulkan kehangatan dalam hubungan percintaan.

2. Passion atau gairah,
dimana merupakan elemen dipenuhi hasrat yang mengacu pada romantisme, ketertarikan secara fisik dan seksual dalam hubungan cinta.

3. Commitment
Komitemen merupakan elemen kognitif dari cinta yang dalam jangka pendek mengacu pada keputusan seseorang untuk mencintai pasangannya dan untuk jangka panjang mengacu pada komitmen seseorang untuk menjaga serta mempertahankan cintanya. Komitmen sangat berperan penting dalam penentuan apakah hubungan suami istri berlangsung lama atau tidak.

sumber :
Lemieux, R., & Hale, J. L. (2002). Cross-sectional analysis of intimacy, passion, and commitment: Testing the assumptions of the triangular theory of love. Psychological Reports, 90(3), 1009-1014